Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meresmikan monumen Pahlawan Nasional Komjen Pol Moechammad Jasin sebagai monumen perjuangan dan bakti Polri di Akademi Polisi (Akpol) Semarang, Jawa Tengah.
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, Pengamat Kepolisian/Ketua Penasihat Ahli Kapolri Irjen Pol (Purn) Sisno Adiwinoto mengatakan peresmian monumen Komjen Pol M Jasin ini perlu diapresiasi guna mengenang dan sekaligus sebagai penghormatan kepada tokoh Polri yang bergelar Pahlawan Nasional tersebut.
"Monumen Perjuangan dan Bhakti Komjen Pol M Jasin didirikan oleh Alumni AKABRIPOL pertama 1970/WASPADA di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Suroyo Bimantoro pada masa itu," kata Sisno.
Menurut dia, berdirinya monumen tersebut sebagai tonggak sejarah perjuangan dan dharma bhakti polisi yang dilakukan oleh seorang tokoh pahlawan nasional pejuang polisi.
Oleh karena itu monumen perjuangan dan bhakti Komjen Pol M Jasin diletakkan di Kesatrian Akademi Kepolisian Negara Republik Indonesia (AKPOL) di Semarang.
"Sekaligus untuk memberikan pembinaan tradisi Santi Aji dan Santi Karma kepada taruna Akademi Kepolisian sebagai generasi penerus Polri," ujarnya.
Acara peresmian tersebut dihadiri oleh para Kapolri pada masanya, Dubes Kroasia di Zagreb, Keluarga Bapak M Jasin, para Alumni AKABRIPOL pertama 1970 dan para Perwakilan Angkatan Alumni AKABRIPOL.
Dalam kesempatan itu, Sisno berharap pada peresmian monumen perjuangan dan bhakti Komjen Pol M Jasin sebagai monumen perjuangan dan bhakti Polri ini menjadi semangat bagi insan Bhayangkara Polri dalam pengabdian terbaiknya untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Sisno juga berpesan agar insan Bhayangkara Polri tetap amanah sebagai pelindung, pengayom masyarakat, mampu memelihara Kamtibmas tetap kondusif dan masyarakat semakin produktif dalam tatanan kehidupan baru.
Insan Bhayangkara Polri mampu menjadi pemimpin masyarakat yang memberi dan membantu bukan mengambil dan membebani masyarakat.
Semakin "Presisi" (Prediktif, Responsif, Transparansi-Berkeadilan), profesional, tegas humanis dan modern-terpercaya.
"Penegakan hukum tidak hanya tajam ke bawah, tapi tajam juga ke atas maupun ke samping berdasar hukum dan keadilan," tutur Sisno.
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, Pengamat Kepolisian/Ketua Penasihat Ahli Kapolri Irjen Pol (Purn) Sisno Adiwinoto mengatakan peresmian monumen Komjen Pol M Jasin ini perlu diapresiasi guna mengenang dan sekaligus sebagai penghormatan kepada tokoh Polri yang bergelar Pahlawan Nasional tersebut.
"Monumen Perjuangan dan Bhakti Komjen Pol M Jasin didirikan oleh Alumni AKABRIPOL pertama 1970/WASPADA di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Suroyo Bimantoro pada masa itu," kata Sisno.
Menurut dia, berdirinya monumen tersebut sebagai tonggak sejarah perjuangan dan dharma bhakti polisi yang dilakukan oleh seorang tokoh pahlawan nasional pejuang polisi.
Oleh karena itu monumen perjuangan dan bhakti Komjen Pol M Jasin diletakkan di Kesatrian Akademi Kepolisian Negara Republik Indonesia (AKPOL) di Semarang.
"Sekaligus untuk memberikan pembinaan tradisi Santi Aji dan Santi Karma kepada taruna Akademi Kepolisian sebagai generasi penerus Polri," ujarnya.
Acara peresmian tersebut dihadiri oleh para Kapolri pada masanya, Dubes Kroasia di Zagreb, Keluarga Bapak M Jasin, para Alumni AKABRIPOL pertama 1970 dan para Perwakilan Angkatan Alumni AKABRIPOL.
Dalam kesempatan itu, Sisno berharap pada peresmian monumen perjuangan dan bhakti Komjen Pol M Jasin sebagai monumen perjuangan dan bhakti Polri ini menjadi semangat bagi insan Bhayangkara Polri dalam pengabdian terbaiknya untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Sisno juga berpesan agar insan Bhayangkara Polri tetap amanah sebagai pelindung, pengayom masyarakat, mampu memelihara Kamtibmas tetap kondusif dan masyarakat semakin produktif dalam tatanan kehidupan baru.
Insan Bhayangkara Polri mampu menjadi pemimpin masyarakat yang memberi dan membantu bukan mengambil dan membebani masyarakat.
Semakin "Presisi" (Prediktif, Responsif, Transparansi-Berkeadilan), profesional, tegas humanis dan modern-terpercaya.
"Penegakan hukum tidak hanya tajam ke bawah, tapi tajam juga ke atas maupun ke samping berdasar hukum dan keadilan," tutur Sisno.