Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bandarlampung mendorong warga memanfaatkan lahan kosong di perkararangan rumah mereka dengan bercocok tanam (urban farming).

"Kita selalu mengajak warga melakukan urban farming, karena ini juga berpotensi menambah pemasukan bila di seriuskan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peterakan Kota Bandarlampung, Agustini, di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan bahwa di Bandarlampung konsep urban farming ini cocok dilakukan oleh masyarakat perkotaan, sebab lahan produktif pertanian di kota ini tersisa sekitar 624 hektare.

"Konsep urban farming tidak terlalu sulit untuk dipraktikkan oleh masyarakat, karena tidak membutuhkan lahan yang luas serta peralatan yang terlalu berat," ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa di Bandarlampung, konsep urban farming sebenarnya sudah berjalan dan hampir di setiap kecamatan telah memanfaatkan perkarangannya untuk bercocok tanam.

Ia mengatakan bahwa untuk bercocok tanam di lahan yang tidak luas masyarakat bisa menggunakan polybag, hidroponik ataupun pipa bekas yang ditempelkan pada sisi-sisi rumahnya.

"Hidroponik tidaklah membutuhkan lahan yang luas jika hanya ingin sekedar memenuhi kebutuhan sayur-sayuran sehari-hari. Macam-macam ya tanamannya, tapi biasa sayuran seperti, sawi, selada, kangkung dan lainnya," kata dia.

Sementara itu, salah satu penyuluh pertanian di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kota Bandarlampung, Susetiowati, mengatakan bahwa pihaknya juga terus melakukan edukasi ke masyarakat kota untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan dan halaman rumah menjadi lebih produktif.

" Dengan demikian diharapkan dapat membantu masyarakat minimal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan juga bernilai ekonomis serta bermanfaat bagi sekitar," kata dia.

Menurutnya dalam optimalisasi pekarangan rumah dengan menjadikannya urban farming dengan sistem hidroponik atau poliybag, biasa wanita tanilah yang lebih responsif dengan menanam sayuran atau tanaman hias.

 "Untuk pemasarannya, biasanya konsumen datang sendiri berkunjung melihat lihat tanamannya jika tertarik langsung membeli dan itu berulang terus. Bahkan ada juga bursa pelelangan tanaman hias," ujarnya

Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024