Lampung Timur (ANTARA) - Setiap menyambut malam ke-16 Ramadhan, sejumlah umat muslim di Indonesia berkirim makanan ke masjid dan mushola kepada jamaah yang melaksanakan sholat tarawih di masjid atau mushola. Kebiasaan ini lazim disebut Qunutan, dimulai 15 Ramadhan.
Disebut Qunutan karena di malam ke-16 dan seterusnya doa Qunut dibacakan dalam sholat tarawih.
Usai melaksanakan sholat tarawih, makanan yang dikirimkan oleh ibu-ibu, umumnya berupa ketupat dengan opor ayam ini setelah didoakan, dimakan bersama-sama jamaah.
Tradisi Qunutan telah berlangsung lama dan dirawat sebagian besar keluarga umat muslim Indonesia, tidak terkecuali sejumlah umat muslim di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Baca juga: Cegah COVID-19, Lampung Timur umumkan pedoman ibadah selama Ramadhan
Sejumlah ibu rumah tangga umat muslim di kabupaten ini, banyak yang memasak ketupat dalam rangka melaksanakan Qunutan. Tapi adanya wabah corona, sholat tarawih dan qunutan tidak dilaksanakan masjid atau mushola lagi.
Semua dilakukan di rumah, kendati masih ada yang melaksanakan di masjid.
Pelaksana Tugas MUI Lampung Timur Mulyono di Lampung Timur, Jumat (8/5) mengatakan, MUI bersama Ormas Islam, NU, Muhammadiyah, LDII, TNI, Polri, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sebelumnya membuat maklumat berisi imbauan agar selama pandemi corona berlangsung, umat Islam Lampung Timur dianjurkan beribadah di rumah masing-masing, di antaranya seperti sholat tarawih.
Baca juga: Komunitas "MARGA TIGA Bike Comunity" bagi masker cegah penularan COVID-19
Sehubungan itu, Plt MUI Lampung Timur ini menganjurkan Qunutan dilaksanakan di rumah saja, tidak di masjid dan mushola dulu.
"Kirim makanannya langsung ke rumah, langsung ke sasaran," ujarnya.
Menurut Mulyono, hal itu demi mencegah penyebaran virus corona.
Mulyono mengatakan, berkirim makanan ke jamaah seperti dalam istilah Qunutan adalah hal yang baik karena bersedekah dan sedekah itu merupakan salah satu perintah Tuhan.
Mulyono mengajak pada momen bulan Ramadhan dan adanya wabah corona, umat Islam terus meningkatkan amal dengan banyak beristighfar, bersedekah, memperbanyak bacaan Alquran, memperbanyak membaca Qunut Nazilah.
"Untuk mencegah bala yang lebih besar lagi," ujarnya.
Disebut Qunutan karena di malam ke-16 dan seterusnya doa Qunut dibacakan dalam sholat tarawih.
Usai melaksanakan sholat tarawih, makanan yang dikirimkan oleh ibu-ibu, umumnya berupa ketupat dengan opor ayam ini setelah didoakan, dimakan bersama-sama jamaah.
Tradisi Qunutan telah berlangsung lama dan dirawat sebagian besar keluarga umat muslim Indonesia, tidak terkecuali sejumlah umat muslim di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Baca juga: Cegah COVID-19, Lampung Timur umumkan pedoman ibadah selama Ramadhan
Sejumlah ibu rumah tangga umat muslim di kabupaten ini, banyak yang memasak ketupat dalam rangka melaksanakan Qunutan. Tapi adanya wabah corona, sholat tarawih dan qunutan tidak dilaksanakan masjid atau mushola lagi.
Semua dilakukan di rumah, kendati masih ada yang melaksanakan di masjid.
Pelaksana Tugas MUI Lampung Timur Mulyono di Lampung Timur, Jumat (8/5) mengatakan, MUI bersama Ormas Islam, NU, Muhammadiyah, LDII, TNI, Polri, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sebelumnya membuat maklumat berisi imbauan agar selama pandemi corona berlangsung, umat Islam Lampung Timur dianjurkan beribadah di rumah masing-masing, di antaranya seperti sholat tarawih.
Baca juga: Komunitas "MARGA TIGA Bike Comunity" bagi masker cegah penularan COVID-19
Sehubungan itu, Plt MUI Lampung Timur ini menganjurkan Qunutan dilaksanakan di rumah saja, tidak di masjid dan mushola dulu.
"Kirim makanannya langsung ke rumah, langsung ke sasaran," ujarnya.
Menurut Mulyono, hal itu demi mencegah penyebaran virus corona.
Mulyono mengatakan, berkirim makanan ke jamaah seperti dalam istilah Qunutan adalah hal yang baik karena bersedekah dan sedekah itu merupakan salah satu perintah Tuhan.
Mulyono mengajak pada momen bulan Ramadhan dan adanya wabah corona, umat Islam terus meningkatkan amal dengan banyak beristighfar, bersedekah, memperbanyak bacaan Alquran, memperbanyak membaca Qunut Nazilah.
"Untuk mencegah bala yang lebih besar lagi," ujarnya.