Lampung Timur (ANTARA) - Harga jual ayam ras pedaging di Lampung Timur turun drastis pada pekan kedua bulan April ini.
Sejumlah pedagang ayam ras pedaging di pasar tradisional, Lampung Timur, Senin (6/4) mengungkapkan, stok ayam ras di peternak ayam saat ini lagi melimpah akibat menurunnya permintaan dari pembeli.
Tidak ada lagi warga yang mengadakan acara, seperti pesta pernikahan, membuat peternak sepi pesanan.
Pengaruh lainnya, turunnya permintaan dari luar daerah.
"Sejak tidak ada warga yang menggelar hajatan karena adanya virus corona, stok ayam jadi banyak dan oleh peternak dijual murah," kata Rum, pedagang ayam ras di pasar tradisional, Kecamatan Labuhan Maringgai.
Rum menyebutkan, ayam ras yang masih hidup dia beli dari peternak Rp14 ribu perkilogram.
Dijual lagi ke pelanggan Rp18 ribu perkilogram.
Sementara yang sudah dipotong-potong, dijual Rp28 ribu perkilogram.
"Kalau sebelumnya, sebelum virus corona merebak, ayam ras yang masih hidup perkilogram dijual Rp27 ribu, dan yang sudah dipotong Rp35 ribu," jelasnya.
Menurut dia, kendati harganya turun, masyarakat masih membeli normal, tidak melakukan aksi beli borong.
Sejumlah pedagang ayam ras pedaging di pasar tradisional, Lampung Timur, Senin (6/4) mengungkapkan, stok ayam ras di peternak ayam saat ini lagi melimpah akibat menurunnya permintaan dari pembeli.
Tidak ada lagi warga yang mengadakan acara, seperti pesta pernikahan, membuat peternak sepi pesanan.
Pengaruh lainnya, turunnya permintaan dari luar daerah.
"Sejak tidak ada warga yang menggelar hajatan karena adanya virus corona, stok ayam jadi banyak dan oleh peternak dijual murah," kata Rum, pedagang ayam ras di pasar tradisional, Kecamatan Labuhan Maringgai.
Rum menyebutkan, ayam ras yang masih hidup dia beli dari peternak Rp14 ribu perkilogram.
Dijual lagi ke pelanggan Rp18 ribu perkilogram.
Sementara yang sudah dipotong-potong, dijual Rp28 ribu perkilogram.
"Kalau sebelumnya, sebelum virus corona merebak, ayam ras yang masih hidup perkilogram dijual Rp27 ribu, dan yang sudah dipotong Rp35 ribu," jelasnya.
Menurut dia, kendati harganya turun, masyarakat masih membeli normal, tidak melakukan aksi beli borong.