Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau berencana untuk menggarap potensi destinasi wisata sejarah perjuangan, yang bersifat edukasi dan bisa menarik banyak anak muda untuk mau mempelajari sejarah.
"Kita rencana akan membangun museum sejarah perjuangan rakyat Riau," kata Gubernur Riau, Syamsuar di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan lokasi museum akan berada di Gedung Juang 45 yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman. Pembuatan museum tersebut akan melibatkan Dewan Harian Daerah (DHD) Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Riau.
Baca juga: Mengenali sejarah Busan di Taman Taejongdae
Pelaksana Tugas Dinas Pariwisata Riau, Raja Yoserizal Zen, menambahkan sejarah juga memiliki potensi untuk menarik wisatawan sebagai objek wisata apabila digarap dengan sebaik mungkin. Museum merupakan tempat juga menjadi tempat pembelajaran tentang etnografi dan etimologi sebuah masyarakat.
"Karena bagaimana pun kita tidak bisa tinggalkan museum sebagai destinasi wisata sejarah," kata Yoserizal.
Sejauh ini Pemprov Riau baru memiliki Museum Sang Nila Utama di Kota Pekanbaru. Objek wisata itu juga cukup banyak menarik wisatawan nusantara dan mancanegara.
"Jelang akhir tahun ini sudah puluhan ribu orang mengunjungi museum Sang Nila," katanya.
Pemprov Riau pada tahun ini memang terlihat serius menggarap potensi sejarah perjuangan. Pada peringatan Hari Pahlawan pada 10 November lalu, Pemprov Riau bersama DHD 45 Riau meluncurkan komik Sejarah Perjuangan Rakyat Riau.
Baca juga: PT Timah membangun kawasan heritage baru di Pulau Bangka
Cerita yang ada di komik tersebut rencananya akan dituangkan dalam bentuk diorama atau mural yang akan menghiasi museum perjuangan rakyat Riau.
Sekretaris Umum DHD 45 Riau Rustam Effendi saat peluncuran komik tersebut menjelaskan, pembuatan buku komik tersebut butuh waktu sekitar dua tahun. Komik sejarah tersebut terdiri dari dua jilid yang berisi kejadian sejarah pada masa awal kemerdekaan RI di Riau. Jilid pertama komik tersebut dicetak 500 eksemplar, dan jilid dua dicetak sebanyak 1.000 eksemplar.
Pihaknya menggandeng seniman kartun Sikari (Sindikat Kartunis Riau).
"Komik ini adalah peristiwa kejadian heroik di Riau pada tahun 1942 sampai 1949. Buku ini ada dua jilid. Jilid pertama menggambarkan kejadian heroik tahun 1942 sampai 1946, dan tahun 1947 sampai 1949 di jilid dua," ujarnya.
Baca juga: Mengulik sejarah di kota tambang Sawahlunto Sumbar
Ia menjelaskan pada jilid pertama menceritakan kisah perjuangan melawan penjajah Jepang di Riau, bagaimana proklamasi RI sampai di Riau berupa penaikan bendera Merah Putih untuk pertama kalinya. Komik jilid dua menceritakan kejadian agresi militer Belanda dan pemerintahan darurat RI yang pernah bertempat di Bangkinang, Kabupaten Kampar.
"Sumber sejarah buki ini adalah dari buku sejarah perjuangan Riau yang ditulis profesor, dan wawancara pelaku sejarah seperti Abbas Jamil, Ibnu Abbas, Imron saheman, hingga Hasan Basri," ujarnya.
Ia menambahkan, ada rencana komik tersebut juga akan diterbitkan dalam format digital.
Baca juga: Melirik destinasi wisata sejarah peninggalan Belanda di Kota Langsa
"Kita rencana akan membangun museum sejarah perjuangan rakyat Riau," kata Gubernur Riau, Syamsuar di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan lokasi museum akan berada di Gedung Juang 45 yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman. Pembuatan museum tersebut akan melibatkan Dewan Harian Daerah (DHD) Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Riau.
Baca juga: Mengenali sejarah Busan di Taman Taejongdae
Pelaksana Tugas Dinas Pariwisata Riau, Raja Yoserizal Zen, menambahkan sejarah juga memiliki potensi untuk menarik wisatawan sebagai objek wisata apabila digarap dengan sebaik mungkin. Museum merupakan tempat juga menjadi tempat pembelajaran tentang etnografi dan etimologi sebuah masyarakat.
"Karena bagaimana pun kita tidak bisa tinggalkan museum sebagai destinasi wisata sejarah," kata Yoserizal.
Sejauh ini Pemprov Riau baru memiliki Museum Sang Nila Utama di Kota Pekanbaru. Objek wisata itu juga cukup banyak menarik wisatawan nusantara dan mancanegara.
"Jelang akhir tahun ini sudah puluhan ribu orang mengunjungi museum Sang Nila," katanya.
Pemprov Riau pada tahun ini memang terlihat serius menggarap potensi sejarah perjuangan. Pada peringatan Hari Pahlawan pada 10 November lalu, Pemprov Riau bersama DHD 45 Riau meluncurkan komik Sejarah Perjuangan Rakyat Riau.
Baca juga: PT Timah membangun kawasan heritage baru di Pulau Bangka
Cerita yang ada di komik tersebut rencananya akan dituangkan dalam bentuk diorama atau mural yang akan menghiasi museum perjuangan rakyat Riau.
Sekretaris Umum DHD 45 Riau Rustam Effendi saat peluncuran komik tersebut menjelaskan, pembuatan buku komik tersebut butuh waktu sekitar dua tahun. Komik sejarah tersebut terdiri dari dua jilid yang berisi kejadian sejarah pada masa awal kemerdekaan RI di Riau. Jilid pertama komik tersebut dicetak 500 eksemplar, dan jilid dua dicetak sebanyak 1.000 eksemplar.
Pihaknya menggandeng seniman kartun Sikari (Sindikat Kartunis Riau).
"Komik ini adalah peristiwa kejadian heroik di Riau pada tahun 1942 sampai 1949. Buku ini ada dua jilid. Jilid pertama menggambarkan kejadian heroik tahun 1942 sampai 1946, dan tahun 1947 sampai 1949 di jilid dua," ujarnya.
Baca juga: Mengulik sejarah di kota tambang Sawahlunto Sumbar
Ia menjelaskan pada jilid pertama menceritakan kisah perjuangan melawan penjajah Jepang di Riau, bagaimana proklamasi RI sampai di Riau berupa penaikan bendera Merah Putih untuk pertama kalinya. Komik jilid dua menceritakan kejadian agresi militer Belanda dan pemerintahan darurat RI yang pernah bertempat di Bangkinang, Kabupaten Kampar.
"Sumber sejarah buki ini adalah dari buku sejarah perjuangan Riau yang ditulis profesor, dan wawancara pelaku sejarah seperti Abbas Jamil, Ibnu Abbas, Imron saheman, hingga Hasan Basri," ujarnya.
Ia menambahkan, ada rencana komik tersebut juga akan diterbitkan dalam format digital.
Baca juga: Melirik destinasi wisata sejarah peninggalan Belanda di Kota Langsa