Bandarlampung (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung meminta kepada dinas kesehatan (Dinkes) untuk memperluas dan memperbanyak penelusuran (tracing) dan testing di setiap kabupaten/kota untuk mendapatkan angka riil COVID-19.
Anggota Komisi V DPRD Lampung, Deni Ribowo, di Bandarlampung, Kamis, mengatakan persoalan pandemi COVID-19 d Lampung ini tingkat kematiannya tinggi, namun tracing dan testing serta vaksinasinya masih rendah.
"Saya contohkan misal kematian di Lampung lima orang kemudian hasil tracing dan testing hanya 500, tentu tingkat kematiannya terlihat tinggi. Tapi kalau testing kita tinggi katakanlah 5.000 yang meninggal dunia lima orang maka persentase kematian kita akan kecil," kata dia.
Baca juga: IDI Bandarlampung: Jangan mempersulit masyarakat dapatkan vaksinasi
Menurutnya apabila setiap wilayah di Lampung berhasil memperluas dan memperbanyak tracing serta testing maka daerah-daerah yang menjadi kluster penyebaran COVID-19 di provinsi ini akan diketahui dengan jelas.
"Jadi pemerintah harus fokus kepada dua hal tersebut dan kita sebagai masyarakat agar lebih menguatkan fungsi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sampai tingkat RT, sebab sekarang penularan COVID-19 sudah berada di tingkat RT," kata politikus Partai Demokrat itu.
Untuk itu, lanjut dia, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil dinas kesehatan dari 15 kabupaten/kota di Lampung agar penanganan COVID-19 berjalan lebih baik lagi serta membuka semua data-datanya.
Baca juga: 400 tempat tidur di KM Lawit disiapkan bagi pasien COVID-19 tanpa gejala
"Pada intinya kami DPRD Lampung ingin penanganan pandemi COVID-19 berjalan baik dan juga terjalin kekompakan di provinsi ini," kata dia.
Data terakhir kasus COVID-19 di Lampung berjumlah 43.772, kemudian kasus kematian akibat virus corona 3.209 orang, sedangkan kasus kesembuhan telah mencapai 35.568.
Anggota Komisi V DPRD Lampung, Deni Ribowo, di Bandarlampung, Kamis, mengatakan persoalan pandemi COVID-19 d Lampung ini tingkat kematiannya tinggi, namun tracing dan testing serta vaksinasinya masih rendah.
"Saya contohkan misal kematian di Lampung lima orang kemudian hasil tracing dan testing hanya 500, tentu tingkat kematiannya terlihat tinggi. Tapi kalau testing kita tinggi katakanlah 5.000 yang meninggal dunia lima orang maka persentase kematian kita akan kecil," kata dia.
Baca juga: IDI Bandarlampung: Jangan mempersulit masyarakat dapatkan vaksinasi
Menurutnya apabila setiap wilayah di Lampung berhasil memperluas dan memperbanyak tracing serta testing maka daerah-daerah yang menjadi kluster penyebaran COVID-19 di provinsi ini akan diketahui dengan jelas.
"Jadi pemerintah harus fokus kepada dua hal tersebut dan kita sebagai masyarakat agar lebih menguatkan fungsi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sampai tingkat RT, sebab sekarang penularan COVID-19 sudah berada di tingkat RT," kata politikus Partai Demokrat itu.
Untuk itu, lanjut dia, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil dinas kesehatan dari 15 kabupaten/kota di Lampung agar penanganan COVID-19 berjalan lebih baik lagi serta membuka semua data-datanya.
Baca juga: 400 tempat tidur di KM Lawit disiapkan bagi pasien COVID-19 tanpa gejala
"Pada intinya kami DPRD Lampung ingin penanganan pandemi COVID-19 berjalan baik dan juga terjalin kekompakan di provinsi ini," kata dia.
Data terakhir kasus COVID-19 di Lampung berjumlah 43.772, kemudian kasus kematian akibat virus corona 3.209 orang, sedangkan kasus kesembuhan telah mencapai 35.568.