Sydney (ANTARA) - Qantas Airways Ltd berencana untuk 18 bulan pertama menugaskan lebih banyak pilot berpengalaman membawa penerbangan terpanjang di dunia daripada penerbangan jarak jauh yang ada saat ini, kata beberapa sumber yang mengetahui rencana itu. 

Sumber juga mengatakan bahwa maskapai penerbangan tersebut sedang mengevaluasi masalah kekelahan. 

Qantas pekan lalu mengatakan mereka dapat membeli hingga 12 pesawat Airbus SE A350 untuk penerbangan komersial dengan jarak tempuh hingga 21 jam, yang termasuk rute Sydney-London. 

Tetapi,  tetapi kesepakatan itu tergantung pada hasil pembahasan di kalangan pilot untuk menyetujui perjanjian pembayaran pada Maret.

"Untuk lebih jelasnya, kami belum memesan pesawat ini karena kami masih memiliki celah untuk ditutup dalam kasus bisnis," kata Kepala Pilot Qantas Dick Tobiano dalam pemberitahuan internal kepada para pilot, yang dilihat oleh Reuters.
 
Qantas mengatakan regulator penerbangan Australia untuk sementara waktu sudah memberi tahu bahwa pihaknya tidak melihat ada hambatan penerbangan. Dalam penerbangan seperti itu, waktu tugas pilot bisa diperpanjang hingga 23 jam untuk memperhitungkan potensi keterlambatan. 

Otoritas Keamanan Penerbangan Sipil belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
 
Maskapai Australia itu telah melakukan studi kelelahan pada awak selama penerbangan uji coba London-Sydney dan New York-Sydney.

Pada penerbangan jarak jauh saat ini, Qantas memiliki awak yang terdiri dari satu kapten, satu perwira pertama dan dua perwira kedua. Perwira tingkat kedua hanya bisa terbang di ketinggian jelajah dan tidak dapat melakukan lepas landas atau pendaratan.
 
Saingan Qantas, Singapore Airlines Ltd, menggunakan dua kapten dan dua perwira pertama dalam penerbangan hampir 19 jam dari Singapura ke New York.

Qantas telah menawarkan formasi awak penerbangan non-stop ke London dan New York berupa satu kapten, dua perwira pertama dan satu perwira kedua selama 18 bulan pertama sehingga mereka dapat mengevaluasi masalah yang berkaitan dengan kelelahan, menurut buletin persatuan pilot, dua pilot dan satu sumber perusahaan, yang mengetahui rencana itu namun tidak berwenang berbicara dengan media. 

Qantas menolak berkomentar.

Qantas telah mengusulkan pilot ditugaskan pada armada A330-nya, yang sebagian besar menjalankan penerbangan lintas negara dan Asia, juga menjalankan misi penerbangan sangat panjang dengan pesawat A350. Penerbangan seperti itu bisa mendapat izin dengan menggunakan kedua model pesawat tersebut.   

Adam Susz, seorang kapten dan negosiator serikat pekerja 737 untuk Asosiasi Pilot Australia dan Internasional, mengatakan Qantas telah mengajukan rancangan proposal yang dianggap tidak dapat diterima oleh komite serikat pekerja. 

Proposal sulit diterima, sebagian karena  menawarkan skala upah yang lebih rendah untuk perwira tingkat kedua yang baru. Namun, kata Susz, pembicaraan akan dilanjutkan tahun depan.  

"Saya cukup yakin bahwa pada akhirnya kami akan mencapai kesepakatan," kata Susz kepada Reuters, Senin.

 "Saya pikir masalahnya masih bisa diatasi, tetapi ada beberapa elemen dalam proposal Qantas yang menurut kami sangat tidak menyenangkan dan kami akan menghindarinya sebisa mungkin."
 
Sumber: Reuters


 

Pewarta : Maria D Andriana
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024