Lampung Tengah (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Lampung Tengah dr Ardito Wijaya akan mengusulkan ke pemerintah pusat agar alokasi pupuk bersubsidi buat petani di Kabupaten Lampung Tengah bisa bertambah.
Wabup Ardito menanggapi keluhan warga Kampung Tempuran, Kecamatan Trimurjo, terkait sulitnya mendapatkan pupuk, menyatakan pihaknya akan coba usulkan ke pemerintah pusat supaya pasokan pupuk di Lampung Tengah bisa bertambah, agar hasil pertanian bisa baik.
Menurutnya, pada musim tanam ini banyak petani yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Sebab, alokasi pupuk dari pemerintah pusat tidak sesuai dengan jumlah Rencana Definitif. Kebutuhan Kelompok (RDKK).
"Saya dan Pak Musa (Musa Ahmad, Bupati Lampung Tengah, Red) sudah melihat RDKK dan mencari solusi problematika kenapa pupuk susah. Kami juga sudah menghitung jumlah luas lahan, mengecek pupuk ke distributor. Ternyata memang pupuk yang turun kurang," katanya pula.
Selain itu, pihaknya juga akan berupaya untuk membuat standardisasi harga jual gabah. Hal ini agar petani bisa mendapatkan hasil yang lebih untuk nantinya membeli pupuk nonsubsidi.
"Kalau harga jual gabah tinggi, para petani kita bisa memiliki uang lebih membeli pupuk yang nonsubsidi. Karena itu nanti akan kami buatkan standardisasi harga," katanya lagi.
Baca juga: DPRD Provinsi Lampung minta petani melapor jika pupuk subsidi langka
Baca juga: Alokasi pupuk Lampung 2021 turun 10 ribu ton
Wabup Ardito menanggapi keluhan warga Kampung Tempuran, Kecamatan Trimurjo, terkait sulitnya mendapatkan pupuk, menyatakan pihaknya akan coba usulkan ke pemerintah pusat supaya pasokan pupuk di Lampung Tengah bisa bertambah, agar hasil pertanian bisa baik.
Menurutnya, pada musim tanam ini banyak petani yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Sebab, alokasi pupuk dari pemerintah pusat tidak sesuai dengan jumlah Rencana Definitif. Kebutuhan Kelompok (RDKK).
"Saya dan Pak Musa (Musa Ahmad, Bupati Lampung Tengah, Red) sudah melihat RDKK dan mencari solusi problematika kenapa pupuk susah. Kami juga sudah menghitung jumlah luas lahan, mengecek pupuk ke distributor. Ternyata memang pupuk yang turun kurang," katanya pula.
Selain itu, pihaknya juga akan berupaya untuk membuat standardisasi harga jual gabah. Hal ini agar petani bisa mendapatkan hasil yang lebih untuk nantinya membeli pupuk nonsubsidi.
"Kalau harga jual gabah tinggi, para petani kita bisa memiliki uang lebih membeli pupuk yang nonsubsidi. Karena itu nanti akan kami buatkan standardisasi harga," katanya lagi.
Baca juga: DPRD Provinsi Lampung minta petani melapor jika pupuk subsidi langka
Baca juga: Alokasi pupuk Lampung 2021 turun 10 ribu ton