Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Merebaknya Virus Corona (COVID-19) di Tanah Air tidak memengaruhi arus kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), khususnya Gunung Bromo dan Semeru.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Besar TNBTS, Novita Kusuma Wardani, Sabtu, mengatakan secara umum sampai saat ini belum berdampak. Pada periode tahunan sepanjang Januari hingga pertengahan April memang tergolong "low season", karena memasuki musim hujan.
"Sedangkan peak season kunjungan wisatawan pada Agustus dan Desember. Kita tunggu saja pada Agustus dan Desember mendatang, namun kami berharap merebaknya Virus Corona ini berhenti sampai di sini saja," kata Novita di Malang, Jawa Timur.
Ia mengemukakan dari Januari-Maret 2020, jumlah wisatawan ke Bromo dan Semeru rerata 500 orang per hari, hampir sama dengan periode yang sama 2019.
Dengan demikian, kata dia, masih belum tampak apakah jumlah wisatawan sebanyak itu sebagai dampak dari merebaknya virus corona atau memang memasuki memasuki low season.
Novi memperkirakan kunjungan wisatawan akan mulai ramai pada pertengahan April atau saat mulai memasuki musim kemarau. Jika memasuki puncak kunjungan, jumlah wisatawan bisa mencapai 1.000-2.000 orang per hari.
Tahun lalu, jumlah wisatawan ke kawasan TNBTS mencapai 600.000 orang dan 22.000 orang diantaranya adalah wisatawan mancanegara. Sebagian besar wisatawan mancanegara berasal dari Eropa, seperti Belanda, Jerman, dan Prancis.
Baca juga: Saat Hari Raya Nyepi, kawasan wisata Gunung Bromo ditutup total
Terkait dengan target kunjungan wisatawan yang datang ke TNBTS pada tahun ini, Novi mengatakan tidak ada target karena arahnya pada edukasi dan keseimbangan ekosistem (lingkungan) di kawasan TNBTS.
Bahkan, lanjutnya, ada pembatasan jumlah wisatawan di area tertentu, seperti di Pananjakan maksimal 982 wisatawan per hari, sedangkan di Semeru 600 wisatawan per hari. "Pembatasan ini sudah diatur diatur oleh sistem, yakni pendaftaran 'online' (daring). Jadi, kalau kuota pendaftaran sudah terpenuhi secara otomatis akan dialihkan ke waktu yang longgar pengunjungnya," katanya pula.
Baca juga: Bromo Travel Mart dan Table Top 2020 tingkatkan kunjungan wisatawan ke Probolinggo
Terkait adanya pengaturan bagi wisatawan terkait merebaknya virus corona, Novi mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima protokol cara memberlakukan wisatawan dari pemerintah untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
"Kalau ada petunjuk dari protokol pemerintah, tentu kami akan melaksanakan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Besar TNBTS, Novita Kusuma Wardani, Sabtu, mengatakan secara umum sampai saat ini belum berdampak. Pada periode tahunan sepanjang Januari hingga pertengahan April memang tergolong "low season", karena memasuki musim hujan.
"Sedangkan peak season kunjungan wisatawan pada Agustus dan Desember. Kita tunggu saja pada Agustus dan Desember mendatang, namun kami berharap merebaknya Virus Corona ini berhenti sampai di sini saja," kata Novita di Malang, Jawa Timur.
Ia mengemukakan dari Januari-Maret 2020, jumlah wisatawan ke Bromo dan Semeru rerata 500 orang per hari, hampir sama dengan periode yang sama 2019.
Dengan demikian, kata dia, masih belum tampak apakah jumlah wisatawan sebanyak itu sebagai dampak dari merebaknya virus corona atau memang memasuki memasuki low season.
Novi memperkirakan kunjungan wisatawan akan mulai ramai pada pertengahan April atau saat mulai memasuki musim kemarau. Jika memasuki puncak kunjungan, jumlah wisatawan bisa mencapai 1.000-2.000 orang per hari.
Tahun lalu, jumlah wisatawan ke kawasan TNBTS mencapai 600.000 orang dan 22.000 orang diantaranya adalah wisatawan mancanegara. Sebagian besar wisatawan mancanegara berasal dari Eropa, seperti Belanda, Jerman, dan Prancis.
Baca juga: Saat Hari Raya Nyepi, kawasan wisata Gunung Bromo ditutup total
Terkait dengan target kunjungan wisatawan yang datang ke TNBTS pada tahun ini, Novi mengatakan tidak ada target karena arahnya pada edukasi dan keseimbangan ekosistem (lingkungan) di kawasan TNBTS.
Bahkan, lanjutnya, ada pembatasan jumlah wisatawan di area tertentu, seperti di Pananjakan maksimal 982 wisatawan per hari, sedangkan di Semeru 600 wisatawan per hari. "Pembatasan ini sudah diatur diatur oleh sistem, yakni pendaftaran 'online' (daring). Jadi, kalau kuota pendaftaran sudah terpenuhi secara otomatis akan dialihkan ke waktu yang longgar pengunjungnya," katanya pula.
Baca juga: Bromo Travel Mart dan Table Top 2020 tingkatkan kunjungan wisatawan ke Probolinggo
Terkait adanya pengaturan bagi wisatawan terkait merebaknya virus corona, Novi mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima protokol cara memberlakukan wisatawan dari pemerintah untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
"Kalau ada petunjuk dari protokol pemerintah, tentu kami akan melaksanakan dengan sebaik-baiknya," katanya.