Bandarlampung (ANTARA) - PT Buma Cima Nusantara (BCN), anak perusahaan PTPN VII, segera menyiapkan gula kemasan 1 kilogram sebanyak satu juta pak untuk masuk ke pasar retail.

"Kita perkirakan pada Juni 2021 akan diproduksi bersamaan dengan dimulainya musim giling, pada tahap awal ini akan diproduksi sebanyak satu juta pak," kata Direktur Utama PT BCN Putu Sukarmen, di Bandarlampung, Jumat.

Dia menyatakan bahwa gula dengan kemasan 1 kg ini merupakan produksi perdana PT BCN dari dua industri yang serupa, yakni PG Bungamayang Lampung dan PG Cintamanis Sumatera Selatan (Sumsel).

"Gula kemasan ini akan kita beri merek Walini  sesuai mandat dari induk perusahaan (PTPN Holding) yang mengamanatkan semua industri gula menggunakan merek yang sama," katanya.

Menurutnya, saat ini semua peralatan guna memproduksi gula kemasan tersebut sudah siap sehingga ketika musim giling tiba alat-alat bisa langsung beroperasi.

"Alat yang kami punya bisa membungkus 20 kemasan dalam 20 menit," katanya.

Menurut dia pula, PT Buma memiliki potensi yang cukup besar dalam mensukseskan program swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah sehingga pihaknya siap bersinergi dengan dinas terkait dalam menyukseskan program Gubernur Lampung Kartu Petani Berjaya (KPB).

"Melalui strategi transformasi bisnis PTPN Group, PT. BCN saat ini telah merambah bisnis hilir. Kami mengenalkan produk gula ke pasar retail sebagai langkah strategis menjaga pasokan gula dan stabilitas harga gula nasional," kata dia.

Kadis Perkebunan Lampung, A. Chrisna Putra menyatakan bahwa pemprov siap untuk meningkatkan kemitraan dengan para petani dan pihak ketiga.

"Hal ini juga guna mengenalkan Program Kartu Petani Berjaya yang telah digulirkan untuk memberikan peluang bagi para petani ataupun pekebun untuk menikmati akses kemudahan dari usaha tanaman perkebunan yang mereka usahakan," kata dia.

Ia pun menyebutkan bahwa Lampung saat ini memiliki enam pabrik gula yang diantaranya milik PTPN VII, PT Gunung Madu Plantation, Sugar Grup, PT Gula Putih Mataram, Indo Lampung, dan PT. Adhi Karya Gemilang.

"Lampung juga telah berkontribusi 30 persen dalam memenuhi kebutuhan gula nasional," kata dia.

Pemerintah Provinsi Lampung pun mendukung pembangunan dan pengembangan tebu sebagai bahan baku gula pasir yang merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok. 

"Khususnya dukungan perusahaan untuk melakukan pengembangan tebu sendiri dan tebu rakyat melalui program produksi benih yang bersertifikasi, pengembangan varietas unggul, program kemitraan dan CSR, serta bongkar ratoon dan pengembangan areal TR di wilayah kerja PG Buma untuk menambah pasokan tebu dan produksi gula PT Buma," kata dia.

Ia pun mengatakan, melalui penyediaan gula kemasan 1 kg yang akan diluncurkan PTPN VII diharapkan kebutuhan gula pasir dengan harga terjangkau untuk masyarakat dapat terpenuhi.

Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024