Lampung Utara (ANTARA) - "Kemarin sore terima upah, malamnya langsung saya wakafkan, uang upah itu saja belum sampai rumah, sekarang sisa Rp140 ribuan. Sebenarnya belum waktunya gajian, Mas. Tapi saya sengaja minta duluan ke bos, upah 10 hari ini saja, biar bisa ikutan wakaf bangun Masjid (Az Zahra) disini,” ujar Alex Sugianto (25), salah satu pekerja bangunan kelahiran Desa Cahaya Negeri pada tim Dompet Dhuafa (DD), Senin (27/9).
Pemuda yang menjalani pendidikan di Palembang hingga SMP itu, menyisihkan sebagian upahnya senilai Rp700.000. Uang tersebut Alex belikan material bahan bangunan berupa pasir sebanyak muatan satu truk, untuk kemudian ia donasikan sebagai niat wakaf membangun masjid di Pusat Belajar Mengaji (PBM) Az Zahra Dompet Dhuafa, Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Abung Barat, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
“Memang sudah lama ada niat untuk wakaf. Tanya-tanya ke Bapak saya, dia sangat izinkan. Saya juga belum lama kadang ikut ngaji di PBM kalau malam. Saya bertanya-tanya dan dalami tentang wakaf ke ustaz. Setelah mulai paham, ya, siapa yang nggak mau kalau nanti kita meninggal tapi pahalanya masih mengalir terus. Nah, sepertinya kemarin malam momennya pas, paginya ada acara peletakan batu pertama,” ujar sang piatu, Alex.
Dirinya pun tak menyangka jika hari itu kabar akan perbuatannya telah diketahui oleh sebagian orang di sana. Terlebih, ia sama sekali tidak mengetahui, jika Ismail A Said selaku Ambassador Wakaf Dompet Dhuafa tak dapat menahan tangis haru akan wakaf kebaikan Alex.
Ismail A Said mengisahkan kebaikan Alex pagi hari itu, saat sambutan pada gelaran simbolis peletakan batu pertama sebagai tanda resminya ikhtiar pembangunan Masjid Az Zahra di kawasan wakaf PBM.
“Masjid Az Zahra ada untuk melengkapi pesantren dan tentu sangat terbuka untuk masyarakat. Berharap PBM juga dimanfaatkan untuk belajar tahfiz para lansia Cahaya Negeri. Saya terharu, kemarin belum dimulai saja, tapi donasi wakaf berupa material sudah berdatangan dari kebaikan masyarakat. Bahkan semalam saya dengar, ada pekerja bangunan kita di PBM yang mendonasikan penghasilannya untuk membeli material pasir buat diwakafkan ke pembangunan Masjid Az Zahra,” ujar Ismail A Said.
Aksi nyata Alex memang sudah seharusnya menginspirasi banyak pihak.
Dengan penghasilannya dari bekerja kuli bangunan di PBM Cahaya Negeri, menjadikan tekad wakafnya sangat berarti. Setelah berwakaf, ia pun terlihat bersahaja. Menanggalkan peralatan kerjanya sore itu dan bergegas pulang menggunakan sepedanya.
“Maaf ya, mas, daripada uang segitu saya pakai traktir cewek dan jajan habis nggak jelas, mending saya wakaf. Setelah wakaf, lega aja gitu rasanya, plong banget,” kata Alex, melebarkan senyum.
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 28 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
Baca juga: Fashion Muslim Society, berkolaborAksi dengan DD TEKNO salurkan donasi baju baru El Zuhra kepada yatim piatu
Baca juga: Danone Indonesia-Kampus Bisnis Umar Usman beri pendampingan 1.000 UMKM
Pemuda yang menjalani pendidikan di Palembang hingga SMP itu, menyisihkan sebagian upahnya senilai Rp700.000. Uang tersebut Alex belikan material bahan bangunan berupa pasir sebanyak muatan satu truk, untuk kemudian ia donasikan sebagai niat wakaf membangun masjid di Pusat Belajar Mengaji (PBM) Az Zahra Dompet Dhuafa, Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Abung Barat, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
“Memang sudah lama ada niat untuk wakaf. Tanya-tanya ke Bapak saya, dia sangat izinkan. Saya juga belum lama kadang ikut ngaji di PBM kalau malam. Saya bertanya-tanya dan dalami tentang wakaf ke ustaz. Setelah mulai paham, ya, siapa yang nggak mau kalau nanti kita meninggal tapi pahalanya masih mengalir terus. Nah, sepertinya kemarin malam momennya pas, paginya ada acara peletakan batu pertama,” ujar sang piatu, Alex.
Dirinya pun tak menyangka jika hari itu kabar akan perbuatannya telah diketahui oleh sebagian orang di sana. Terlebih, ia sama sekali tidak mengetahui, jika Ismail A Said selaku Ambassador Wakaf Dompet Dhuafa tak dapat menahan tangis haru akan wakaf kebaikan Alex.
Ismail A Said mengisahkan kebaikan Alex pagi hari itu, saat sambutan pada gelaran simbolis peletakan batu pertama sebagai tanda resminya ikhtiar pembangunan Masjid Az Zahra di kawasan wakaf PBM.
“Masjid Az Zahra ada untuk melengkapi pesantren dan tentu sangat terbuka untuk masyarakat. Berharap PBM juga dimanfaatkan untuk belajar tahfiz para lansia Cahaya Negeri. Saya terharu, kemarin belum dimulai saja, tapi donasi wakaf berupa material sudah berdatangan dari kebaikan masyarakat. Bahkan semalam saya dengar, ada pekerja bangunan kita di PBM yang mendonasikan penghasilannya untuk membeli material pasir buat diwakafkan ke pembangunan Masjid Az Zahra,” ujar Ismail A Said.
Aksi nyata Alex memang sudah seharusnya menginspirasi banyak pihak.
Dengan penghasilannya dari bekerja kuli bangunan di PBM Cahaya Negeri, menjadikan tekad wakafnya sangat berarti. Setelah berwakaf, ia pun terlihat bersahaja. Menanggalkan peralatan kerjanya sore itu dan bergegas pulang menggunakan sepedanya.
“Maaf ya, mas, daripada uang segitu saya pakai traktir cewek dan jajan habis nggak jelas, mending saya wakaf. Setelah wakaf, lega aja gitu rasanya, plong banget,” kata Alex, melebarkan senyum.
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 28 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
Baca juga: Fashion Muslim Society, berkolaborAksi dengan DD TEKNO salurkan donasi baju baru El Zuhra kepada yatim piatu
Baca juga: Danone Indonesia-Kampus Bisnis Umar Usman beri pendampingan 1.000 UMKM