Jakarta (ANTARA) - Sebuah geng Haiti yang menculik sekelompok misionaris Amerika dan Kanada meminta tebusan 17 juta dolar (sekitar Rp240 miliar) untuk membebaskan mereka, Wall Street Journal melaporkan pada Selasa, mengutip seorang pejabat Haiti.
Menteri Kehakiman Liszt Simply mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi Haiti sedang menghubungi para penculik dan mengupayakan pembebasan para misionaris yang diculik akhir pekan lalu di luar ibu kota Port-au-Prince oleh geng bernama 400 Mawozo, Journal melaporkan.
Negosiasi bisa memakan waktu berminggu-minggu, kata Simply kepada Journal.
Kelompok 16 orang Amerika dan satu Kanada itu di antaranya termasuk enam wanita dan lima anak-anak.
Penculikan di Haiti menjadi semakin nekat dan lazim di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang. Setidaknya ada 628 insiden dalam sembilan bulan pertama 2021 saja, menurut sebuah laporan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti, atau CARDH.
Masyarakat Haiti pada Senin melakukan mogok nasional untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli lalu.
Sumber: Reuters
Menteri Kehakiman Liszt Simply mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi Haiti sedang menghubungi para penculik dan mengupayakan pembebasan para misionaris yang diculik akhir pekan lalu di luar ibu kota Port-au-Prince oleh geng bernama 400 Mawozo, Journal melaporkan.
Negosiasi bisa memakan waktu berminggu-minggu, kata Simply kepada Journal.
Kelompok 16 orang Amerika dan satu Kanada itu di antaranya termasuk enam wanita dan lima anak-anak.
Penculikan di Haiti menjadi semakin nekat dan lazim di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang. Setidaknya ada 628 insiden dalam sembilan bulan pertama 2021 saja, menurut sebuah laporan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti, atau CARDH.
Masyarakat Haiti pada Senin melakukan mogok nasional untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli lalu.
Sumber: Reuters