Yogyakarta (ANTARA) - Pakar komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Sulhan mengatakan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) harus mampu menggaet generasi Z yang tumbuh di tengah paparan internet, media sosial dan teknologi.
"Jadi LPP harus main ke dunia generasi Z," kata Sulhan saat acara gathering dengan tema "Optimalisasi PNBP Melalui Kanal Digital" yang digelar TVRI Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Sulhan, generasi Z berbeda dengan generasi milenial atau sebelumnya. Melalui berbagai produk layanan berbasis internet, mereka mampu melakukan banyak pekerjaan secara bersamaan (multitasking).
Mereka lebih dekat dengan platform media sosial seperti youtube dan instagram.
Dengan demikian, sambung Sulhan, mereka membutuhkan penyajian pemberitaan yang berkualitas namun praktis.
Berdasarkan data Kemenkominfo porsi Gen Z, yang berusia 8 hingga 23 tahun, dari total populasi penduduk Indonesia cukup besar, yaitu sekitar 27,5 persen.
Para pemuda generasi Z, ujar dia, lebih lekat dengan keyword atau kata kunci serta pengemasan yang simpel dan tidak bertele-tele.
"Dengan mengemasnya menjadi simpel itu akan masuk di kepalanya, ketimbang berpanjang-panjang tidak ada yang masuk. Logika generasi Z itu fragmented karena mereka multitasking," kata dia.
Direktur Pengembangan Usaha LPP TVRI Rini Padmirehatta menuturkan bahwa keberadaan Generasi Z telah disadari oleh TVRI.
Karenanya, TVRI telah meresmikan layanan jasa media baru pada Maret 2021 sebagai salah satu sarana menggenjot PNBP.
"Jadi ke depan pastinya kami akan bergeser semua ke media baru," kata Rini.
Media baru TVRI di antaranya mencakup portal berita, berbagai platform media sosial seperti Youtube, instagram, tiktok, hingga twitter, serta videotron.
"Pasti semua orang pengennya di media baru dengan kami masukkan konten berita ke Youtube, dengan masuk ke portal berita, instagram seluruh dunia juga bisa melihat tidak cuma 30 stasiun (TVRI) daerah," ujar dia.
"Jadi LPP harus main ke dunia generasi Z," kata Sulhan saat acara gathering dengan tema "Optimalisasi PNBP Melalui Kanal Digital" yang digelar TVRI Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Sulhan, generasi Z berbeda dengan generasi milenial atau sebelumnya. Melalui berbagai produk layanan berbasis internet, mereka mampu melakukan banyak pekerjaan secara bersamaan (multitasking).
Mereka lebih dekat dengan platform media sosial seperti youtube dan instagram.
Dengan demikian, sambung Sulhan, mereka membutuhkan penyajian pemberitaan yang berkualitas namun praktis.
Berdasarkan data Kemenkominfo porsi Gen Z, yang berusia 8 hingga 23 tahun, dari total populasi penduduk Indonesia cukup besar, yaitu sekitar 27,5 persen.
Para pemuda generasi Z, ujar dia, lebih lekat dengan keyword atau kata kunci serta pengemasan yang simpel dan tidak bertele-tele.
"Dengan mengemasnya menjadi simpel itu akan masuk di kepalanya, ketimbang berpanjang-panjang tidak ada yang masuk. Logika generasi Z itu fragmented karena mereka multitasking," kata dia.
Direktur Pengembangan Usaha LPP TVRI Rini Padmirehatta menuturkan bahwa keberadaan Generasi Z telah disadari oleh TVRI.
Karenanya, TVRI telah meresmikan layanan jasa media baru pada Maret 2021 sebagai salah satu sarana menggenjot PNBP.
"Jadi ke depan pastinya kami akan bergeser semua ke media baru," kata Rini.
Media baru TVRI di antaranya mencakup portal berita, berbagai platform media sosial seperti Youtube, instagram, tiktok, hingga twitter, serta videotron.
"Pasti semua orang pengennya di media baru dengan kami masukkan konten berita ke Youtube, dengan masuk ke portal berita, instagram seluruh dunia juga bisa melihat tidak cuma 30 stasiun (TVRI) daerah," ujar dia.