Tabanan (ANTARA) - Festival Tanah Lot bertajuk "Tanah Lot Art and Food Festival 2020" pada 13-15 Maret 2020 menaikkan kunjungan wisatawan ke salah satu objek wisata di Kabupaten Tabanan, Bali, itu, hingga 10 persen, meski pemerintah dan masyarakat saat ini menghadapi wabah Virus Corona atau COVID-19.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, saat menutup Festival Tanah Lot, Minggu, mengatakan festival itu dibuka pada Jumat (13/3) dengan fragmentari Okokan Kolosal bertema "Nangluk Merana", maka kali ini ditutup dengan Gerakan Spryring serentak untuk melakukan penyemprotan desinfektan agar tidak terjadi penularan virus yang sudah pandemi itu.
"Dari tema itu, Pemerintah Kabupaten Tabanan menekankan apa yang menjadi tantangan dan cobaan yang timbul telah mengguncang kehidupan industri pariwisata Tabanan, Bali, Indonesia, dan Dunia, karena festival ini digunakan promosi dan meyakinkan semua pihak bahwa Tabanan pada khususnya dan Bali secara umum itu masih aman sebagai tujuan wisata dunia," katanya.
Sementara itu, Manajer DTW (daerah tujuan wisata) Tanah Lot, Toya Adnyana,menambahkan meski kondisi pariwisata di Kabupaten Tabanan saat ini mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan, namun selama tiga hari kegiatan festival itu, justru angka kunjungan wisatawan mengalami kenaikan, meski wabah COVID-19 mengguncang Pulau Dewata Bali.
"Jika dilihat selama tiga hari, maka jumlah kunjungan wisatawan di Tanah Lot meningkat 10 persen dibandingkan dengan hari biasa. Peningkatan ini terjadi terhitung selama tiga hari festival ini," ujarnya pula.
Baca juga: BPPD dan Dispar Badung gelar promosi pariwisata di Berlin, gandeng Singapore Airlines
Namun, ia mengakui COVID-19 memang menurunkan jumlah kunjunhan ke objek wisata Tanah Lot secara keseluruhan. "Saya berharap wabah ini cepat tertangani agar pariwisata di Bali bisa kembali normal seperti sebelum adanya wabah virus itu," katanya.
Dalam "Tanah Lot Art and Food Festival 2020" yang diadakan untuk ketiga kalinya itu, selain pagelaran budaya, juga menampilkan berbagai hal menarik bagi para pengunjung, seperti klinik kopi yang menampilkan pengolahan kopi Robusta asal Pupuan.
Pengolahan kopi itu disajikan dari biji kopi mentah sampai menjadi kopi siap saji oleh barista terbaik dari Tabanan. Tidak kalah juga disajikan kuliner tradisional Tabanan, seperti Pepesan Telengis, Jukut Roroban dan Jaje Leburan.
Hal yang sama dilakukan Manajer Objek Wisata Ulun Danu, Tabanan, I Wayan Mustika. "Untuk memulihkan kondisi sektor pariwisata di Bali saat ini, kami fokus membidik para pelancong dari berbagai wilayah di Nusantara," katanya.
Baca juga: Kunjungan wisman selain China ke Bali masih normal
Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, saat menutup Festival Tanah Lot, Minggu, mengatakan festival itu dibuka pada Jumat (13/3) dengan fragmentari Okokan Kolosal bertema "Nangluk Merana", maka kali ini ditutup dengan Gerakan Spryring serentak untuk melakukan penyemprotan desinfektan agar tidak terjadi penularan virus yang sudah pandemi itu.
"Dari tema itu, Pemerintah Kabupaten Tabanan menekankan apa yang menjadi tantangan dan cobaan yang timbul telah mengguncang kehidupan industri pariwisata Tabanan, Bali, Indonesia, dan Dunia, karena festival ini digunakan promosi dan meyakinkan semua pihak bahwa Tabanan pada khususnya dan Bali secara umum itu masih aman sebagai tujuan wisata dunia," katanya.
Sementara itu, Manajer DTW (daerah tujuan wisata) Tanah Lot, Toya Adnyana,menambahkan meski kondisi pariwisata di Kabupaten Tabanan saat ini mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan, namun selama tiga hari kegiatan festival itu, justru angka kunjungan wisatawan mengalami kenaikan, meski wabah COVID-19 mengguncang Pulau Dewata Bali.
"Jika dilihat selama tiga hari, maka jumlah kunjungan wisatawan di Tanah Lot meningkat 10 persen dibandingkan dengan hari biasa. Peningkatan ini terjadi terhitung selama tiga hari festival ini," ujarnya pula.
Baca juga: BPPD dan Dispar Badung gelar promosi pariwisata di Berlin, gandeng Singapore Airlines
Namun, ia mengakui COVID-19 memang menurunkan jumlah kunjunhan ke objek wisata Tanah Lot secara keseluruhan. "Saya berharap wabah ini cepat tertangani agar pariwisata di Bali bisa kembali normal seperti sebelum adanya wabah virus itu," katanya.
Dalam "Tanah Lot Art and Food Festival 2020" yang diadakan untuk ketiga kalinya itu, selain pagelaran budaya, juga menampilkan berbagai hal menarik bagi para pengunjung, seperti klinik kopi yang menampilkan pengolahan kopi Robusta asal Pupuan.
Pengolahan kopi itu disajikan dari biji kopi mentah sampai menjadi kopi siap saji oleh barista terbaik dari Tabanan. Tidak kalah juga disajikan kuliner tradisional Tabanan, seperti Pepesan Telengis, Jukut Roroban dan Jaje Leburan.
Hal yang sama dilakukan Manajer Objek Wisata Ulun Danu, Tabanan, I Wayan Mustika. "Untuk memulihkan kondisi sektor pariwisata di Bali saat ini, kami fokus membidik para pelancong dari berbagai wilayah di Nusantara," katanya.
Baca juga: Kunjungan wisman selain China ke Bali masih normal