Jakarta (ANTARA) - "Luca", merupakan film animasi terbaru dari Pixar dan Disney yang menceritakan banyak tema; dengan persahabatan dan musim panas sebagai tema utamanya.

Sesuai judulnya, "Luca" menceritakan Luca Paguro (Jacob Tremblay), seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bersama sahabat barunya, Alberto Scorfano (Jack Dylan Grazer), seorang monster laut remaja yang sangat antusias untuk mencoba hal baru.

Berlatar di sebuah kota Portorosso di pinggir pantai Riviera Italia yang indah, kisah yang mengambil waktu pada akhir 1950-an hingga 1960-an ini menampilkan Luca yang sudah lama menantikan untuk mengenal dunia manusia di atas permukaan laut.

Alberto, sang monster laut lain yang pernah menjelajah dunia manusia pun meyakinkan Luca untuk berani melangkah keluar dari zona nyamannya. AMP "Luca" (2021). (PIXAR/Pixar)

Alhasil keduanya pun berhasil keluar dari laut dan melakukan perjalanan ke dunia manusia. Tidak diduga ternyata keduanya juga memiliki kemampuan untuk berubah wujud dan berbaur dengan para manusia selama mereka tetap ‘kering’. Apabila mereka terkena cipratan air, maka rahasia mereka terancam terbongkar.

Selain menemukan berbagai hal baru, Luca dan Alberto juga berkenalan dengan seorang gadis bernama Giulia Marcovaldo (Emma Berman), seorang gadis petualang yang ramah dan pemberani yang juga gemar membaca.

Giulia yang tahu keduanya membutuhkan pemandu akhirnya setuju untuk membantu Luca dan Alberto. Terlebih, ketika keduanya juga setuju membantu Giulia dalam sebuah perlombaan lokal yang sangat ingin ia menangkan, yaitu triathlon Piala Portorosso Triathlon ini meliputi lomba berenang, makan pasta, dan balapan sepeda.

Musim panas ini pun menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Luca karena ia bisa memiliki teman manusia yang membawanya mengenal dunia baru dan berpetualang untuk menikmati keindahan alam Portorosso, mencicipi kuliner seperti gelato dan pasta, serta meraih misinya dan Alberto untuk memiliki sebuah vespa dan menjelajahi dunia.
 

Di setiap perjalanan, kedua monster laut ini pun harus menjaga rahasia mereka yang dapat berubah wujud, agar tidak diketahui oleh Giulia dan warga setempat yang mereka temui.

Pembukaan film sendiri rasanya langsung mengingatkan penonton akan film pendek pertama sang sutradara, Enrico Casarosa, bertajuk "La Luna" (2011) karena latar lautan serta terpaan cahaya bintang dan bulan di atasnya, dan, tentu saja, Italia!

Tak jauh berbeda dari "La Luna" yang mengambil dua lokasi (lautan dan bulan), "Luca" juga mengambil dua latar, yaitu lautan dan daratan. Penonton diajak untuk menyelami kehidupan makhluk hidup di laut seperti Luca dan keluarganya, hingga hiruk-pikuk manusia yang tinggal di atas tanah Italia nan romantis.

Sutradara memiliki pendekatan visual yang menyenangkan untuk ditonton -- terutama bagi anak-anak karena bentuknya yang bisa dibilang mirip dengan mainan clay yang mudah dibentuk dan dicintai pembuatnya.

Desain karakter baik untuk monster laut dan manusianya pun mudah dikenali dan memiliki keunikan masing-masing. Tak hanya itu, para pengisi suara juga berhasil melakukan tugas mereka dengan menawan, mampu menampilkan emosinya secara baik ke dalam karakter yang mereka perankan.

Selain tiga tokoh utama yang diperankan anak-anak, penampilan Maya Rudolph dan Jim Gaffigan sebagai Daniela dan Lorenzo Paguro alias orang tua Luca juga sangat mencuri perhatian lantaran tingkahnya yang menggelitik sekaligus mengingatkan akan cinta orang tua kepada anaknya.

Dinamika antara keduanya dan para lakon utama lainnya pun menambah kesegaran cerita, warna, serta perspektif baru dari kisah yang diceritakan.

Visual nan cantik ditambah dengan sederet karakter yang menarik seakan kurang apabila tidak dilengkapi dengan cerita yang mengandung magic atau keajaiban -- "bumbu" khas dari film-film Pixar.

"Silenzio, Bruno!" pun menjadi mantra ajaib di film ini. Kalimat tersebut memiliki arti, "Diam, Bruno!" -- sebuah ungkapan untuk membisukan suara-suara yang mendorong seseorang enggan dan takut mencoba hal baru dan menantang.

Dua kata tersebut -- tak hanya kuat dari sisi pengembangan karakter dan kontinuitas cerita, rasanya juga menggelitik para penontonnya -- di mana setiap manusia tentu saja memiliki rasa takut -- terlepas dari usianya. Mendiamkan isi kepala yang berisik rasanya menjadi penting untuk menenangkan diri sendiri sebelum akhirnya memulai langkah baru.
 

Tak hanya tentang persahabatan, keluarga, dan rasa percaya diri, "Luca" juga menjadi pengingat bahwa mau menerima diri sendiri adalah sebuah keberanian yang harus dibawa kemana pun, kapan pun.

Selayaknya musim panas, film ini dibungkus dengan visual yang cerah, penuh warna, dan memanjakan mata para penontonnya -- mengingatkan segala keceriaan saat liburan musim panas tiba.

Keceriaan ini pun tak jauh dari segala permainan dan kenangan indah dan baru yang dibagi bersama keluarga dan teman dekat; atau mungkin sebagai momen bagi tiap individu untuk memulai perjalanan barunya.

Dan, ya, sepertinya "Luca" bisa diibaratkan memiliki semuanya -- menjadi sebuah kamp musim panas yang cocok untuk disinggahi bersama.

"Luca" tayang di Disney+ Hotstar mulai hari ini, (18/6).

Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024