Jakarta (ANTARA) - Grand Master (GM) Magnus Carlsen berhasil mempertahankan gelar juara dunia catur setelah memenangkan dwitarung Kejuaraan Dunia Catur FIDE melawan penantangnya GM Ian Nepomniachtchi yang dalam babak kesebelas ini Jumat waktu setempat memegang buah putih.
Penantangnya dari Rusia yang akrab disapa Nepo itu kembali melakukan blunder besar sehingga menelan kekalahan keempat dalam dwitarung yang rencananya digelar dalam 14 babak namun selesai pada babak kesebelas kejuaraan dunia catur di Dubai, Uni Emirat Arab, sejak 24 November lalu tersebut.
Skor final dwitarung antara dua pecatur top dunia itu adalah 7,5 vs 3,5 untuk Carlsen sehingga superstar catur asal Norwegia ini berhak membawa pulang hadiah senilai 1,2 juta euro (Rp16,2 miliar) sedangkan Nepomniachtchi mendapatkan 800 ribu euro (12,9 miliar).
"Ian bermain bagus sekali sejak awal, juga dengan persiapan yang hebat," kata Carlsen memuji lawan yang dikalahkannya itu, seperti dikutip laman The Guardian.
"Tetapi saya juga baik-baik saja. Saya kira kita sudah melihat level tinggi Ian sejak awal pertandingan ini namun itu sama sekali tak membuat saya gentar," sambung dia.
Ketika ditanya apakah dia akan merayakan sukses mempertahankan gelar, Carlsen menjawab, "saya tak terlalu memikirkan soal itu. Saya akan merayakannya dengan bermain dalam kejuaraan catur kilat dunia."
Superstar catur dari Norwegia itu kini sudah memenangkan satu kejuaraan dunia lebih banyak dari juara dunia catur pertama Wilhelm Steinitz dan juara dunia empat kali Alexander Alekhine.
Menurut laman Chess.com, hanya ada dua pecatur yang enam kali juara dunia catur, pertama juara dunia catur yang kedua Emanuel Lasker dan juara dunia catur ke-13 Garry Kasparov.
Saat mengalahkan GM Nigel Short pada 1993, Kasparov menjadi pecatur terakhir yang memenangkan dwitarung dengan margin lebih dari tiga poin.
Babak kesebelas dwitarung Carlsen melawan Nepo ini menjadi antiklimaks. Nepomniachtchi dianggap tak sungguh berusaha keras padahal mempunyai keuntungan karena memegang buah putih pada babak yang sebenarnya menentukan nasibnya dan dia melakukan blunder besar untuk kedua kalinya.
Untuk pertama kalinya Nepomniachtchi mengambil pembukaan Italia yang juga disebut pembukaan Giuoco Piano. Langkah ini dianggap GM Fabiano Caruana yang menjadi salah satu pengulas dwitarung ini sebagai langkah masuk akal ketimbang pembukaan Ruy Lopez yang diambil dia sebelumnya.
Carlsen merespon dengan langkah yang logis, tetapi para pengamat catur menilai Nepomniachtchi tidak menghadapinya dengan taktis.
Sang penantang gelar memainkan 20.d4 hanya dalam waktu satu setengah menit yang dinilai Caruana terlalu cepat. Nepo tak mengambil waktu cukup untuk mengkalkulasi variasi-variasi langkah berikutnya yang membuat dia melakukan blunder untuk akhirnya kalah.
Total waktu Nepomniachtchi untuk menyelesaikan babak ini adalah 19 jam 47 menit, padahal Carlsen menghabiskan waktu berpikir 21 jam 38 menit.
Rata-rata waktu berpikir yang dihabiskan kedua pecatur untuk setiap langkah dari total 568 langkah selama sebelas babak dwitarung di Dubai ini adalah dua menit 17 detik untuk Carlsen, sedangkan Nepomniachtchi dua menit lima detik.
Penantangnya dari Rusia yang akrab disapa Nepo itu kembali melakukan blunder besar sehingga menelan kekalahan keempat dalam dwitarung yang rencananya digelar dalam 14 babak namun selesai pada babak kesebelas kejuaraan dunia catur di Dubai, Uni Emirat Arab, sejak 24 November lalu tersebut.
Skor final dwitarung antara dua pecatur top dunia itu adalah 7,5 vs 3,5 untuk Carlsen sehingga superstar catur asal Norwegia ini berhak membawa pulang hadiah senilai 1,2 juta euro (Rp16,2 miliar) sedangkan Nepomniachtchi mendapatkan 800 ribu euro (12,9 miliar).
"Ian bermain bagus sekali sejak awal, juga dengan persiapan yang hebat," kata Carlsen memuji lawan yang dikalahkannya itu, seperti dikutip laman The Guardian.
"Tetapi saya juga baik-baik saja. Saya kira kita sudah melihat level tinggi Ian sejak awal pertandingan ini namun itu sama sekali tak membuat saya gentar," sambung dia.
Ketika ditanya apakah dia akan merayakan sukses mempertahankan gelar, Carlsen menjawab, "saya tak terlalu memikirkan soal itu. Saya akan merayakannya dengan bermain dalam kejuaraan catur kilat dunia."
Superstar catur dari Norwegia itu kini sudah memenangkan satu kejuaraan dunia lebih banyak dari juara dunia catur pertama Wilhelm Steinitz dan juara dunia empat kali Alexander Alekhine.
Menurut laman Chess.com, hanya ada dua pecatur yang enam kali juara dunia catur, pertama juara dunia catur yang kedua Emanuel Lasker dan juara dunia catur ke-13 Garry Kasparov.
Saat mengalahkan GM Nigel Short pada 1993, Kasparov menjadi pecatur terakhir yang memenangkan dwitarung dengan margin lebih dari tiga poin.
Babak kesebelas dwitarung Carlsen melawan Nepo ini menjadi antiklimaks. Nepomniachtchi dianggap tak sungguh berusaha keras padahal mempunyai keuntungan karena memegang buah putih pada babak yang sebenarnya menentukan nasibnya dan dia melakukan blunder besar untuk kedua kalinya.
Untuk pertama kalinya Nepomniachtchi mengambil pembukaan Italia yang juga disebut pembukaan Giuoco Piano. Langkah ini dianggap GM Fabiano Caruana yang menjadi salah satu pengulas dwitarung ini sebagai langkah masuk akal ketimbang pembukaan Ruy Lopez yang diambil dia sebelumnya.
Carlsen merespon dengan langkah yang logis, tetapi para pengamat catur menilai Nepomniachtchi tidak menghadapinya dengan taktis.
Sang penantang gelar memainkan 20.d4 hanya dalam waktu satu setengah menit yang dinilai Caruana terlalu cepat. Nepo tak mengambil waktu cukup untuk mengkalkulasi variasi-variasi langkah berikutnya yang membuat dia melakukan blunder untuk akhirnya kalah.
Total waktu Nepomniachtchi untuk menyelesaikan babak ini adalah 19 jam 47 menit, padahal Carlsen menghabiskan waktu berpikir 21 jam 38 menit.
Rata-rata waktu berpikir yang dihabiskan kedua pecatur untuk setiap langkah dari total 568 langkah selama sebelas babak dwitarung di Dubai ini adalah dua menit 17 detik untuk Carlsen, sedangkan Nepomniachtchi dua menit lima detik.