Pekanbaru (ANTARA) - “Gerakan BISA” yang diterapkan Pemerintah Provinsi Riau diharapkan mampu membangkitkan sektor pariwisata yang nyaris lumpuh akibat pandemi COVID-19 di daerah tersebut.
Gubernur Riau Syamsuar dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Minggu, mengatakan Gerakan BISA merupakan singkatan dari Bersih, Indah, Sehat dan Aman. Gerakan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi kondisi tatanan kehidupan baru sesuai prinsip higienis dan sanitasi yang baik.
“Gerakan BISA merupakan program semacam padat karya yang mengikutsertakan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan destinasi pariwisata. Sehingga seluruh pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya siap memasuki masa adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” katanya.
Ia mengatakan, sangat penting bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata agar menerapkan protokol kesehatan di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19. Menurut dia, buku panduan teknis yang merupakan turunan dari kebijakan pemerintah tersebut sudah ada sehingga memudahkan untuk diterapkan di daerah.
Dengan dilaksanakannya kegiatan itu, lanjutnya, para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman, serta mendukung destinasi pariwisata dalam menyongsong tatanan kehidupan baru pascapandemi COVID-19.
“Kami mengharapkan Gerakan BISA ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan juga seluruh stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif untuk bangkit kembali dalam mempromosikan Riau yang bersih, indah, sehat, dan aman di mata dunia,” kata Syamsuar.
Kepala Dinas Pariwisata provinsi Riau, Roni Rakhmat menambahkan, Gerakan BISA adalah kegiatan yang dipelopori oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pencananganan Gerakan Bisa di Riau akan dilaksanakan serentak di tiga kabupaten dan kota di Riau, pada tanggal 4-5 Agustus 2020 pukul 08.00-16.00 WIB.
Acara tersebut akan melibatkan 300 orang pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Lokasinya di lima destinasi wisata, yakni Taman Tunjuk Ajar Integritas, Taman Tuan Kadi (Kota Pekanbaru), Pulau Cinta (Kabupaten Kampar) dan Istana Siak Sri Indrapura, Makam Koto Tinggi (Kabupaten Siak).
“Gerakan BISA untuk melaksanakan program semacam padat karya dalam upaya mitigasi dampak COVID-19. Di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diperlukan langkah-langkah yang cepat, tepat, fokus, dan terpadu melalui sinergitas antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya,” kata Roni.
Dijelaskanya, khusus pada hari pertama, Selasa (4/8) dilaksanakan secara virtual mengunakan aplikasi zoom meeting di masing-masing destinasi wisata, yang diikuti oleh Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf di Jakarta, Wali Kota Pekanbaru, Bupati Kampar, Bupati Siak dan Kepala Dinas Pariwisata Riau.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan aktiftas gotong royong, mempersiapkan tempat sampah, alat-alat kebersihan, pengecatan papan informasi COVID-19, wastafel, tempat cuci tangan, thermogun dan alat semprot disinfektan.
Pemerintah melalui Kemenparekaf memberikan bantuan berupa tempat sampah permanen dan tempat sampah plastik, alat cuci tangan, gerobak dorong, cangkul, sapu lidi, cat minyak, tiner, kuas cat, ditambah lagi sarung tangan kerja, disinfektan beserta alat semprot disinfektan, masker kain, pakaian seragam, signage atau papan informasi publik di destinasi wisata, papan informasi COVID-19 dan alat pengukur suhu.
Adapun tujuan kegiatan ini digelar untuk pemberdayaan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonominya pasca COVID-19, Mendorong perbaikan indikator Health and Hygiene dan Safety and Security di lingkungan destinasi pariwisata untuk peningkatan peringkat Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI), mendukung destinasi pariwisata serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mengantisipasi kondisi tatanan kehidupan baru pasca Covid-19 sesuai prinsip higienis dan sanitasi yang baik.
Menurut data Kemenparekraf berdasarkan hasil TTCI 2019, Indonesia menempati peringkat ke-102 dalam kategori Health and Hygiene dan peringkat ke-80 dalam kategori Safety and Security dari 140 negara sehingga diperlukan komitmen dan sinergi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan pelaku periwisata di pusat dan daerah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing destinasi pariwisata Indonesia. ***1***