Pekanbaru (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Riau menyesalkan penutupan Istana Siak karena perselisihan ahli waris, karena dikhawatirkan penutupan objek wisata sejarah tersebut akan berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan khususnya ke Kabupaten Siak.
"Pertama, tentu berita ini menjadi berita sedih bagi dunia pariwisata Riau," kata Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Jumat.
Dede mengatakan hal itu terkait peninggalan bersejarah yang bernama lengkap Istana Asserayah Hasyimiah Siak Sri Inderapura, di Kabupaten Siak ditutup pada Kamis (14/11), diduga akibat ada kisruh ahli waris yang datang menuntut haknya dan mengklaim memiliki surat wasiat asli dari kesultanan.
Baca juga: Istana Siak dibuka lagi setelah sempat ditutup pada Kamis (14/11)
Dede mengakui selama ini Istana Siak adalah salah satu destinasi wisata andalan untuk menarik wisatawan berplesir ke Riau. Berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional juga banyak dilaksanakan di daerah Siak dengan Istana Siak sebagai daya tariknya. Salah satu kegiatan bertaraf internasional yang rutin digelar adalah balap sepeda "Tour de Siak" yang menggabungkan pariwisata dengan olahraga balap sepeda.
"Karena event (acara) internasional dan nasional paling banyak di Siak, dibanding Kabupaten lain. Selain menghadiri event, tentu kunjungan ke Istana Siak juga wajib," kata Dede.
Sebelumnya, di Istana Siak sempat heboh karena ditutup dan pada saat bersamaan ada peristiwa pihak mengaku ahli waris menuntut. Salah satunya bernama Tengku Syarifah Nadira yang mengklaim memiliki surat wasiat dari Sultan.
"Ini sudah bertahun-tahun, bulan lalu juga sudah, tapi tak dipedulikan juga. Dulu kami wasiat yang asli memang tak ada, duplikat yang ada, sekarang yang aslinya ada pada kami, kami minta hak kami," katanya.
Baca juga: Tour de Siak tetap dilaksanakan di tengah ancaman kabut asap
Dia mengaku rencananya Kamis kemarin akan ada musyawarah terkait masalah tersebut. Akan tetapi tiba-tiba dibatalkan dengan alasan Bupati Siak, Alfedri sedang tidak berada di tempat.
Namun, pada Jumat ini objek wisata tersebut terlihat sudah dibuka lagi untuk umum. Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni belum mau berkomentar banyak terkait persoalan ini. Demikian juga dengan Asisten III Sekdakab Siak, Jamaluddin, tentang keputusan sempat menutup istana ini masih belum ada keterangan.
Alasan mereka adalah masih menunggu arahan dari Bupati Siak, Alfedri. Saat ini, orang nomor satu di Siak tersebut melalukan tugas kerja di Jakarta.
"Pertama, tentu berita ini menjadi berita sedih bagi dunia pariwisata Riau," kata Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Jumat.
Dede mengatakan hal itu terkait peninggalan bersejarah yang bernama lengkap Istana Asserayah Hasyimiah Siak Sri Inderapura, di Kabupaten Siak ditutup pada Kamis (14/11), diduga akibat ada kisruh ahli waris yang datang menuntut haknya dan mengklaim memiliki surat wasiat asli dari kesultanan.
Baca juga: Istana Siak dibuka lagi setelah sempat ditutup pada Kamis (14/11)
Dede mengakui selama ini Istana Siak adalah salah satu destinasi wisata andalan untuk menarik wisatawan berplesir ke Riau. Berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional juga banyak dilaksanakan di daerah Siak dengan Istana Siak sebagai daya tariknya. Salah satu kegiatan bertaraf internasional yang rutin digelar adalah balap sepeda "Tour de Siak" yang menggabungkan pariwisata dengan olahraga balap sepeda.
"Karena event (acara) internasional dan nasional paling banyak di Siak, dibanding Kabupaten lain. Selain menghadiri event, tentu kunjungan ke Istana Siak juga wajib," kata Dede.
Sebelumnya, di Istana Siak sempat heboh karena ditutup dan pada saat bersamaan ada peristiwa pihak mengaku ahli waris menuntut. Salah satunya bernama Tengku Syarifah Nadira yang mengklaim memiliki surat wasiat dari Sultan.
"Ini sudah bertahun-tahun, bulan lalu juga sudah, tapi tak dipedulikan juga. Dulu kami wasiat yang asli memang tak ada, duplikat yang ada, sekarang yang aslinya ada pada kami, kami minta hak kami," katanya.
Baca juga: Tour de Siak tetap dilaksanakan di tengah ancaman kabut asap
Dia mengaku rencananya Kamis kemarin akan ada musyawarah terkait masalah tersebut. Akan tetapi tiba-tiba dibatalkan dengan alasan Bupati Siak, Alfedri sedang tidak berada di tempat.
Namun, pada Jumat ini objek wisata tersebut terlihat sudah dibuka lagi untuk umum. Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni belum mau berkomentar banyak terkait persoalan ini. Demikian juga dengan Asisten III Sekdakab Siak, Jamaluddin, tentang keputusan sempat menutup istana ini masih belum ada keterangan.
Alasan mereka adalah masih menunggu arahan dari Bupati Siak, Alfedri. Saat ini, orang nomor satu di Siak tersebut melalukan tugas kerja di Jakarta.