Pontianak (ANTARA) - Kuliner Lemang merupakan salah satu makanan khas Pontianak yang menjadi favorit masyarakat untuk berbuka puasa bagi Umat Muslim di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
"Kuliner ini diminati masyarakat ketika bulan Ramadhan, dan juga memang cocok menjadi santapan untuk berbuka puasa," kata seorang pembuat Lemang, Iwan di Pontianak, Senin.
Salah satu alasan Lemang ini disukai masyarakat adalah rasanya yang gurih dan lemak santannya sangat terasa, sehingga cocok sebagai sajian buka puasa bagi masyarakat yang beribadah puasa.
Dia menjelaskan, untuk hari-hari biasa, dirinya hanya bisa menghabiskan sekitar 30 kilogram beras ketan atau pulut saja per hari, namun pada saat bulan Ramadhan bisa menghabiskan hingga 150 kilogram beras ketan per hari.
"Kalau bulan puasa ini yang membuat meriahnya, karena semuanya ikut-ikutan, sudah menjadi tradisi di Pontianak pada saat bulan Ramadhan karena pembelinya bukan hanya dari Umat Muslim saja, namun banyak juga non-muslim yang beli Lemang ini," katanya.
Menurutnya, khusus bulan puasa ini omzet yang didapat bisa mencapai Rp40 jutaan dalam sebulan dengan harga Rp25 ribu per batang yang dijual kepada para peraih kemudian dijual lagi kepada masyarakat.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Lemang ini tergolong sederhana yakni bambu, daun pisang muda, beras ketan atau pulut, santan kelapa, dan rempah rempah seperti garam, bawang dan lain lain.
Cara pengolahannya yakni sediakan bambu yang sudah dibersihkan, kemudian dimasukkan daun pisang muda dalam bambu tersebut, lalu dimasukkan beras ketan atau pulut kemudian ditambah santan kelapa dan ditambah rempah, lalu dibakar kurang lebih empat jam.
"Yang membuat Lemang di Pontianak ini beda dari lemang lainnya adalah rasanya lebih gurih karena menggunakan kualitas santan kelapa yang bagus dan tentunya bambu yang digunakan adalah bambu khusus yakni yang memiliki ruas panjang," ujar dia.
"Kuliner ini diminati masyarakat ketika bulan Ramadhan, dan juga memang cocok menjadi santapan untuk berbuka puasa," kata seorang pembuat Lemang, Iwan di Pontianak, Senin.
Salah satu alasan Lemang ini disukai masyarakat adalah rasanya yang gurih dan lemak santannya sangat terasa, sehingga cocok sebagai sajian buka puasa bagi masyarakat yang beribadah puasa.
Dia menjelaskan, untuk hari-hari biasa, dirinya hanya bisa menghabiskan sekitar 30 kilogram beras ketan atau pulut saja per hari, namun pada saat bulan Ramadhan bisa menghabiskan hingga 150 kilogram beras ketan per hari.
"Kalau bulan puasa ini yang membuat meriahnya, karena semuanya ikut-ikutan, sudah menjadi tradisi di Pontianak pada saat bulan Ramadhan karena pembelinya bukan hanya dari Umat Muslim saja, namun banyak juga non-muslim yang beli Lemang ini," katanya.
Menurutnya, khusus bulan puasa ini omzet yang didapat bisa mencapai Rp40 jutaan dalam sebulan dengan harga Rp25 ribu per batang yang dijual kepada para peraih kemudian dijual lagi kepada masyarakat.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Lemang ini tergolong sederhana yakni bambu, daun pisang muda, beras ketan atau pulut, santan kelapa, dan rempah rempah seperti garam, bawang dan lain lain.
Cara pengolahannya yakni sediakan bambu yang sudah dibersihkan, kemudian dimasukkan daun pisang muda dalam bambu tersebut, lalu dimasukkan beras ketan atau pulut kemudian ditambah santan kelapa dan ditambah rempah, lalu dibakar kurang lebih empat jam.
"Yang membuat Lemang di Pontianak ini beda dari lemang lainnya adalah rasanya lebih gurih karena menggunakan kualitas santan kelapa yang bagus dan tentunya bambu yang digunakan adalah bambu khusus yakni yang memiliki ruas panjang," ujar dia.