Bandarlampung (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) berjanji untuk mencarikan solusi guna memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani ubi kayu di Lampung.
"Mengenai permasalahan pupuk bagi petani singkong ini akan menjadi agenda pembahasan kita ke depan," ujar Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat menghadiri gerak aksi ketahanan pangan di Lampung Timur, Kamis.
Ia mengatakan dalam merespon masukan dari para petani ubi kayu pihaknya pun akan berusaha mencari solusi terbaik agar produktivitas petani singkong tidak terganggu. "Kami akan berusaha mencari jalan keluar terbaik untuk petani singkong," ucap dia.
Menurut dia salah satu upaya awal yang dilakukan untuk membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan pupuk, akan dilakukan pendampingan melalui program Makmur.
"Telah ada kebijakan dari pemerintah diarahkan untuk bekerja sama dengan holding company sektor pupuk yang ada, di sini mungkin oleh Pusri melalui program pendampingan intensif Program Makmur," katanya.
Ia menjelaskan Lampung sebagai daerah lumbung pangan diharapkan pula dapat menjaga produktivitas pertaniannya untuk menyokong pasokan pangan yang ada.
"Masukan yang diterima ini akan segera direalisasikan, Lampung ini punya tanaman pangan, sarana pertanian lengkap juga. Ini mungkin kalau bisa menjadi wilayah binaan, jadi produktivitas komoditas pertanian harus terus dijaga," tambahnya.
Tanggapan lain dikatakan oleh Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim.
"Kami mengusulkan agar pupuk terutama bagi petani singkong dapat ditambah karena produksi singkong terbesar ada di sini," katanya.
Selanjutnya ia berharap produksi bibit berkualitas juga dapat meningkat dengan adanya pendampingan yang intensif.
"Di sini lahan produksi pertanian cukup besar dan sumber bibitnya juga banyak dari sini, jadi harapannya agar produksi bibit dapat ditingkatkan dengan adanya pendampingan intensif," ujar dia.
Provinsi Lampung menjadi salah satu daerah yang dikenal kaya akan potensi pertanian secara luas serta memiliki keunggulan. Dimana Lampung merupakan penghasil padi nomor enam secara nasional, jagung peringkat tiga secara nasional dan ubi kayu peringkat pertama nasional dengan produksi ubi kayu di tahun 2021 adalah sebesar 6,1 juta ton.
Diketahui Lampung sebagai salah satu daerah penghasil ubi kayu memiliki luasan lahan singkong mencapai 366.830 hektar. Lahan ubi kayu terbesar di Lampung itu berada di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, lalu diikuti dengan Lampung Utara 53.994 hektare, dan Lampung Timur seluas 49.000 hektare.
Sebelumnya pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian sebagai bentuk penyesuaian anggaran pupuk yang terbatas.
Disebutkan, jumlah komoditas yang mendapat subsidi pupuk pun berkurang menjadi sembilan tanaman dari yang sebelumnya sekitar 70 komoditas. Sembilan komoditas ini masuk dalam tiga subsektor pertanian yaitu tanaman pangan untuk padi, jagung, dan kedelai, subsektor hortikultura untuk tanaman cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan subsektor perkebunan untuk tanaman tebu rakyat, kakao, dan kopi.
"Mengenai permasalahan pupuk bagi petani singkong ini akan menjadi agenda pembahasan kita ke depan," ujar Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat menghadiri gerak aksi ketahanan pangan di Lampung Timur, Kamis.
Ia mengatakan dalam merespon masukan dari para petani ubi kayu pihaknya pun akan berusaha mencari solusi terbaik agar produktivitas petani singkong tidak terganggu. "Kami akan berusaha mencari jalan keluar terbaik untuk petani singkong," ucap dia.
Menurut dia salah satu upaya awal yang dilakukan untuk membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan pupuk, akan dilakukan pendampingan melalui program Makmur.
"Telah ada kebijakan dari pemerintah diarahkan untuk bekerja sama dengan holding company sektor pupuk yang ada, di sini mungkin oleh Pusri melalui program pendampingan intensif Program Makmur," katanya.
Ia menjelaskan Lampung sebagai daerah lumbung pangan diharapkan pula dapat menjaga produktivitas pertaniannya untuk menyokong pasokan pangan yang ada.
"Masukan yang diterima ini akan segera direalisasikan, Lampung ini punya tanaman pangan, sarana pertanian lengkap juga. Ini mungkin kalau bisa menjadi wilayah binaan, jadi produktivitas komoditas pertanian harus terus dijaga," tambahnya.
Tanggapan lain dikatakan oleh Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim.
"Kami mengusulkan agar pupuk terutama bagi petani singkong dapat ditambah karena produksi singkong terbesar ada di sini," katanya.
Selanjutnya ia berharap produksi bibit berkualitas juga dapat meningkat dengan adanya pendampingan yang intensif.
"Di sini lahan produksi pertanian cukup besar dan sumber bibitnya juga banyak dari sini, jadi harapannya agar produksi bibit dapat ditingkatkan dengan adanya pendampingan intensif," ujar dia.
Provinsi Lampung menjadi salah satu daerah yang dikenal kaya akan potensi pertanian secara luas serta memiliki keunggulan. Dimana Lampung merupakan penghasil padi nomor enam secara nasional, jagung peringkat tiga secara nasional dan ubi kayu peringkat pertama nasional dengan produksi ubi kayu di tahun 2021 adalah sebesar 6,1 juta ton.
Diketahui Lampung sebagai salah satu daerah penghasil ubi kayu memiliki luasan lahan singkong mencapai 366.830 hektar. Lahan ubi kayu terbesar di Lampung itu berada di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, lalu diikuti dengan Lampung Utara 53.994 hektare, dan Lampung Timur seluas 49.000 hektare.
Sebelumnya pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian sebagai bentuk penyesuaian anggaran pupuk yang terbatas.
Disebutkan, jumlah komoditas yang mendapat subsidi pupuk pun berkurang menjadi sembilan tanaman dari yang sebelumnya sekitar 70 komoditas. Sembilan komoditas ini masuk dalam tiga subsektor pertanian yaitu tanaman pangan untuk padi, jagung, dan kedelai, subsektor hortikultura untuk tanaman cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan subsektor perkebunan untuk tanaman tebu rakyat, kakao, dan kopi.