Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Banyuwangi, Jawa Timur, melalui Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) dan Gerakan Pakai Masker (GPM).
Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Kurleni Ukar, Sabtu, mengatakan Gerakan BISA dan GPM digelar sekaligus untuk merespons amanat Presiden Joko Widodo dalam rangka menggerakkan ekonomi kreatif melalui padat karya.
"Kegiatan ini juga berusaha mengajak untuk membangkitkan kembali nilai sapta pesona yakni aman, tertib, bersih, sejuk dan lain sebagainya," kata Kurleni Ukar.
Ia menambahkan, kegiatan itu diselenggarakan sebagai rangkaian pemulihan industri pariwisata yang terdampak imbas COVID-19.
Baca juga: KLHK meninjau lokasi bekas tambang di Bengkulu yang jadi wisata alam
Untuk itu, langkah pemulihan mesti dilakukan agar sektor yang menyumbangkan dana cukup besar bagi APBN itu segera bergeliat kembali.
"Kegiatan ini diinisiasi untuk mendorong pemulihan industri pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19. Selain itu, gerakan ini juga digagas sebagai landasan bagi masyarakat untuk berwisata di era normal baru," kata Kurleni Ukar.
Ia melanjutkan, Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker merupakan kebijakan Kemenparekraf untuk mendukung protokol kesehatan di destinasi wisata.
"Gerakan ini sudah kami lakukan di 38 kabupaten/kota" jelas Kurleni Ukar.
Gerakan BISA dan GPM, kata Kurleni Ukar, merupakan upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap destinasi wisata di tengah pandemi COVID-19.
Ia berharap sinergi gerakan BISA dan GPM mampu membangkitkan geliat industri pariwisata di daerah. "Program ini untuk mengakselerasi industri pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Baca juga: Dispar Kota Denpasar verifikasi penerapan protokol 16 hotel, satu destinasi wisata
Ia optimistis gerakan ini akan menjadi penanda dibukanya kembali destinasi wisata secara bertahap pada era adaptasi kebiasaan baru.
"Kegiatan ini merupakan momentum kesiapan industri pariwisata dan masyarakat untuk melaksanakan secara konsisten protokol kesehatan di destinasi wisata," katanya.
Setelah pertama kali diadakan di Labuan Cermin, Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur, maka Banyuwangi menjadi kota selanjutnya untuk mengadakan GPM karena dinilai memiliki banyak destinasi wisata.
Salah satu destinasi wisata yang menjadi tempat diselenggarakannya acara GPM adalah Pulau Santen yang terletak di Kelurahan Karangrejo, Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Kemenparekraf/Baparekraf itu.
Baca juga: Belitung disarankan terapkan pariwisata berbasis kualitas
Ia sependapat jika memakai masker adalah sebuah upaya minimal yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19, khususnya dalam menyongsong masa adaptasi kebiasaan baru serta untuk memulihkan destinasi wisata.
"Gerakan Pakai Masker menjadi kegiatan yang tidak hanya mendorong pembukaan destinasi, tetapi juga mengedukasi masyarakat bagaimana cara menggunakan masker yang benar dan menggerakkan masyarakat agar punya kesadaran untuk menggunakan masker,” ungkapnya.
Saat ini, ia melanjutkan, membangun kesadaran untuk tetap menggunakan masker bukan perkara mudah.
"Kemenparekraf menggerakkan berbagai komponen untuk ikut bahu-membahu membersihkan destinasi wisata Banyuwangi termasuk di Pulau Santen ini," kata Azwar Anas.
Baca juga: Kemenparekraf fokus tiga langkah pulihkan sektor parekraf
Baca juga: Menpora jajaki pengembangan industri serta pariwisata olahraga
Baca juga: Pengelola Candi Borobudur harapkan kuota pengunjung dinaikkan
Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Kurleni Ukar, Sabtu, mengatakan Gerakan BISA dan GPM digelar sekaligus untuk merespons amanat Presiden Joko Widodo dalam rangka menggerakkan ekonomi kreatif melalui padat karya.
"Kegiatan ini juga berusaha mengajak untuk membangkitkan kembali nilai sapta pesona yakni aman, tertib, bersih, sejuk dan lain sebagainya," kata Kurleni Ukar.
Ia menambahkan, kegiatan itu diselenggarakan sebagai rangkaian pemulihan industri pariwisata yang terdampak imbas COVID-19.
Baca juga: KLHK meninjau lokasi bekas tambang di Bengkulu yang jadi wisata alam
Untuk itu, langkah pemulihan mesti dilakukan agar sektor yang menyumbangkan dana cukup besar bagi APBN itu segera bergeliat kembali.
"Kegiatan ini diinisiasi untuk mendorong pemulihan industri pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19. Selain itu, gerakan ini juga digagas sebagai landasan bagi masyarakat untuk berwisata di era normal baru," kata Kurleni Ukar.
Ia melanjutkan, Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker merupakan kebijakan Kemenparekraf untuk mendukung protokol kesehatan di destinasi wisata.
"Gerakan ini sudah kami lakukan di 38 kabupaten/kota" jelas Kurleni Ukar.
Gerakan BISA dan GPM, kata Kurleni Ukar, merupakan upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap destinasi wisata di tengah pandemi COVID-19.
Ia berharap sinergi gerakan BISA dan GPM mampu membangkitkan geliat industri pariwisata di daerah. "Program ini untuk mengakselerasi industri pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Baca juga: Dispar Kota Denpasar verifikasi penerapan protokol 16 hotel, satu destinasi wisata
Ia optimistis gerakan ini akan menjadi penanda dibukanya kembali destinasi wisata secara bertahap pada era adaptasi kebiasaan baru.
"Kegiatan ini merupakan momentum kesiapan industri pariwisata dan masyarakat untuk melaksanakan secara konsisten protokol kesehatan di destinasi wisata," katanya.
Setelah pertama kali diadakan di Labuan Cermin, Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur, maka Banyuwangi menjadi kota selanjutnya untuk mengadakan GPM karena dinilai memiliki banyak destinasi wisata.
Salah satu destinasi wisata yang menjadi tempat diselenggarakannya acara GPM adalah Pulau Santen yang terletak di Kelurahan Karangrejo, Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Kemenparekraf/Baparekraf itu.
Baca juga: Belitung disarankan terapkan pariwisata berbasis kualitas
Ia sependapat jika memakai masker adalah sebuah upaya minimal yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19, khususnya dalam menyongsong masa adaptasi kebiasaan baru serta untuk memulihkan destinasi wisata.
"Gerakan Pakai Masker menjadi kegiatan yang tidak hanya mendorong pembukaan destinasi, tetapi juga mengedukasi masyarakat bagaimana cara menggunakan masker yang benar dan menggerakkan masyarakat agar punya kesadaran untuk menggunakan masker,” ungkapnya.
Saat ini, ia melanjutkan, membangun kesadaran untuk tetap menggunakan masker bukan perkara mudah.
"Kemenparekraf menggerakkan berbagai komponen untuk ikut bahu-membahu membersihkan destinasi wisata Banyuwangi termasuk di Pulau Santen ini," kata Azwar Anas.
Baca juga: Kemenparekraf fokus tiga langkah pulihkan sektor parekraf
Baca juga: Menpora jajaki pengembangan industri serta pariwisata olahraga
Baca juga: Pengelola Candi Borobudur harapkan kuota pengunjung dinaikkan