Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebutkan bahwa daya beli dari pekerja di sektor industri manufaktur berpotensi hilang sebanyak Rp40 triliun akibat COVID-19.

Hal itu terjadi karena rata-rata utilitas dari 17 sub sektor industri manufaktur selama masa krisis pandemi COVID-19 hilang 50 persen sehingga dari 9,8 juta sampai 10 juta tenaga kerja terdapat potensi 5 juta orang dirumahkan atau dikurangi jam kerjanya.

“Kata kan 50 persen artinya 10 juta orang ini bisa saja 5 juta dirumahkan atau 5 juta itu bekerja dengan paruh waktu,” kata Kepala Bappenas dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Di sisi lain ia menyatakan karena setengah dari utilitas sektor industri manufaktur hilang dan menyebabkan 5 juta orang dirumahkan maka terdapat potensi Rp40 triliun daya beli yang hilang selama 10 minggu penerapan PSBB.

“Kalau satu jam kerja itu dibayar dengan Rp20 ribu saja artinya yang hilang kira-kira sekitar Rp80 triliun lalu dibagi dua karena separuh jadi Rp40 triliun. Jadi Rp40 triliun daya beli pada bulan itu hilang,” katanya.

Kepala Bappenas mengatakan potensi daya beli yang hilang dari industri manufaktur sebesar Rp40 triliun tersebut memberi pengaruh kepada sektor ekonomi lainnya seperti UMKM.

Oleh sebab itu Suharso menuturkan jaring pengaman sosial merupakan upaya untuk menjaga daya beli masyarakat sebab jika kondisi ini berlangsung hingga akhir tahun maka terdapat Rp160 triliun sampai Rp320 triliun daya beli yang hilang.

“Ya seperti itu kalau sampai akhir tahun hitungan saya bisa sampai Rp160 triliun sampai Rp320 triliun yang hilang,” tegasnya.

 

Pewarta : Astrid Faidlatul Habibah
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024