Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan sebanyak 11 desa wisata agar semakin siap dalam menjadi daya tarik andalan wisatawan yang berkunjung ke daerah itu.
"Sebanyak 11 desa sudah siap dan telah terbentuk kelompok pengelola, baik yang berbentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis), karang taruna atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," kata Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Romi'at di Mentok, Kamis.
Ia menjelaskan, kelompok pengelola tersebut sudah terbentuk pada tahun sebelumnya dan sudah diberikan pelatihan keterampilan dalam pengelolaan desa wisata.
"Untuk tahun ini kami rencanakan melakukan pendampingan agar upaya pengembangan desa wisata yang dirintis semakin siap dan menarik dikunjungi wisatawan," ujar Romi'at.
Sebanyak 11 desa tersebut, lanjutnya, selama ini serius dan siap bergerak untuk menjadi desa wisata berbasis potensi sumber daya alam dan budaya lokal yang dimiliki desa masing-masing.
"Kawan-kawan di desa sudah mulai bergerak menyiapkan berbagai destinasi wisata desa dan mendapat dukungan penuh dalam penganggaran melalui pemerintah desa masing-masing," katanya.
Ia menyebutkan, dengan adanya ketersediaan anggaran di pemerintah desa dinilai akan memudahkan gerak pemerintah kabupaten dalam melakukan pembinaan dan pendampingan agar desa tersebut semakin siap menjadi desa wisata.
Sebanyak 11 desa tersebut, antara lain Desa Airputih dengan potensi Pantai Tanjungular dan keragaman budaya, Desa Airbelo dengan potensi Bukit Kukus, Belolaut memiliki wisata andalan kuliner, pantai dan mangrove Tanjungpunai, Kapit dengan potensi pantai dan mangrove, Desa Teluk Limau kaya potensi hutan mangrove dan pantai.
Selanjutnya, Desa Bakit memiliki potensi pantai dan kuliner, Aairlimau mengembangkan wisata edukasi berbasis lingkungan dan budaya, Kelabat memiliki objek utama batu granit Belimbing, Jebulaut dengan objek andalan pantai, dan Desa Penganak yang selama ini sudah cukup terkenal memiliki kawasan pantai yang dikelola sejumlah Pokdarwis di desa setempat.
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno mengatakan akan memaksimalkan potensi anggaran yang ada untuk mendukung pengembangan dan pembangunan kepariwisataan di daerah itu.
"Namun selama pandemi berlangsung, kami akan mematangkan berbagai persiapan, seperti pembenahan objek, pengelolaan, dan penguatan pemasaran agar pascapandemi bisa langsung bergerak bersama-sama," katanya.
Penguatan jaringan pemasaran merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, salah satunya dengan menggandeng instansi vertikal, perusahaan, pelaku usaha wisata dan organisasi pemuda.
"Kemarin kita juga sudah menyepakati adanya kerja sama pemasaran dan pendampingan bersama DPD KNPI kabupaten Bangka Barat, kami berharap jaringan organisasi pemuda nasional tersebut bisa membantu upaya pemasaran pariwisata daerah sehingga kunjungan meningkat," katanya.
Sebagai langkah awal, pihaknya sedang fokus membidik wisatawan lokal dan regional selama pandemi COVID-19.
"Untuk membidik wisatawan nusantara dan mancanegara masih sulit karena berbagai kebijakan terkait penanganan pandemi, saat ini kami akan memaksimalkan kunjungan wisatawan sekitar agar perekonomian masyarakat tetap bergerak, namun tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai aturan yang ada," katanya.
"Sebanyak 11 desa sudah siap dan telah terbentuk kelompok pengelola, baik yang berbentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis), karang taruna atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," kata Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Romi'at di Mentok, Kamis.
Ia menjelaskan, kelompok pengelola tersebut sudah terbentuk pada tahun sebelumnya dan sudah diberikan pelatihan keterampilan dalam pengelolaan desa wisata.
"Untuk tahun ini kami rencanakan melakukan pendampingan agar upaya pengembangan desa wisata yang dirintis semakin siap dan menarik dikunjungi wisatawan," ujar Romi'at.
Sebanyak 11 desa tersebut, lanjutnya, selama ini serius dan siap bergerak untuk menjadi desa wisata berbasis potensi sumber daya alam dan budaya lokal yang dimiliki desa masing-masing.
"Kawan-kawan di desa sudah mulai bergerak menyiapkan berbagai destinasi wisata desa dan mendapat dukungan penuh dalam penganggaran melalui pemerintah desa masing-masing," katanya.
Ia menyebutkan, dengan adanya ketersediaan anggaran di pemerintah desa dinilai akan memudahkan gerak pemerintah kabupaten dalam melakukan pembinaan dan pendampingan agar desa tersebut semakin siap menjadi desa wisata.
Sebanyak 11 desa tersebut, antara lain Desa Airputih dengan potensi Pantai Tanjungular dan keragaman budaya, Desa Airbelo dengan potensi Bukit Kukus, Belolaut memiliki wisata andalan kuliner, pantai dan mangrove Tanjungpunai, Kapit dengan potensi pantai dan mangrove, Desa Teluk Limau kaya potensi hutan mangrove dan pantai.
Selanjutnya, Desa Bakit memiliki potensi pantai dan kuliner, Aairlimau mengembangkan wisata edukasi berbasis lingkungan dan budaya, Kelabat memiliki objek utama batu granit Belimbing, Jebulaut dengan objek andalan pantai, dan Desa Penganak yang selama ini sudah cukup terkenal memiliki kawasan pantai yang dikelola sejumlah Pokdarwis di desa setempat.
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno mengatakan akan memaksimalkan potensi anggaran yang ada untuk mendukung pengembangan dan pembangunan kepariwisataan di daerah itu.
"Namun selama pandemi berlangsung, kami akan mematangkan berbagai persiapan, seperti pembenahan objek, pengelolaan, dan penguatan pemasaran agar pascapandemi bisa langsung bergerak bersama-sama," katanya.
Penguatan jaringan pemasaran merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, salah satunya dengan menggandeng instansi vertikal, perusahaan, pelaku usaha wisata dan organisasi pemuda.
"Kemarin kita juga sudah menyepakati adanya kerja sama pemasaran dan pendampingan bersama DPD KNPI kabupaten Bangka Barat, kami berharap jaringan organisasi pemuda nasional tersebut bisa membantu upaya pemasaran pariwisata daerah sehingga kunjungan meningkat," katanya.
Sebagai langkah awal, pihaknya sedang fokus membidik wisatawan lokal dan regional selama pandemi COVID-19.
"Untuk membidik wisatawan nusantara dan mancanegara masih sulit karena berbagai kebijakan terkait penanganan pandemi, saat ini kami akan memaksimalkan kunjungan wisatawan sekitar agar perekonomian masyarakat tetap bergerak, namun tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai aturan yang ada," katanya.