Bandarlampung (ANTARA) - Petani Lampung mulai membudidayakan tanaman porang sebagai salah satu upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Prospek budidaya porang sebagai tanaman umbi sangatlah baik, dimana pasar ekpor masih terbuka luas," ujar salah seorang petani porang asal Lampung Selatan, Winner saat dihubungi dari Bandaralampung, Sabtu.
Ia mengatakan pelaksanaan budidaya porang sebagai salah satu komoditas unggulan telah dimulai sejak 2 hingga 3 tahun silam.
"Budidaya sudah dimulai sejak 2 hingga 3 tahun silam, namun prospek yang baik baru terlihat akhir-akhir ini," ucapnya.
Menurutnya, proses budidaya tersebut dilakukan dengan sistem korporasi pertanian.
"Kita dorong petani untuk membudidayakan bekerja sama dengan perusahaan, sebab pembiayaan bibit masih cukup mahal," katanya.
Dia menjelaskan untuk bibit jenis katak atau yang berasal dari daun harga dapat mencapai Rp250 ribu per kilogram, sedangkan bibit yang berasal dari bunga dapat mencapai Rp800 ribu per kilogram.
"Masih cukup mahal untuk pembiayaan bibit, sehingga dengan bekerjasama dengan perusahaan kita bisa lebih terbantu karena tidak bingung harus menjual hasil panen," ucapnya.
Ia mengatakan dengan adanya pembudidayaan tanaman porang sebagai salah satu komoditas potensial ekspor dapat membantu menyejahterakan petani.
"Prospek budidaya porang sebagai tanaman umbi sangatlah baik, dimana pasar ekpor masih terbuka luas," ujar salah seorang petani porang asal Lampung Selatan, Winner saat dihubungi dari Bandaralampung, Sabtu.
Ia mengatakan pelaksanaan budidaya porang sebagai salah satu komoditas unggulan telah dimulai sejak 2 hingga 3 tahun silam.
"Budidaya sudah dimulai sejak 2 hingga 3 tahun silam, namun prospek yang baik baru terlihat akhir-akhir ini," ucapnya.
Menurutnya, proses budidaya tersebut dilakukan dengan sistem korporasi pertanian.
"Kita dorong petani untuk membudidayakan bekerja sama dengan perusahaan, sebab pembiayaan bibit masih cukup mahal," katanya.
Dia menjelaskan untuk bibit jenis katak atau yang berasal dari daun harga dapat mencapai Rp250 ribu per kilogram, sedangkan bibit yang berasal dari bunga dapat mencapai Rp800 ribu per kilogram.
"Masih cukup mahal untuk pembiayaan bibit, sehingga dengan bekerjasama dengan perusahaan kita bisa lebih terbantu karena tidak bingung harus menjual hasil panen," ucapnya.
Ia mengatakan dengan adanya pembudidayaan tanaman porang sebagai salah satu komoditas potensial ekspor dapat membantu menyejahterakan petani.