Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI meningkatkan pelayanan telemedisin menyusul jumlah pasien COVID-19 yang dirawat secara isolasi mandiri (isoman) di rumah tinggal semakin bertambah.
"Untuk paket obat pasien isoman, saat ini sudah 95 persen kita bisa mengantarkan obat ke rumah pasien dalam tempo 1x24 jam, dan sudah mempercepat pengadaan obat bekerja sama dengan Kimia Farma," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Abdul Kadir melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis malam.
Ia mengatakan penambahan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit terus terkendali dan hari ini pukul 16.30 WIB, tercatat kenaikan hanya 1,7 persen menjadi 28 persen dibanding kemarin 26,3 persen.
Meskipun COVID-19 varian Omicron menular lebih cepat daripada varian Delta, kata Abdul Kadir, gejala yang ditimbulkan Omicron tidak seberat gejala Delta.
Namun, masyarakat harus tetap waspada karena bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu seperti lansia, anak-anak, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.
Baca juga: Menkes sebut vaksin Merah Putih digunakan sebagai "booster" dan anak
“Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus COVID-19,” katanya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI sekaligus Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada menyikapi peningkatan kasus kali ini.
"Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding Delta, namun gejala Omicron tidak separah varian Delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan," katanya.
Selain itu angka keterisian tempat tidur dan isolasi COVID-19 di rumah sakit masih sangat terkendali dibanding tahun lalu, kata Nadia.
Bagi masyarakat yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, kata Nadia, disarankan untuk isolasi mandiri di rumah maupun di isolasi terpusat yang sudah disediakan pemerintah.
Baca juga: Kata Menkes tidak ada tes PCR 100 persen sempurna
Bagi pasien isolasi mandiri di rumah bisa memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemantauan secara medis oleh petugas kesehatan.
Selain meningkatkan layanan obat, pemerintah juga memperkuat tenaga kesehatan guna mengantisipasi kondisi terberat. Kemenkes telah mempersiapkan kembali perekrutan relawan kesehatan sebagai cadangan tenaga kesehatan untuk kondisi tersulit.
“Selain melakukan perekrutan, kita juga melakukan pemeriksaan teratur kepada tenaga kesehatan kita. Positivity rate tenaga kesehatan kita saat ini di bawah 10 persen. Belum ada nakes yang meninggal sejauh ini akibat COVID-19 varian Omicron karena memang mereka sudah bersiap dan diberikan vaksinasi booster untuk pencegahan. Kalaupun terinfeksi, gejalanya ringan atau tanpa gejala,” katanya.
"Untuk paket obat pasien isoman, saat ini sudah 95 persen kita bisa mengantarkan obat ke rumah pasien dalam tempo 1x24 jam, dan sudah mempercepat pengadaan obat bekerja sama dengan Kimia Farma," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Abdul Kadir melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis malam.
Ia mengatakan penambahan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit terus terkendali dan hari ini pukul 16.30 WIB, tercatat kenaikan hanya 1,7 persen menjadi 28 persen dibanding kemarin 26,3 persen.
Meskipun COVID-19 varian Omicron menular lebih cepat daripada varian Delta, kata Abdul Kadir, gejala yang ditimbulkan Omicron tidak seberat gejala Delta.
Namun, masyarakat harus tetap waspada karena bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu seperti lansia, anak-anak, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.
Baca juga: Menkes sebut vaksin Merah Putih digunakan sebagai "booster" dan anak
“Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus COVID-19,” katanya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI sekaligus Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada menyikapi peningkatan kasus kali ini.
"Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding Delta, namun gejala Omicron tidak separah varian Delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan," katanya.
Selain itu angka keterisian tempat tidur dan isolasi COVID-19 di rumah sakit masih sangat terkendali dibanding tahun lalu, kata Nadia.
Bagi masyarakat yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, kata Nadia, disarankan untuk isolasi mandiri di rumah maupun di isolasi terpusat yang sudah disediakan pemerintah.
Baca juga: Kata Menkes tidak ada tes PCR 100 persen sempurna
Bagi pasien isolasi mandiri di rumah bisa memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemantauan secara medis oleh petugas kesehatan.
Selain meningkatkan layanan obat, pemerintah juga memperkuat tenaga kesehatan guna mengantisipasi kondisi terberat. Kemenkes telah mempersiapkan kembali perekrutan relawan kesehatan sebagai cadangan tenaga kesehatan untuk kondisi tersulit.
“Selain melakukan perekrutan, kita juga melakukan pemeriksaan teratur kepada tenaga kesehatan kita. Positivity rate tenaga kesehatan kita saat ini di bawah 10 persen. Belum ada nakes yang meninggal sejauh ini akibat COVID-19 varian Omicron karena memang mereka sudah bersiap dan diberikan vaksinasi booster untuk pencegahan. Kalaupun terinfeksi, gejalanya ringan atau tanpa gejala,” katanya.