Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang dalam proses menyusun SOP atau prosedur tetap kesehatan di era "new normal" yang wajib diterapkan untuk setiap destinasi pariwisata.

"Saat ini lebih kepada persiapan-persiapan dalam era new normal, di mana terjadi interaksi normal baru dengan penggunaan masker, jaga jarak dengan protap kesehatan yang harus kita buat untuk dipakai di hotel, restoran, destinasi wisata dan semua titik-titik poin itulah dan harus tahu semua standar itu untuk saling melindungi,"kata Putu Astawa saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan bahwa dalam penerapannya nanti harus ada pemahaman ataupun keterampilan dalam menjaga keamanan kesehatan. Kata kuncinya adalah bersih, sehat, dan aman atau CHS (Cleanliness, Health, and Safety).

"Sampai saat ini kita masih fokus untuk penanganan COVID-19. Sampai benar-benar ada jaminan kasus melandai atau menurun. Jadi pembukaan pariwisata akan melihat situasi perkembangan wabah COVID-19. Kalau persiapan yang sedang dilakukan adalah persiapan SOP era new normal di tempat wisata,"jelasnya.

Ia mengatakan jika nantinya masa pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir dan aman, pihaknya telah menyiapkan tiga strategi. Pertama masa tanggap darurat, berupa masa mitigasi yaitu pencegahan penularan kasus dan penanganan pasien. Kedua masa recovery adalah masa untuk pemulihan melalui paket paket wisata setelah resmi masa COVID-19 dinyatakan aman dan ketiga normalisasi yaitu melalui promosi-promosi dan festival-festival.

Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, bahwa terendah dalam 10 tahun wisatawan ke Bali pada Maret 2020 tercatat sebanyak 156.876 kunjungan.

"Kedatangan wisatawan mancanegara langsung ke Bali pada bulan Maret 2020 tercatat sebanyak 156.876 kunjungan. Jumlah tersebut turun 56,89 persen dibandingkan dengan catatan bulan Februari 2020 sebesar 363.937 kunjungan,"kata Kepala BPS Bali, Adi Nugroho.

Berdasarkan dari pintu kedatangan, untuk wisatawan mancanegara yang datang ke Bali sebagian besar melalui bandara, yaitu sebanyak 155.851 kunjungan atau 99,35 persen. Sedangkan wisman yang masuk ke Bali melalui pelabuhan laut pada bulan Maret 2020 tercatat sebanyak 1.025 kunjungan atau 0,65 persen.

Ia menjelaskan wisman yang tercatat paling banyak datang langsung ke Bali pada bulan Maret 2020 antara lain wisman dengan kebangsaan Australia sebanyak 23,83 persen, Rusia 7,07 persen, Inggris 6,77 persen, Jepang sebanyak 5,38 persen, Amerika Serikat 5,24 persen, India 4,81 persen, Jerman 4,68 persen, Perancis 3,60 persen, Malaysia 3,58 persen dan Singapura sebanyak 2,69 persen.

"Dari sepuluh negara dengan wisman terbanyak, jadi tercatat seluruhnya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Februari 2020. Penurunan terdalam tercatat pada wisman asal India yaitu turun 74,87 persen, disusul dengan wisman dari Jepang 62,68 persen dan Perancis yang turun 58,26 persen,"jelasnya.


Pewarta : Ayu Khania Pranishita
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024