Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan peranan perempuan nelayan Lampung menjadi salah satu pendorong terbentuknya perikanan rajungan yang lestari dan berkelanjutan.
"Untuk mewujudkan pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan, ini memang membutuhkan peran serta para perempuan nelayan. Dan harapannya ini dapat terus berkelanjutan," ujar Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Senin.
Ia menjelaskan, perikanan rajungan telah mendukung mata pencaharian bagi 4.000 nelayan dan 1.000 orang lainnya yang mayoritas perempuan, yang bekerja sebagai pemilah dan pengolah rajungan.
"Untuk mencapai visi Provinsi Lampung sebagai penghasil rajungan terbaik di Indonesia pada 2022, melalui pengelolaan bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat, KPPRB telah melaksanakan berbagai macam pendekatan, termasuk pembentukan kelompok perempuan dan menyadarkan akan pentingnya pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan," katanya.
Dia melanjutkan, perempuan nelayan Lampung juga menjadi salah satu komponen pembangun ekonomi kerakyatan.
"Ekonomi kerakyatan yang jadi penggerak utamanya adalah perempuan nelayan yang terlibat dalam proses pasca panen dan pengolahan limbah. Serta adanya kesenjangan sosial ekonomi, menjadikan para perempuan nelayan jadi kelompok rentan dan terdampak dari praktik tata kelola perikanan rajungan yang belum berkelanjutan," ucapnya.
Menurutnya, dengan adanya hal tersebut dibutuhkan sinergi antarlembaga untuk memberdayakan dan melakukan pelatihan bagi para perempuan nelayan Lampung, salah satunya melalui pelatihan pengolahan produk dan limbah rajungan serta pelatihan fotografi bagi para wanita nelayan.
Hal tersebut juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif PVI Tri Soekirman.
"Di awal program Photovoices, para peserta menentukan isu-isu yang akan mereka dalami selama program berlangsung. Selain isu perikanan rajungan, mereka juga membahas masalah ekosistem mangrove, akses terhadap air bersih, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Seiring berjalannya kegiatan, peserta semakin menyadari pentingnya peranan dan kontribusi mereka dalam mendorong perikanan berkelanjutan serta perlindungan ekosistem mangrove,” katanya.
"Untuk mewujudkan pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan, ini memang membutuhkan peran serta para perempuan nelayan. Dan harapannya ini dapat terus berkelanjutan," ujar Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Senin.
Ia menjelaskan, perikanan rajungan telah mendukung mata pencaharian bagi 4.000 nelayan dan 1.000 orang lainnya yang mayoritas perempuan, yang bekerja sebagai pemilah dan pengolah rajungan.
"Untuk mencapai visi Provinsi Lampung sebagai penghasil rajungan terbaik di Indonesia pada 2022, melalui pengelolaan bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat, KPPRB telah melaksanakan berbagai macam pendekatan, termasuk pembentukan kelompok perempuan dan menyadarkan akan pentingnya pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan," katanya.
Dia melanjutkan, perempuan nelayan Lampung juga menjadi salah satu komponen pembangun ekonomi kerakyatan.
"Ekonomi kerakyatan yang jadi penggerak utamanya adalah perempuan nelayan yang terlibat dalam proses pasca panen dan pengolahan limbah. Serta adanya kesenjangan sosial ekonomi, menjadikan para perempuan nelayan jadi kelompok rentan dan terdampak dari praktik tata kelola perikanan rajungan yang belum berkelanjutan," ucapnya.
Menurutnya, dengan adanya hal tersebut dibutuhkan sinergi antarlembaga untuk memberdayakan dan melakukan pelatihan bagi para perempuan nelayan Lampung, salah satunya melalui pelatihan pengolahan produk dan limbah rajungan serta pelatihan fotografi bagi para wanita nelayan.
Hal tersebut juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif PVI Tri Soekirman.
"Di awal program Photovoices, para peserta menentukan isu-isu yang akan mereka dalami selama program berlangsung. Selain isu perikanan rajungan, mereka juga membahas masalah ekosistem mangrove, akses terhadap air bersih, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Seiring berjalannya kegiatan, peserta semakin menyadari pentingnya peranan dan kontribusi mereka dalam mendorong perikanan berkelanjutan serta perlindungan ekosistem mangrove,” katanya.