Bandarlampung (ANTARA) - Perwailan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Perwakilan Lampung mengajak umat untuk merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak 2565 Tahun Buddhis dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Kita imbau untuk wihara tidak melakukan perayaan secara besar-besaran dan harus tetap ikuti protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah pusat dan daerah," ujar Ketua Walubi Perwakilan Lampung, Andy Lie saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.

Ia menjelaskan dalam pelaksanaan ragam ritual memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2565 Tahun Buddhis tidak banyak perbedaan yang dilakukan, namun ada sejumlah hal yang disesuaikan sesuai dengan kondisi saat ini di tengah pandemi COVID-19.

Baca juga: FKUB Lampung sarankan umat Buddha rayakan Waisak secara daring

"Ritual seperti memandikan rupang Buddha dilakukan terbatas, umat tidak diharapkan datang untuk mencegah persebaran COVID-19," ucapnya.

Menurutnya, untuk setiap wihara kapasitas maksimal umat yang diperbolehkan melakukan sembahyang hanya 30 orang, sedangkan ritual puncak serta detik-detik Waisak dilakukan secara daring.

"Kapasitas di setiap wihara hanya boleh 30 orang, seperti saat pencucian rupang hanya dilakukan terbatas, sedangkan untuk detik-detik Waisak kita siarkan secara daring sehingga umat bisa menyaksikan di rumah masing-masing," katanya.

Baca juga: Warga dapat saksikan gerhana bulan total bertepatan Waisak

Dia mengatakan bagi umat Buddha yang tengah menjalankan ritual dalam menyambut Hari Raya Tri Suci Waisak diharapkan dapat terus menjaga kesehatan dan protokol kesehatan.

"Pesan kami untuk umat yakni tetap jaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah guna mencegah adanya persebaran COVID-19," ucapnya.

Pada perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak sejumlah umat Buddha di Kota Bandarlampung telah mempersiapkan sejumlah ritual guna menyambut detik-detik Waisak secara daring.

Baca juga: Kemenag Lampung imbau pelaksanaan shalat gerhana dilakukan di rumah

"Karena detik-detik Waisak dilakukan secara daring maka kita tadi hanya persiapkan altar di rumah untuk menghidupkan lentera," ujar salah seorang umat Buddha, Adrian.

Menurutnya, pelaksanaan Puja Bhakti dan meditasi detik-detik Waisak tahun ini ia lakukan di rumah bersama keluarga.

"Tahun ini Puja Bhakti dan meditasi sebelum pukul 18.00 WIB dilakukan di rumah tidak seperti dua tahun lalu, dan Waisak kali ini meski di tengah pandemi COVID-19 kita bersyukur karena bersamaan dengan gerhana bulan," katanya.
 

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024