London (ANTARA) - Otoritas kesehatan Inggris, Jumat, mengeluarkan izin penggunaan vaksin COVID-19 Moderna, dan telah ada persetujuan untuk membeli 10 juta dosis tambahan--terkait dengan target penyuntikan vaksin tersebut yang akan dimulai pada Musim Semi (sekitar Maret hingga Mei).
Dengan begitu, sejauh ini sudah ada tiga vaksin COVID-19 yang mendapat izin penggunaan di Inggris, dengan dua lainnya yakni vaksin Pfizer dan BioNTech, perusahaan asal AS dan Jerman, serta AstraZeneca dari negara itu sendiri--yang sudah mulai diberikan kepada masyarakat.
Untuk vaksin Moderna sendiri, Inggris saat ini telah memesan 17 juta dosis secara total. Pasokan vaksin akan mulai dikirimkan pada musim semi, setelah Moderna meningkatkan kemampuan produksinya.
"Kami telah memvaksinasi hampir 1,5 juta orang di seluruh Britania Raya, dan vaksin Moderna akan memungkinkan kami untuk meningkatkan program vaksinasi kami lebih lagi, sesaat setelah dosis tersedia mulai musim semi ini," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.
Berdasarkan uji klinis tahap akhir, vaksin Moderna terbukti efektif 94% dalam mencegah penyakit, dan telah mendapat izin penggunaan dari AS, Kanada, dan Uni Eropa.
Sumber: Reuters
Dengan begitu, sejauh ini sudah ada tiga vaksin COVID-19 yang mendapat izin penggunaan di Inggris, dengan dua lainnya yakni vaksin Pfizer dan BioNTech, perusahaan asal AS dan Jerman, serta AstraZeneca dari negara itu sendiri--yang sudah mulai diberikan kepada masyarakat.
Untuk vaksin Moderna sendiri, Inggris saat ini telah memesan 17 juta dosis secara total. Pasokan vaksin akan mulai dikirimkan pada musim semi, setelah Moderna meningkatkan kemampuan produksinya.
"Kami telah memvaksinasi hampir 1,5 juta orang di seluruh Britania Raya, dan vaksin Moderna akan memungkinkan kami untuk meningkatkan program vaksinasi kami lebih lagi, sesaat setelah dosis tersedia mulai musim semi ini," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.
Berdasarkan uji klinis tahap akhir, vaksin Moderna terbukti efektif 94% dalam mencegah penyakit, dan telah mendapat izin penggunaan dari AS, Kanada, dan Uni Eropa.
Sumber: Reuters