San Salvador (ANTARA) - El Salvador menangguhkan sementara angkutan umum untuk menahan penyebaran pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19.

Penangguhan transportasi umum itu berlaku selama 15 hari mulai dari Kamis.

El Salvador telah melaporkan 15 kematian akibat pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi COVID-19, pemerintah menerapkan beberapa tindakan tegas dan itu memicu keluhan beberapa kelompok hak asasi manusia karena langkah tersebut terlalu berlebihan.

Sebelumnya, Presiden El Salvador Nayib Bukele pada Minggu mengizinkan penggunaan "kekuatan mematikan" oleh polisi dan militer terhadap anggota gerombolan guna menindak maraknya kekerasan di tengah pandemi virus corona.



Negara Amerika Tengah itu melaporkan 24 kasus pembunuhan pada Jumat, yang terbanyak sejak Bukele dilantik pada Juni. Kondisi itu membuat sang presiden memerintahkan penguncian 24 jam di penjara, yang menampung anggota gerombolan.

Menjelang Minggu sore polisi telah mencatat 29 pembunuhan baru, mendorong Bukele untuk mengajukan langkah yang lebih tegas melawan para anggota gerombolan, yang katanya memanfaatkan fakta bahwa pasukan keamanan sibuk membantu menekan wabah COVID-19.

"Polisi dan pasukan bersenjata harus memprioritaskan keselamatan nyawa mereka, orang-orang dari rekan mereka dan warga negara yang jujur. Penggunaan kekuatan mematikan disahkan untuk membela diri dan untuk membela nyawa rakyat El Salvador," kata Bukele.

Sumber : Reuters
 

Pewarta : Azis Kurmala
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024