Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Pihak Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur menduga, kasus terdamparnya paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) dan paus kepala melon (Peponocephala electra) di pesisir Pantai Kebupaten Tulungagung dalam tiga hari terakhir dipengaruhi oleh cuaca buruk.

"Kalau melihat cuaca di laut saat ini kurang bersahabat dan banyak badai, kemungkinan besar mamalia laut seperti lumba-lumba maupun paus minggir karena kondisi cuaca,” kata Analis Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur, Suwardi dikonfirmasi usai melakukan nekropsi atas bangkai lumba-lumba di Pantai Sidem, Kabupaten Tulungagung, Senin.

Selain cuaca buruk, fenomena ini diduga juga disebabkan mamalia ini alami disorientasi, seperti terluka atau sakit, terkena jaring nelayan ataupun banyak faktor sebetulnya,” jelasnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat memberikan perlindungan dan bantuan pada mamalia itu, saat terdampar. Sebab mamalia ini merupakan binatang yang dilindungi.

“Semua mamalia laut dilindungi, mulai paus, lumba-luma hingga dugong dan lainnya,” katanya.

Namun cuaca bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan lumba-lumba ini terdampar. Kejadian serupa juga terjadi di Bali.

Menurut Suwardi, selain cuaca buruk, fenomena ini diduga juga disebabkan mamalia ini alami disorientasi, seperti terluka atau sakit.

“Atau bisa juga terkena jaring nelayan. Banyak faktor sebetulnya,” jelasnya.

Oleh karenanya, ia mengimbau agar masyarakat memberikan perlindungan dan bantuan pada mamalia itu, saat terdampar. Sebab mamalia ini merupakan binatang yang dilindungi. (*)
 

Pewarta : Destyan H. Sujarwoko
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024