Bandarlampung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat terjadinya penurunan 12,62 persen jumlah penduduk miskin di daerah itu per September 2019 yang mencapai 1,04 juta orang dibandingkan dengan Maret 2019.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Lampung, Mas'ud Rifai, di Bandarlampung, Minggu, mengatakan selama periode Maret-September 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun 7.170 orang dari 231.860 orang pada Maret 2019 menjadi 224.690 orang pada September 2019).
Untuk daerah pedesaan, kata dia, turun 15.010 orang dari 831.800 orang pada Maret 2019 menjadi 816.790 orang pada September 2019.
Ia mengatakan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2019 sebesar 8,92 persen turun menjadi 8,60 persen pada September 2019, sedangkan di daerah pedesaan pada Maret 2019 sebesar 14,27 persen turun menjadi 13,96 persen pada September 2019.
Ia mengatakan peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan komoditas bukan makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
"Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada September 2019 tercatat sebesar 75,08 persen. Kondisi ini sedikit meningkat dibandingkan dengan kondisi Maret 2019 yaitu sebesar 74,97 persen," katanya.
Ia menambahkan jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di pedesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, cabai rawit, tempe, mi instan, dan gula pasir.
Komoditas nonmakanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan adalah perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Lampung, Mas'ud Rifai, di Bandarlampung, Minggu, mengatakan selama periode Maret-September 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun 7.170 orang dari 231.860 orang pada Maret 2019 menjadi 224.690 orang pada September 2019).
Untuk daerah pedesaan, kata dia, turun 15.010 orang dari 831.800 orang pada Maret 2019 menjadi 816.790 orang pada September 2019.
Ia mengatakan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2019 sebesar 8,92 persen turun menjadi 8,60 persen pada September 2019, sedangkan di daerah pedesaan pada Maret 2019 sebesar 14,27 persen turun menjadi 13,96 persen pada September 2019.
Ia mengatakan peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan komoditas bukan makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
"Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada September 2019 tercatat sebesar 75,08 persen. Kondisi ini sedikit meningkat dibandingkan dengan kondisi Maret 2019 yaitu sebesar 74,97 persen," katanya.
Ia menambahkan jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di pedesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, cabai rawit, tempe, mi instan, dan gula pasir.
Komoditas nonmakanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan adalah perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan.