Bandarlampung (ANTARA) - PTPN VII telah melaksanakan semua tahapan sesuai protokol untuk mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19 di wilayah kerjanya yang meliputi Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho di Bandarlampung, Kamis mengatakan, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk mencegah penularan virus jahat tersebut, terutama di lingkungan kerjanya.
“Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada yg terindikasi PDP, suspect atau positif di lingkungan PTPN VII, baik di Lampung, Sumsel, maupun di Bengkulu. Kami sudah berupaya maksimal dengan sosialisasi internal dengan berbagai media, disinfeksi pada semua kantor dan fasilitas perusahaan, screening dengan pengecekan suhu tubuh setiap hari kepada semua karyawan maupun tamu, juga menerapkan work from home,” kata Oho, sapaan akrab M. Hanugroho, dalam keterangan tertulisnya.
Ia menyebutkan, sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan cukup banyak, pihaknya memberi perhatian khusus kepada faktor keselamatan. Gejala penyakit yang disebarkan oleh virus, kata dia, sangat menjadi perhatian mengingat dampaknya akan sangat luas dan mudah menyebar di tengah kerumunan karyawan.
“Kami sangat tanggap dengan COVID-19 ini karena kami punya karyawan banyak, lebih dari 10 ribu orang. Karyawan beraktivitas di unit-unit kerja yang relatif rapat, seperti ke kantor, pabrik, dan fasilitas lainnya. Oleh karena itu, tidak ada toleransi bagi kami untuk menerapkan protokol pencegahan sebagaimana yg diinstruksikan oleh pemerintah,” kata dia.
Dalam evaluasinya, Oho menilai semua jajaran telah melaksanakan semua imbauan pemerintah tentang antisipasi COVID-19 ini.
Ia mengatakan, semua unit, dari Kantor Direksi, Kantor Perwakilan, Unit-unit kerja, dan anak perusahaan sangat antusias melaksanakan standar pencegahan. Bahkan, karyawan di unit-unit berprakarsa melakukan pencegahan dengan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten bahkan mandiri.
Untuk sarana dan prasarana serta APD bagi seluruh karyawan sudah mulai lengkap dan dalam waktu dekat penggunaan mobile sterilizer chamber mulai diterapkan terutama di Kandir, LO serta Kantor Perwakilan.
“Semua unit langsung bekerjasama dengan klinik pratama atau Puskes unit masing-masing untuk melaksanakan standar pencegahan. Misalnya, mereka langsung menugaskan satpam untuk mengecek suhu tubuh karyawan dan tamu setiap hari ketika masuk kantor atau pabrik. Tentu saja dikasih tahu dulu caranya dan mencatatnya. Termasuk kalau menemukan yang suhunya lebih dari 37,5 derajat, apa yang harus dilakukan,” kata dia.
Tentang operasional seusai masa darurat COVID-19, terutama setelah diberlakukan work from home, Hanugroho menyatakan masih sangat terkendali. Sistem manajemen PTPN VII yang sudah menggunakan enterprise resources planning (ERP - SAP) kata dia, dengan sistem video conference dapat memudahkan setiap karyawan kantor menjalankan tugasnya dari rumah.
“Sejauh ini masih berjalan dengan baik, meskipun masih ada koordinasi yang harus ditingkatkan. Tetapi dengan fasilitas internet, kami lakukan rapat dengan video conference dan komunikasi tertulis dengan email maupun medsos seperti WA, dan lainnya. Sementara untuk pekerja di lapangan, terutama di kebun, alhamdulillah tidak ada kendala,” kata dia.
Pada kondisi ini, manajemen mewajibkan setiap pimpinan unit melaporkan setiap perkembangan, baik urusan administrasi maupun berkaitan dengan wabah ini per hari. Informasi yang didapatkan, kata dia, selain sebagai data di internal PTPN VII juga disampaikan kepada Holding Perkebunan.
“Setiap kebijakan dan perkembangan dari proses yang dikerjakan di perusahaan kami laporkan ke Holding. Ini sesuai dengan amanat Menteri BUMN dan Direksi Holding tentang Protokol Penanganan covid 19,” kata dia.
Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho di Bandarlampung, Kamis mengatakan, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk mencegah penularan virus jahat tersebut, terutama di lingkungan kerjanya.
“Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada yg terindikasi PDP, suspect atau positif di lingkungan PTPN VII, baik di Lampung, Sumsel, maupun di Bengkulu. Kami sudah berupaya maksimal dengan sosialisasi internal dengan berbagai media, disinfeksi pada semua kantor dan fasilitas perusahaan, screening dengan pengecekan suhu tubuh setiap hari kepada semua karyawan maupun tamu, juga menerapkan work from home,” kata Oho, sapaan akrab M. Hanugroho, dalam keterangan tertulisnya.
Ia menyebutkan, sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan cukup banyak, pihaknya memberi perhatian khusus kepada faktor keselamatan. Gejala penyakit yang disebarkan oleh virus, kata dia, sangat menjadi perhatian mengingat dampaknya akan sangat luas dan mudah menyebar di tengah kerumunan karyawan.
“Kami sangat tanggap dengan COVID-19 ini karena kami punya karyawan banyak, lebih dari 10 ribu orang. Karyawan beraktivitas di unit-unit kerja yang relatif rapat, seperti ke kantor, pabrik, dan fasilitas lainnya. Oleh karena itu, tidak ada toleransi bagi kami untuk menerapkan protokol pencegahan sebagaimana yg diinstruksikan oleh pemerintah,” kata dia.
Dalam evaluasinya, Oho menilai semua jajaran telah melaksanakan semua imbauan pemerintah tentang antisipasi COVID-19 ini.
Ia mengatakan, semua unit, dari Kantor Direksi, Kantor Perwakilan, Unit-unit kerja, dan anak perusahaan sangat antusias melaksanakan standar pencegahan. Bahkan, karyawan di unit-unit berprakarsa melakukan pencegahan dengan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten bahkan mandiri.
Untuk sarana dan prasarana serta APD bagi seluruh karyawan sudah mulai lengkap dan dalam waktu dekat penggunaan mobile sterilizer chamber mulai diterapkan terutama di Kandir, LO serta Kantor Perwakilan.
“Semua unit langsung bekerjasama dengan klinik pratama atau Puskes unit masing-masing untuk melaksanakan standar pencegahan. Misalnya, mereka langsung menugaskan satpam untuk mengecek suhu tubuh karyawan dan tamu setiap hari ketika masuk kantor atau pabrik. Tentu saja dikasih tahu dulu caranya dan mencatatnya. Termasuk kalau menemukan yang suhunya lebih dari 37,5 derajat, apa yang harus dilakukan,” kata dia.
Tentang operasional seusai masa darurat COVID-19, terutama setelah diberlakukan work from home, Hanugroho menyatakan masih sangat terkendali. Sistem manajemen PTPN VII yang sudah menggunakan enterprise resources planning (ERP - SAP) kata dia, dengan sistem video conference dapat memudahkan setiap karyawan kantor menjalankan tugasnya dari rumah.
“Sejauh ini masih berjalan dengan baik, meskipun masih ada koordinasi yang harus ditingkatkan. Tetapi dengan fasilitas internet, kami lakukan rapat dengan video conference dan komunikasi tertulis dengan email maupun medsos seperti WA, dan lainnya. Sementara untuk pekerja di lapangan, terutama di kebun, alhamdulillah tidak ada kendala,” kata dia.
Pada kondisi ini, manajemen mewajibkan setiap pimpinan unit melaporkan setiap perkembangan, baik urusan administrasi maupun berkaitan dengan wabah ini per hari. Informasi yang didapatkan, kata dia, selain sebagai data di internal PTPN VII juga disampaikan kepada Holding Perkebunan.
“Setiap kebijakan dan perkembangan dari proses yang dikerjakan di perusahaan kami laporkan ke Holding. Ini sesuai dengan amanat Menteri BUMN dan Direksi Holding tentang Protokol Penanganan covid 19,” kata dia.