Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melepas penerbangan pertama (Inaugural Flight) Pelita Air yang melayani rute Jakarta dari Terminal III Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, pada Kamis (28/4).
Erick mengatakan, potensi penerbangan domestik di Indonesia sangat besar, Pelita Air Service sebagai anak usaha BUMN harus memfokuskan diri menjadi salah satu tulang punggung untuk pembangunan industri penerbangan domestik.
“Ini merupakan potensi market yang sangat besar yang harus dimanfaatkan. Kita tidak mau market Indonesia yang besar ini juga menjadi monopoli atau oligopoli, harus sejalan dengan nafas ekonomi bangsa ini yaitu ekonomi yang merata dan mensejahterakan,” kata Erick dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, Pelita harus menjadi bagian dari paradigma baru untuk menyehatkan industri penerbangan Indonesia, dan harus dikelola dengan good corporate government secara transparan dengan fokus market domestik.
Erick juga mengingatkan pentingnya integrasi holding pariwisata BUMN agar bisa memastikan layanan maksimal, dengan infrastruktur yang dimiliki saat ini seperti Airport dan diintegrasikan dengan penerbangan domestik, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di daerah.
“Dengan niat baik hari ini, Pelita bisa terbang tinggi. Pelita juga akan menjadi perusahaan domestik yang bisa bersaing secara global,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelita Air Service (PAS), Dendy Kurniawan mengungkapkan bahwa selama ini PAS telah memiliki pengalaman melayani penerbangan charter, dari kepresidenan, kementerian/lembaga dan swasta, terutama industri Migas nasional.
Dengan reputasi dan pengalaman tersebut, PAS memperluas usahanya dengan melayani penerbangan komersial berjadwal rute Jakarta-Bali-Jakarta menggunakan pesawat Airbus A320-200 berkapasitas 180 tempat duduk.
“Tentunya penerbangan hari ini akan segera disusul dengan penerbangan frekuensi tambahan penerbangan selanjutnya ke destinasi-destinasi baru yang ada di Indonesia,” kata Dendy.
Menurut Dendy, langkah Pelita Air dalam penerbangan regular berjadwal tersebut tidak terlepas dari dukungan para pemangku kepentingan.
Ia mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Perhubungan yang telah mengeluarkan sertifikat layak terbang, juga Kementerian BUMN dan PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha.
“Saya mengajak semua pihak terkait untuk sama-sama mendukung dan memajukan Pelita Air, sehingga Pelita Air dapat terus berkembang untuk memberikan kontribusi signifikan pada industri penerbangan nasional,” pungkas Dendy.
Erick mengatakan, potensi penerbangan domestik di Indonesia sangat besar, Pelita Air Service sebagai anak usaha BUMN harus memfokuskan diri menjadi salah satu tulang punggung untuk pembangunan industri penerbangan domestik.
“Ini merupakan potensi market yang sangat besar yang harus dimanfaatkan. Kita tidak mau market Indonesia yang besar ini juga menjadi monopoli atau oligopoli, harus sejalan dengan nafas ekonomi bangsa ini yaitu ekonomi yang merata dan mensejahterakan,” kata Erick dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, Pelita harus menjadi bagian dari paradigma baru untuk menyehatkan industri penerbangan Indonesia, dan harus dikelola dengan good corporate government secara transparan dengan fokus market domestik.
Erick juga mengingatkan pentingnya integrasi holding pariwisata BUMN agar bisa memastikan layanan maksimal, dengan infrastruktur yang dimiliki saat ini seperti Airport dan diintegrasikan dengan penerbangan domestik, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di daerah.
“Dengan niat baik hari ini, Pelita bisa terbang tinggi. Pelita juga akan menjadi perusahaan domestik yang bisa bersaing secara global,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelita Air Service (PAS), Dendy Kurniawan mengungkapkan bahwa selama ini PAS telah memiliki pengalaman melayani penerbangan charter, dari kepresidenan, kementerian/lembaga dan swasta, terutama industri Migas nasional.
Dengan reputasi dan pengalaman tersebut, PAS memperluas usahanya dengan melayani penerbangan komersial berjadwal rute Jakarta-Bali-Jakarta menggunakan pesawat Airbus A320-200 berkapasitas 180 tempat duduk.
“Tentunya penerbangan hari ini akan segera disusul dengan penerbangan frekuensi tambahan penerbangan selanjutnya ke destinasi-destinasi baru yang ada di Indonesia,” kata Dendy.
Menurut Dendy, langkah Pelita Air dalam penerbangan regular berjadwal tersebut tidak terlepas dari dukungan para pemangku kepentingan.
Ia mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Perhubungan yang telah mengeluarkan sertifikat layak terbang, juga Kementerian BUMN dan PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha.
“Saya mengajak semua pihak terkait untuk sama-sama mendukung dan memajukan Pelita Air, sehingga Pelita Air dapat terus berkembang untuk memberikan kontribusi signifikan pada industri penerbangan nasional,” pungkas Dendy.