Bandarlampung (ANTARA) - Kelompok Tani Sudimakmur I, Dusun Priangan, Desa Karanganyar, Jatiagung, Lampung Selatan menerima dana kemitraan dari PTPN VII senilai Rp165 juta.
Penyerahan dana secara simbolis berlangsung di rumah Jupriadi, Ketua Kelompok Tani Sudimakmur I pada Jumat.
Hadir dan menyerahkan dana pinjaman lunak itu, Kepala Sub Bagian Komunikasi Perusahaan dan PKBL Fitri Sartika didampingi beberapa staf. Seluruh Pengurus Kelompok Tani Sudimakmur I penerima dana kemitraan itu hadir untuk menanda tangani berita acara penyaluran dana.
Fitri Sartika mengatakan relasi saling menjaga antara PTPN VII dengan masyarakat sekitar perusahaan adalah salah satu program yang terus dikuatkan.
Salah satu perekatnya, kata dia, adalah program bantuan pendanaan untuk berbagai usaha mikro kecil yang dijalankan oleh warga sekitar.
"Program Kemitraan ini adalah salah satu kewajiban PTPN VII untuk membantu usaha kecil warga sekitar perusahaan. Tujuannya, agar sama-sama mendapat manfaat. Kami rutin memberi pinjaman lunak kepada UMK agar terjadi sinergi sekaligus saling membantu," kata dia.
Kepada Kelompok Tani Sudimakmur I yang mendapat pinjaman, Fitri berpesan agar dana yang digulirkan dapat dimanfaatkan sesuai usulan. Sebab, proposal yang diajukan ke perusahaan sudah dikaji kelayakannya untuk kemudian mampu mengembalikan.
"Kami percaya bapak-bapak amanah menerima pinjaman ini. Kami juga yakin bapak-bapak bisa mengembalikan dana yang dipinjamkan. Sebab, dana yang dikembalikan kemudian akan digulirkan kembali kepada wira usaha kecil lainnya agar terus bisa membantu mengembangkan usahanya," kata dia.
Menanggapi itu, Ketua Kelompok Tani Sudimakmur I Jupriadi menyatakan terima kasih atas kepercayaan dan komitmen mengamankan amanah.
Ia mengaku, kelompoknya sudah tiga kali mendapat dana kemitraan PTPN VII sejak 2018 dengan jenis usaha tanaman jagung.
Jupri, sapaan singkat Jupriadi menjelaskan, pada tahap ketiga ini, pihaknya menerima dana Rp165 juta atas nama 11 orang anggota. Setiap anggota dengan lahan garapan dua hektare mendapat pinjaman dana operasional penggarapan Rp15 juta.
Menambahi keterangan Jupri, Mugiono, salah satu penerima pinjaman sangat optimistis dana bisa dikembalikan kurang dari setahun. Menurutnya, keuntungan dari menanam jagung seluas dua hektare dalam satu siklus bisa mencapai Rp12 juta.
"Kalau kondisi normal, kami bisa kembalikan dana itu dalam dua musim jagung. Sebab, keuntungannya cukup lumayan. Memang yang menjadi kendala bagi kebanyakan petani adalah modal awal,” kata dia.
Kasiman, anggota lainnya menambahkan, kredit dari PTPN VII adalah solusi bagi petani seperti dirinya. Ia mengatakan, sebelum ada dana pinjaman dari PTPN VII, dia dan petani di daerah ini pada umumnya, terjerak lingkaran utang tengkulak.
"Kalau dulu, kami terjerat tengkulak. Kami dipinjami bibit jagung, pupuk, obat-obatan, dan uang untuk tanam. Tetapi, begitu panen kami harus jual ke tengkulak itu. Harga belinya harga beli tengkulak. Sedangkan itungan pinjaman bibit dan lainnya itu bunganya mencapai 10 persen. Jadi, pas panen bukannya untung malah buntung," kata dia.
Kasiman dan anggota lainnya mengaku sangat bersyukur dibantu oleh PTPN VII, meskipun harus ada agunan. Namun, selain prosesnya sangat mudah, tidak ada potongan, angsurannya setiap panen enam bulan sekali, juga bunganya sangat kecil.
Ia mengharapkan pinjaman dana lunak PTPN VII ini bisa terus dikembangkan kepada petani yang lain. Sebab, selain murah dan mudah, petani yang mendapat pinjaman juga tidak terlalu terbebani waktu anagsuran.
"Enaknya tidak seperti bank. Asal kita niat baik dan tidak bohong, semua bisa ada solusinya. Itu membuat hati kami tenang," kata dia.
Tentang hubungan warga Dusun Priangan yang berbatasan dengan Kebun Karet PTPN VII Afdeling Trikora, Unit Kedaton, Jupriadi mengaku tidak ada masalah.
"Insya Allah kami tidak memiliki benturan kepentingan dengan PTPN VII, dan turut serta menjaga keamanan di lingkungan PTPN VII," katanya pula.
