Yogyakarta (ANTARA) - Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan penelitian terhadap kandungan protein venom ubur-ubur yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penghambat kanker payudara.

Kelima mahasiswa UGM tersebut terdiri dari Aden Arrafif Bahtiarsyah, Muhamad Rafli, Sylvia, dan Khintan Maulin (Biologi UGM 2018), serta Rachmat Febriansyah (Farmasi UGM, 2019).

"Rincian kandungan umum berupa 'crude venom', 'phospholipase A2', dan 'metalloprotease' yang berfungsi baik dalam pertahanan untuk mengurangi migrasi sel kanker payudara," kata Aden Arrafit Bahtiarsyah selaku ketua tim dikutip dari laman resmi UGM, Kamis.

Ia menjelaskan ubur-ubur memiliki kandungan utama seperti protein, vitamin, dan mineral melimpah.

Baca juga: Ternyata kendalikan stres bisa bantu cegah kanker payudara

Selain itu, ubur-ubur juga mengandung zat penting lain yaitu protein venom dari sel nematosista yang berpotensi untuk pengobatan.

Venom ubur-ubur, kata dia, terdiri dari berbagai peptida, enzim, neurotoksin, sitolisin, dan hemolisin.

"Venom ubur-ubur terbukti mengandung senyawa antimikroba, anti oksidatif, antikoagulan, antitumor, dan sitotoksik," kata dia.

Sylvia menambakan reseptor perlu dihambat dengan pengujian secara komputer. Karenanya dalam penelitian ini protein venom dari ubur-ubur ditambatkan bersama ER-α dan dilihat interaksinya secara in silico.

"Bioaktivitas dari protein venom ubur-ubur ini bermanfaat sebagai imunostimulator, antikoagulan, pereda nyeri, dan antihipertensi, tetapi juga bermanfaat juga secara fungsional dalam pengendalian kanker," jelas dia.

Baca juga: Kemkes sebut kanker payudara sebagai penyebab kematian terbanyak di Indonesia

Khintan Maulin menuturkan ubur-ubur merupakan salah satu makhluk hidup (animalia) dengan jumlah melimpah dan tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia yang memiliki bentuk sederhana seperti payung dan tentakel

Keunikan dan jumlah yang melimpah ubur-ubur, kata dia, menjadi daya tarik bagi peneliti di bidang biologi kelautan.

Selain itu, ubur-ubur memiliki nilai bioprospeksi cukup tinggi dalam penggalian informasi untuk dimanfaatkan di berbagai bidang seperti industri, pangan, dan bidang kesehatan.

"Bagian unik seperti filamen marginal diyakini oleh beberapa kutipan penelitian sebelumnya memiliki kandungan yang baik dalam penghambatan migrasi kanker, di mana terdapat protein venom yang berkhasiat dan bermanfaat," tutur Khintan.
 


Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024