Belitung, Babel (ANTARA) - Produksi ubur-ubur di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencapai 12 ribu keranjang atau sebanyak 240 ton dalam satu minggu, hasil olahan hewan laut ini diekspor ke luar negeri.
"Dalam sepekan ada sekitar 12 ribu keranjang ukuran 20 kilogram ubur-ubur yang didapatkan dan berhasil diolah," kata koordinator lapangan usaha pengolahan dan pengemasan ubur-ubur, Bastian di Tanjung Pandan, Belitung, Selasa.
Menurut dia, hasil panen ubur-ubur tersebut selanjutnya dilakukan pengolahan dan pengemasan untuk dijual ke luar negeri seperti Taiwan, China, Korea Selatan dan Jepang.
Baca juga: Tiga komoditas unggulan Lampung jadi sasaran ekspor
Dikatakannya dia, adapun harga satu keranjang ubur-ubur yang sudah diolah dan dibersihkan sebesar Rp23 ribu.
"Untuk Pulau Sumatera ubur-ubur dengan kualitas baik hanya ada di daerah Lampung dan Belitung," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini kegiatan usaha pengolahan dan pengemasan ubur-ubur sedang berjalan di dua lokasi antara lain di Desa Juru Seberang dan Desa Tanjung Tinggi.
Baca juga: Bengkulu akan ekspor 33 ton karet olahan ke AS
Kegiatan usaha tersebut, lanjut Bastian, berhasil menyerap sekitar 500 pekerja mulai dari nelayan, buruh angkut atau pikul dan petugas pengolahan ubur-ubur.
"Jadi kegiatan ini sangat membantu perekonomian masyarakat dengan adanya lapangan pekerjaan di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini," kata dia.
"Dalam sepekan ada sekitar 12 ribu keranjang ukuran 20 kilogram ubur-ubur yang didapatkan dan berhasil diolah," kata koordinator lapangan usaha pengolahan dan pengemasan ubur-ubur, Bastian di Tanjung Pandan, Belitung, Selasa.
Menurut dia, hasil panen ubur-ubur tersebut selanjutnya dilakukan pengolahan dan pengemasan untuk dijual ke luar negeri seperti Taiwan, China, Korea Selatan dan Jepang.
Baca juga: Tiga komoditas unggulan Lampung jadi sasaran ekspor
Dikatakannya dia, adapun harga satu keranjang ubur-ubur yang sudah diolah dan dibersihkan sebesar Rp23 ribu.
"Untuk Pulau Sumatera ubur-ubur dengan kualitas baik hanya ada di daerah Lampung dan Belitung," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini kegiatan usaha pengolahan dan pengemasan ubur-ubur sedang berjalan di dua lokasi antara lain di Desa Juru Seberang dan Desa Tanjung Tinggi.
Baca juga: Bengkulu akan ekspor 33 ton karet olahan ke AS
Kegiatan usaha tersebut, lanjut Bastian, berhasil menyerap sekitar 500 pekerja mulai dari nelayan, buruh angkut atau pikul dan petugas pengolahan ubur-ubur.
"Jadi kegiatan ini sangat membantu perekonomian masyarakat dengan adanya lapangan pekerjaan di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini," kata dia.