Baca juga: PTPN VII Salurkan Dana Kemitraan Rp5,5 Miliar
Penyerahan dana secara simbolis berlangsung di rumah Jupriadi, Ketua Kelompok Tani Sudimakmur I pada Jumat.
Hadir dan menyerahkan dana pinjaman lunak itu, Kepala Sub Bagian Komunikasi Perusahaan dan PKBL Fitri Sartika didampingi beberapa staf. Seluruh Pengurus Kelompok Tani Sudimakmur I penerima dana kemitraan itu hadir untuk menanda tangani berita acara penyaluran dana.
Fitri Sartika mengatakan relasi saling menjaga antara PTPN VII dengan masyarakat sekitar perusahaan adalah salah satu program yang terus dikuatkan.
Salah satu perekatnya, kata dia, adalah program bantuan pendanaan untuk berbagai usaha mikro kecil yang dijalankan oleh warga sekitar.
"Program Kemitraan ini adalah salah satu kewajiban PTPN VII untuk membantu usaha kecil warga sekitar perusahaan. Tujuannya, agar sama-sama mendapat manfaat. Kami rutin memberi pinjaman lunak kepada UMK agar terjadi sinergi sekaligus saling membantu," kata dia.
Kepada Kelompok Tani Sudimakmur I yang mendapat pinjaman, Fitri berpesan agar dana yang digulirkan dapat dimanfaatkan sesuai usulan. Sebab, proposal yang diajukan ke perusahaan sudah dikaji kelayakannya untuk kemudian mampu mengembalikan.
"Kami percaya bapak-bapak amanah menerima pinjaman ini. Kami juga yakin bapak-bapak bisa mengembalikan dana yang dipinjamkan. Sebab, dana yang dikembalikan kemudian akan digulirkan kembali kepada wira usaha kecil lainnya agar terus bisa membantu mengembangkan usahanya," kata dia.
Menanggapi itu, Ketua Kelompok Tani Sudimakmur I Jupriadi menyatakan terima kasih atas kepercayaan dan komitmen mengamankan amanah.
Ia mengaku, kelompoknya sudah tiga kali mendapat dana kemitraan PTPN VII sejak 2018 dengan jenis usaha tanaman jagung.
Jupri, sapaan singkat Jupriadi menjelaskan, pada tahap ketiga ini, pihaknya menerima dana Rp165 juta atas nama 11 orang anggota. Setiap anggota dengan lahan garapan dua hektare mendapat pinjaman dana operasional penggarapan Rp15 juta.
Menambahi keterangan Jupri, Mugiono, salah satu penerima pinjaman sangat optimistis dana bisa dikembalikan kurang dari setahun. Menurutnya, keuntungan dari menanam jagung seluas dua hektare dalam satu siklus bisa mencapai Rp12 juta.
"Kalau kondisi normal, kami bisa kembalikan dana itu dalam dua musim jagung. Sebab, keuntungannya cukup lumayan. Memang yang menjadi kendala bagi kebanyakan petani adalah modal awal,” kata dia.
Kasiman, anggota lainnya menambahkan, kredit dari PTPN VII adalah solusi bagi petani seperti dirinya. Ia mengatakan, sebelum ada dana pinjaman dari PTPN VII, dia dan petani di daerah ini pada umumnya, terjerak lingkaran utang tengkulak.
"Kalau dulu, kami terjerat tengkulak. Kami dipinjami bibit jagung, pupuk, obat-obatan, dan uang untuk tanam. Tetapi, begitu panen kami harus jual ke tengkulak itu. Harga belinya harga beli tengkulak. Sedangkan itungan pinjaman bibit dan lainnya itu bunganya mencapai 10 persen. Jadi, pas panen bukannya untung malah buntung," kata dia.
Kasiman dan anggota lainnya mengaku sangat bersyukur dibantu oleh PTPN VII, meskipun harus ada agunan. Namun, selain prosesnya sangat mudah, tidak ada potongan, angsurannya setiap panen enam bulan sekali, juga bunganya sangat kecil.
Ia mengharapkan pinjaman dana lunak PTPN VII ini bisa terus dikembangkan kepada petani yang lain. Sebab, selain murah dan mudah, petani yang mendapat pinjaman juga tidak terlalu terbebani waktu anagsuran.
"Enaknya tidak seperti bank. Asal kita niat baik dan tidak bohong, semua bisa ada solusinya. Itu membuat hati kami tenang," kata dia.
Tentang hubungan warga Dusun Priangan yang berbatasan dengan Kebun Karet PTPN VII Afdeling Trikora, Unit Kedaton, Jupriadi mengaku tidak ada masalah.
"Insya Allah kami tidak memiliki benturan kepentingan dengan PTPN VII, dan turut serta menjaga keamanan di lingkungan PTPN VII," katanya pula.
Baca juga: PTPN VII Salurkan Dana Kemitraan Rp5,5 Miliar