Bandarlampung (ANTARA) - Satu tahun telah terlewati dengan begitu cepat, dan tinggal beberapa jam lagi mungkin kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada tahun 2022 dan menyambut datangnya tahun 2023.

Ucapan selamat tinggal itu bukanlah berarti melupakan ragam hal yang telah di lewati selama setahun terakhir, melainkan dalam menyongsong tahun yang baru, peristiwa masa lampau haruslah diposisikan sebagai petunjuk dan pembelajaran untuk menyambut ragam tantangan dengan semangat optimisme di tahun selanjutnya.

Optimisme menyambut datangnya 2023  mulai terasa. Atmosfer kegembiraan, girang, tawa dan canda mulai dirasakan di Lampung khususnya di Kota Bandarlampung yang merupakan ibukota provinsi yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangannya Pulau Sumatera.

Meski di tengah cuaca yang sedikit muram dengan rintik hujan yang terus membelai setiap orang yang keluar dari kediamannya dan membasahi jalan raya, tapi tidaklah menyurutkan kegembiraan dan antusias masyarakat untuk menunggu jarum jam berdentang tepat pukul 00.00 WIB.

Sukacita masyarakat menyambut tahun baru juga mulai terlihat diberbagai titik kota. Dari pesisir tempat tinggalnya para nelayan, tepatnya di daerah Teluk Betung hingga di tengah kota dibalik hutan beton, di dalam gang-gang sempit perumahan, hingga di jalan protokol yang terlihat ramai oleh masyarakat berlalu lalang di tengah malam.

Kebul asap yang membumbung disertai aroma sedap dari bakaran jagung, ikan, ayam panggang yang telah teroles oleh bumbu rempah terendus serta memanjakan indra penciuman setiap orang yang melewati di setiap pekarangan rumah warga.

Tak hanya itu ragam bunyi-bunyian kembang api meletup-letup yang diuji coba beberapa buah untuk diletuskan dan berpijar di kegelapan untuk menghiasi malam pergantian tahun, hingga suara musik karaoke yang di putar warga ikut memeriahkan akhir tahun 2022 ini. Suasana di daerah pesisir Kota Bandarlampung saat malam pergantian tahun. Bandarlampung, Sabtu (31/12/2022). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
Sukacita, kegembiraan, dan kemeriahan malam tahun baru kali ini menjadi salah satu bentuk optimisme dan harapan dari masyarakat yang selama tiga tahun terakhir harus bergelut, berpeluh dan berlinang air mata, karena menghadapi pandemi COVID-19 yang datang secara tiba-tiba. Meski saat ini pandemi belum usai,  namun perbaikan keadaan mulai terlihat.

Terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2022 tentang pernyataan diberhentikannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga menjadi salah satu pendongkrak optimisme masyarakat untuk kembali memulihkan beragam sektor, meski dengan tetap penuh kehati-hatian agar kasus COVID-19 tidak kembali melonjak serta meluluhlantahkan berbagai sektor kehidupan yang kini mulai berangsur membaik.

Sebagai gambaran, perekonomian Provinsi Lampung yang terdiri dari 13 kabupaten dan 2 kota pada triwulan II 2022, berdasarkan data BI, meningkat dengan kuat. Peningkatan kinerja didukung oleh mobilitas masyarakat yang terakselerasi pada periode Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1443 H di tengah pandemi COVID-19 yang semakin terkendali. 

Secara umum, perekonomian Lampung pada triwulan II 2022 tumbuh sebesar 5,22 persen (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2022 yang tumbuh 2,85 persen (yoy). Realisasi pertumbuhan ini juga tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan 5,12 persen (yoy) pada triwulan II 2021.

Sementara itu, ekonomi Lampung triwulan III-2022 tumbuh 3,91 persen (yoy), dan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Lampung sampai dengan triwulan III-2022 dibanding periode yang sama di tahun 2021 tumbuh sebesar 4.02 persen. Namun, jika dibandingkan dengan triwulan II-2022, ekonomi Provinsi Lampung triwulan III-2022 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 0,84 persen.

Optimisme akan pulihnya perekonomian masyarakat di daerah Lampung, cukup dirasakan, utamanya  pada sektor perdagangan dan pariwisata. Meski harus berjalan dengan tertatih, namun tetap konsisten bergeliat, terutama menjelang malam pergantian tahun baru.

Pedagang dadakan yang menjual kembang api, terompet, jagung, arang, hingga ikan ataupun ayam tersebar di berbagai jalan protokol di Kota Bandarlampung,  telah dipenuhi masyarakat yang membeli, untuk merayakan malam pergantian tahun.  Peristiwa musiman ini tanpa sadar pun selain membawa berkah kepada pedagang musiman, juga ikut berkontribusi menghidupkan perekonomian masyarakat, meski hanya terjadi dalam satu tahun sekali.

"Cukup ramai tahun ini di banding tahun lalu. Bahkan sempat kebingungan karena kehabisan stok ikan segar, sebab banyak yang mencari sedangkan nelayan banyak yang tidak melaut karena cuaca buruk. Untuk sekali jualan hari ini lumayan juga pendapatannya. Bisa jadi modal untuk jualan sembako besok selepas malam tahun baru," ujar salah seorang penjual musiman, Sunaryo.

Menurut dia, dengan tingginya antusias masyarakat untuk melakukan kegiatan jual beli menjadikan stimulan bagi pedagang untuk terus bertahan serta menjalankan roda perekonomian pada awal tahun 2023. 

"Kalau ramai pembeli seperti ini kita pedagang juga jadi semangat berjualan. Semoga di tahun yang baru ini menjadi awal semua menjadi lebih baik lagi setelah kita belajar bertahan selama beberapa tahun ini," tambahnya.

Tak hanya di sektor perdagangan, optimisme menyambut datangnya tahun yang baru juga terlihat di sektor pariwisata dimana hotel-hotel kembali terisi dan dihampiri pengunjung untuk menyambut pergantian tahun.

Lalu, objek-objek wisata yang beberapa waktu lalu sempat sepi menunggu kehadiran wisatawan yang datang dari berbagai daerah untuk melepaskan penat serta menikmati indahnya alam buatan Sang Pencipta, kini mulai ramai kembali.

Bus-bus pariwisata, mobil-mobil pribadi hingga sepeda motor yang berasal dari berbagai daerah di luar Lampung yang mulai berjejalan memasuki destinasi wisata bahari, yang memang menjadi andalan Sai Bumi Ruwa Jurai.  

Bergeliatnya aktivitas masyarakat di akhir tahun serta keceriaan menyambut datangnya tahun baru, diharapkan menjadi  penyemangat tumbuhnya optimisme untuk terus bertahan memperjuangkan perputaran roda perekonomian, kendati harus dihadapi dengan bekerja keras bersama-sama.



 

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024