Jakarta (ANTARA) - Bek Barcelona Gerard Pique menyindir wasit La Liga atau Liga Spanyol yang cenderung mendukung Real Madrid.
Pique yang blak-blakan ini membahas keputusan Barca melepas Luis Suarez ke Atletico Madrid dan hubungannya dengan kapten Real Madrid Sergio Ramos.
"Suatu hari seorang mantan wasit mengatakan 85 persen wasit berasal dari Madrid," kata Pique dalam wawancara dengan Post United seperti dikutip Goal, Jumat.
"Bagaimana mereka tidak akan menguntungkan Madrid? Bahkan tanpa disadari, bagaimana mereka tidak akan lebih menguntungkan satu tim di atas tim yang lain?"
Baca juga: Eden Hazard terancam absen enam pekan di Real Madrid
Sejauh musim ini, Madrid dan Barca memiliki rekor disiplin yang hampir identik di Liga Spanyol di mana keduanya mencatatkan 36 kartu kuning dan Madrid satu kartu merah.
Pada musim 2019/2020, Madrid menerima 72 kartu kuning, sedangkan Barca 83 kartu, dan tiga pemain diusir keluar lapangan.
Turbulensi di luar lapangan juga menghampiri klub-klub terbesar Spanyol saat ini di mana masa depan para pemain ikoniknya terus dipertanyakan.
Menurut Goal, Lionel Messi belum berbicara dengan klub lain meskipun bebas bernegosiasi dengan klub lain, sementara Ramos berselisih dengan klubnya.
Baca juga: Chelsea kembali libas Spurs
"Saya berbicara dengan dia, tetapi bukan tentang pembaruan kontraknya," kata Pique tentang Ramos. "Kami rukun. Dengan Madrid, hubungannya sangat bagus."
"Saya bertukar seragam dengan mereka dan saya memiliki seragam Madrid di rumah. Saya memiliki seragam Cristiano (Ronaldo), (Karim) Benzema, Ramos. Namun, memakainya terlalu jauh bagi saya."
Keputusan Ramos dan Messi tidak diragukan lagi akan mendominasi berita utama dalam beberapa bulan mendatang, tetapi Pique tidak setuju para pemain memiliki kekuatan berlebihan dalam permainan modern.
Baca juga: Manchester City kembali jaga jarak di puncak klasemen Liga Inggris
"Ketika Anda memiliki dewan direksi atau presiden yang sangat kuat, yang memiliki ide-ide yang jelas, pemain tidak banyak bicara," kata dia, seraya mencontohkan Ramos.
"Ketika ada presiden kuat yang membuat keputusan dan ingin mengambil jalan itu, para pemain tidak dapat berbuat banyak," pungkas Pique.
Pique yang blak-blakan ini membahas keputusan Barca melepas Luis Suarez ke Atletico Madrid dan hubungannya dengan kapten Real Madrid Sergio Ramos.
"Suatu hari seorang mantan wasit mengatakan 85 persen wasit berasal dari Madrid," kata Pique dalam wawancara dengan Post United seperti dikutip Goal, Jumat.
"Bagaimana mereka tidak akan menguntungkan Madrid? Bahkan tanpa disadari, bagaimana mereka tidak akan lebih menguntungkan satu tim di atas tim yang lain?"
Baca juga: Eden Hazard terancam absen enam pekan di Real Madrid
Sejauh musim ini, Madrid dan Barca memiliki rekor disiplin yang hampir identik di Liga Spanyol di mana keduanya mencatatkan 36 kartu kuning dan Madrid satu kartu merah.
Pada musim 2019/2020, Madrid menerima 72 kartu kuning, sedangkan Barca 83 kartu, dan tiga pemain diusir keluar lapangan.
Turbulensi di luar lapangan juga menghampiri klub-klub terbesar Spanyol saat ini di mana masa depan para pemain ikoniknya terus dipertanyakan.
Menurut Goal, Lionel Messi belum berbicara dengan klub lain meskipun bebas bernegosiasi dengan klub lain, sementara Ramos berselisih dengan klubnya.
Baca juga: Chelsea kembali libas Spurs
"Saya berbicara dengan dia, tetapi bukan tentang pembaruan kontraknya," kata Pique tentang Ramos. "Kami rukun. Dengan Madrid, hubungannya sangat bagus."
"Saya bertukar seragam dengan mereka dan saya memiliki seragam Madrid di rumah. Saya memiliki seragam Cristiano (Ronaldo), (Karim) Benzema, Ramos. Namun, memakainya terlalu jauh bagi saya."
Keputusan Ramos dan Messi tidak diragukan lagi akan mendominasi berita utama dalam beberapa bulan mendatang, tetapi Pique tidak setuju para pemain memiliki kekuatan berlebihan dalam permainan modern.
Baca juga: Manchester City kembali jaga jarak di puncak klasemen Liga Inggris
"Ketika Anda memiliki dewan direksi atau presiden yang sangat kuat, yang memiliki ide-ide yang jelas, pemain tidak banyak bicara," kata dia, seraya mencontohkan Ramos.
"Ketika ada presiden kuat yang membuat keputusan dan ingin mengambil jalan itu, para pemain tidak dapat berbuat banyak," pungkas Pique.