Beijing (ANTARA) - Para pemimpin China menekankan kerja sama internasional penting dilakukan dalam menanggulangi wabah penyakit radang paru-paru berat (pneumonia) yang disebabkan oleh virus korona jenis baru.
"Semua upaya harus segera dilakukan untuk mencegah dan mengontrol penyakit menular itu," kata Presiden China Xi Jinping, seperti dikutip sejumlah media resmi China yang dipantau ANTARA di Beijing, Selasa.
Xi menekankan informasi dan kerja sama internasional perlu ditingkatkan dalam mengatasi wabah itu.
Perdana Menteri Li Keqiang juga menganggap penting berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa negara untuk sama-sama melakukan pencegahan.
"Kami berharap negara-negara lain dapat memberi tahu kami tentang dugaan kasus itu melalui saluran resmi untuk pencegahan dan pengendalian yang lebih baik. Kami akan bekerja sama dengan semua pihak dalam mengatasi epidemi ini demi menjaga kesehatan regional dan global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.
Xi, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC), juga memerintahkan semua pengurus partainya dan pemerintahan dari berbagai tingkatan menempatkan kehidupan dan kesehatan rakyatnya menjadi prioritas utama, membuat perencanaan yang cermat, memobilisasi semua kekuatan serta melakukan langkah-langkah konkret dan efektif untuk mencegah penularan penyakit tersebut.
"Semuanya harus berupaya menyelamatkan dan merawat pasien yang terinfeksi, mengidentifikasi penyebab penularan, memperkuat pengawasan, dan membuat standardisasi prosedur diagnostik," ujar Xi, yang juga mengepalai Komisi Militer Pusat (CMC) itu.
Hingga Senin (20/1) pukul 20.00 waktu setempat (19.00 WIB) tercatat 218 kasus pneumonia berat yang tersebar di seluruh wilayah China daratan.
Di Wuhan, Provinsi Hubei, tempat pertama kali kasus itu ditemukan, tercatat 198 kasus dan empat meninggal dunia, di Kota Beijing ada 5 kasus, Provinsi Guangdong (14 kasus), Kota Shanghai (dua kasus), dan Provinsi Zhejiang (lima kasus). Sebanyak 15 petugas medis di Wuhan juga terinfeksi penyakit tersebut.
Empat kasus serupa juga muncul di Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.
"Semua upaya harus segera dilakukan untuk mencegah dan mengontrol penyakit menular itu," kata Presiden China Xi Jinping, seperti dikutip sejumlah media resmi China yang dipantau ANTARA di Beijing, Selasa.
Xi menekankan informasi dan kerja sama internasional perlu ditingkatkan dalam mengatasi wabah itu.
Perdana Menteri Li Keqiang juga menganggap penting berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa negara untuk sama-sama melakukan pencegahan.
"Kami berharap negara-negara lain dapat memberi tahu kami tentang dugaan kasus itu melalui saluran resmi untuk pencegahan dan pengendalian yang lebih baik. Kami akan bekerja sama dengan semua pihak dalam mengatasi epidemi ini demi menjaga kesehatan regional dan global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.
Xi, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC), juga memerintahkan semua pengurus partainya dan pemerintahan dari berbagai tingkatan menempatkan kehidupan dan kesehatan rakyatnya menjadi prioritas utama, membuat perencanaan yang cermat, memobilisasi semua kekuatan serta melakukan langkah-langkah konkret dan efektif untuk mencegah penularan penyakit tersebut.
"Semuanya harus berupaya menyelamatkan dan merawat pasien yang terinfeksi, mengidentifikasi penyebab penularan, memperkuat pengawasan, dan membuat standardisasi prosedur diagnostik," ujar Xi, yang juga mengepalai Komisi Militer Pusat (CMC) itu.
Hingga Senin (20/1) pukul 20.00 waktu setempat (19.00 WIB) tercatat 218 kasus pneumonia berat yang tersebar di seluruh wilayah China daratan.
Di Wuhan, Provinsi Hubei, tempat pertama kali kasus itu ditemukan, tercatat 198 kasus dan empat meninggal dunia, di Kota Beijing ada 5 kasus, Provinsi Guangdong (14 kasus), Kota Shanghai (dua kasus), dan Provinsi Zhejiang (lima kasus). Sebanyak 15 petugas medis di Wuhan juga terinfeksi penyakit tersebut.
Empat kasus serupa juga muncul di Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.