Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan jumlah kasus positif COVID-19 di Tanah Air hingga saat ini masih dalam jumlah yang terkendali jika dibandingkan negara-negara lain.

Meskipun demikian, Presiden dalam arahannya kepada Para Gubernur mengenai Percepatan Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, meminta seluruh pihak untuk tidak lepas kendali.

"Kita berada pada posisi yang masih bisa kita kendalikan. Oleh sebab itu, jangan sampai kita lepas kendali. Manajemen krisis harus betul-betul kita lakukan," tegas Presiden di Bogor..

Presiden mengaku mendapatkan laporan setiap saat dari Kementerian Luar Negeri yang mengabarkan kondisi-kondisi COVID-19 di dunia.

Indonesia sebagai negara 5 besar penduduk terbanyak, tidak masuk dalam 10 negara dengan kasus COVID-19 tertinggi.

Presiden menyampaikan Amerika Serikat sebanyak 3,4 juta kasus positif COVID-19, Brasil 1,8 juta, India 906 ribu, Rusia 739 ribu, Peru 326 ribu.

Sedangkan Indonesia per Rabu, berada pada angka 78 ribu kasus positif.

Presiden mengingatkan jajarannya agar tidak lepas kendali. Dia meminta jajarannya terus mengajak aparatur di bawah untuk bekerja extraordinary.

"Enggak bisa kita dalam situasi seperti ini kita kerja normal-normal, dalam situasi seperti ini kita kerja biasa-biasa, enggak bisa. Percaya saya, enggak bisa," kata Presiden.

"Semuanya harus ganti channel semuanya, enggak bisa kita normal-normal, channel-nya harus ganti semuanya. Dari channel ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari channel yang cara kerja bertele-tele, rumit ke cara-cara kerja yang cepat dan sederhana. Semuanya harus diubah seperti itu," tegasnya.
 


Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024