Jakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus berkomitmen serta mencanangkan program khusus untuk menyalurkan bantuan bagi para pengungsi muslim Uighur, China di Turki pada 2020.
"Program bantuan untuk para pengungsi sebenarnya sudah berjalan, namun semakin diperkuat dengan berbagai program bantuan yang akan direalisasikan tahun depan," kata Ketua Dewan Pembina ACT Ahyuddin pada kegiatan silaturahim kemanusiaan untuk Uighur di Jakarta, Kamis.
Terdapat empat program utama bagi para pengungsi Muslim Uighur di Turki terutama di Kayseri sebagai kota yang menampung pengungsi terbanyak.
Pertama ialah bantuan untuk 1.000 anak yatim yang tinggal di kamp-kamp pengungsian. Bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk uang tunai.
"Untuk nominalnya saat ini sedang dikalkulasikan, yang pasti kita berkomitmen membantu 1.000 anak yatim Uighur layaknya yang dilakukan untuk Rohingya, Suriah dan Palestina," kata dia.
Kedua, ia menjelaskan ACT akan membangun semacam bangunan-bangunan untuk menampung para anak yatim Uighur di Kota Kayseri.
Selanjutnya, ACT juga akan membantu para guru-guru Uighur yang turut menjadi pengungsi di Turki. Mereka sehari-hari tetap memberikan pendidikan serta pengajaran Al Quran serta tahfiz kepada anak-anak pengungsi.
Bantuan untuk para guru tersebut juga akan diberikan dalam bentuk uang tunai di mana masing-masing guru akan dibantu sebanyak 100 euro. Sebab, pekerjaan mereka cukup berat yakni mengajari hingga ribuan anak di kamp pengungsian.
"Kami sudah salurkan untuk 150 guru dan nantinya juga diberikan pada 100 guru. Jadi total akan dibantu 250 guru Uighur," ujar dia.
Kemudian bantuan terakhir dari ACT ialah berupa pangan yakni sebanyak 100 ton bagi sekitar 1.000 pengungsi Uighur. Hal ini serupa dengan yang dilakukan dalam bantuan kepada Yaman, Suriah serta Rohingya.
"Jadi empat program ini akan dilaksanakan pada 2020, sementara program-program lain yang sudah ada tetap dilanjutkan," ujarnya.
Bantuan yang sudah ada saat ini fokus pada bantuan hidup bagi para pengungsi Uighur yang berada di Turki, Azerbaijan serta Thailand. Bahkan, ACT juga menyalurkan perlengkapan madrasah bagi anak-anak Uighur di Kayseri, Turki.
"Sebagai lembaga kemanusiaan kami tentu akan terus memberikan perhatian untuk mereka yang menjadi pengungsi itu sehingga mereka tidak merasa sendirian," ujarnya.
"Program bantuan untuk para pengungsi sebenarnya sudah berjalan, namun semakin diperkuat dengan berbagai program bantuan yang akan direalisasikan tahun depan," kata Ketua Dewan Pembina ACT Ahyuddin pada kegiatan silaturahim kemanusiaan untuk Uighur di Jakarta, Kamis.
Terdapat empat program utama bagi para pengungsi Muslim Uighur di Turki terutama di Kayseri sebagai kota yang menampung pengungsi terbanyak.
Pertama ialah bantuan untuk 1.000 anak yatim yang tinggal di kamp-kamp pengungsian. Bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk uang tunai.
"Untuk nominalnya saat ini sedang dikalkulasikan, yang pasti kita berkomitmen membantu 1.000 anak yatim Uighur layaknya yang dilakukan untuk Rohingya, Suriah dan Palestina," kata dia.
Kedua, ia menjelaskan ACT akan membangun semacam bangunan-bangunan untuk menampung para anak yatim Uighur di Kota Kayseri.
Selanjutnya, ACT juga akan membantu para guru-guru Uighur yang turut menjadi pengungsi di Turki. Mereka sehari-hari tetap memberikan pendidikan serta pengajaran Al Quran serta tahfiz kepada anak-anak pengungsi.
Bantuan untuk para guru tersebut juga akan diberikan dalam bentuk uang tunai di mana masing-masing guru akan dibantu sebanyak 100 euro. Sebab, pekerjaan mereka cukup berat yakni mengajari hingga ribuan anak di kamp pengungsian.
"Kami sudah salurkan untuk 150 guru dan nantinya juga diberikan pada 100 guru. Jadi total akan dibantu 250 guru Uighur," ujar dia.
Kemudian bantuan terakhir dari ACT ialah berupa pangan yakni sebanyak 100 ton bagi sekitar 1.000 pengungsi Uighur. Hal ini serupa dengan yang dilakukan dalam bantuan kepada Yaman, Suriah serta Rohingya.
"Jadi empat program ini akan dilaksanakan pada 2020, sementara program-program lain yang sudah ada tetap dilanjutkan," ujarnya.
Bantuan yang sudah ada saat ini fokus pada bantuan hidup bagi para pengungsi Uighur yang berada di Turki, Azerbaijan serta Thailand. Bahkan, ACT juga menyalurkan perlengkapan madrasah bagi anak-anak Uighur di Kayseri, Turki.
"Sebagai lembaga kemanusiaan kami tentu akan terus memberikan perhatian untuk mereka yang menjadi pengungsi itu sehingga mereka tidak merasa sendirian," ujarnya.