Tarakan (ANTARA) - KRI Badik-623 menyelamatkan sembilan Anak Buah Kapal (ABK) KLM Karya Sejati asal Palu yang dikabarkan mengalami kecelakaan laut di perairan Selat Makassar, Selasa (11/10).
"Sebanyak sembilan orang tersebut berhasil dievakuasi pada Jumat oleh KRI Badik yang tengah melakukan patroli Balak Samudra, sehingga langsung melakukan penyelamatan," kata Wakil Komandan Lantamal XIII Tarakan Kolonel Marinir David Candra Viasco, di Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat.
Sebelumnya, sembilan ABK tersebut telah diselamatkan dan dievakuasi oleh Kapal MV BW Paris, kapal tersebut merupakan kapal Singapura.
“Sembilan orang tersebut menggunakan life afract, sehingga masih bisa bertahan di tengah laut meskipun terombang ambing,” katanya pula.
Adapun penyelamatan ini, karena adanya pertukaran informasi antara mission officer di Singapura dengan Pusat Komando dan Pengendalian Koarmada II yang ada di Surabaya. Selanjutnya Panglima Koarmada II memerintahkan KRI Badik untuk mengevakuasi sembilan ABK tersebut.
Ia menambahkan kecelakaan ini bermula dari terjadinya kebocoran pada kapal tersebut pukul 05.00 WITA pada 11 Oktober 2022.
"Kemudian sembilan ABK tersebut dibawa ke KRI ke Lanal Tolitoli dalam kondisi selamat. Ada satu tidak sadarkan diri kemungkinan dehidrasi, tapi sisanya masih bisa berkomunikasi," kata David.
Saat berlayar diketahui Kapal KLM mengangkut barang-barang dari Palu menuju rute selanjutnya. Hingga saat ini belum diketahui secara jelas tujuan dari KLM itu.
Diperkirakan, evakuasi sembilan ABK ini tiba di Tolitoli pada pukul 09.00 WITA Jumat pagi. Sebenarnya, Pelabuhan Lantamal XIII Tarakan siap menerima evaluasi korban tersebut namun pertimbangan waktu dan jarak tempuh menjadi alasan KRI melabuhkan korban di Pelabuhan Tolitoli.
"Rumahnya mereka di sana, ada orang Makassar juga, evakuasi itu pukul 23.00 WITA sampai pukul 24.00 dini hari, kemudian sampai ke Tolitoli pukul 08.30 WITA," kata David.
"Sebanyak sembilan orang tersebut berhasil dievakuasi pada Jumat oleh KRI Badik yang tengah melakukan patroli Balak Samudra, sehingga langsung melakukan penyelamatan," kata Wakil Komandan Lantamal XIII Tarakan Kolonel Marinir David Candra Viasco, di Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat.
Sebelumnya, sembilan ABK tersebut telah diselamatkan dan dievakuasi oleh Kapal MV BW Paris, kapal tersebut merupakan kapal Singapura.
“Sembilan orang tersebut menggunakan life afract, sehingga masih bisa bertahan di tengah laut meskipun terombang ambing,” katanya pula.
Adapun penyelamatan ini, karena adanya pertukaran informasi antara mission officer di Singapura dengan Pusat Komando dan Pengendalian Koarmada II yang ada di Surabaya. Selanjutnya Panglima Koarmada II memerintahkan KRI Badik untuk mengevakuasi sembilan ABK tersebut.
Ia menambahkan kecelakaan ini bermula dari terjadinya kebocoran pada kapal tersebut pukul 05.00 WITA pada 11 Oktober 2022.
"Kemudian sembilan ABK tersebut dibawa ke KRI ke Lanal Tolitoli dalam kondisi selamat. Ada satu tidak sadarkan diri kemungkinan dehidrasi, tapi sisanya masih bisa berkomunikasi," kata David.
Saat berlayar diketahui Kapal KLM mengangkut barang-barang dari Palu menuju rute selanjutnya. Hingga saat ini belum diketahui secara jelas tujuan dari KLM itu.
Diperkirakan, evakuasi sembilan ABK ini tiba di Tolitoli pada pukul 09.00 WITA Jumat pagi. Sebenarnya, Pelabuhan Lantamal XIII Tarakan siap menerima evaluasi korban tersebut namun pertimbangan waktu dan jarak tempuh menjadi alasan KRI melabuhkan korban di Pelabuhan Tolitoli.
"Rumahnya mereka di sana, ada orang Makassar juga, evakuasi itu pukul 23.00 WITA sampai pukul 24.00 dini hari, kemudian sampai ke Tolitoli pukul 08.30 WITA," kata David.