Cianjur (ANTARA) - Tingkat kunjungan wisatawan ke wisata air Waduk Jangari di Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa BaratBaca juga: Pemkab Bogor bersama Perhutani garap pariwasata mengalami penurunan hingga 30 persen diduga akibat minimnya sarana dan prasarana penunjang.
"Sepanjang tahun 2019, angka kunjungan terus menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, tercatat sekitar 20 ribu pengunjung yang datang ke Jangari," kata Wakil Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Cianjur, Hendrawan, Jumat.
Sedangkan tahun sebelumnya angka kunjungan mencapai 35 ribu orang dengan pendapatan diatas Rp150 juta, namun tahun ini seiring menurunnya angka kunjungan membuat pendapatan hanya Rp100 juta dari target Dinas Pariwisata sebesar 400 juta.
Tingkat kunjungan di dominasi wisatawan lokal dan sebagian kecil dari luar kota serta turis asing dari Timur Tengah, namun sejak beberapa tahun terakhir jumlahnya terus menurun.
"Tingkat kunjungan terus mengalami penurunan karena kurangnya fasilitas penunjang untuk wisatawan, termasuk tidak ada arena baru untuk menarik minat pengunjung untuk kembali datang dan ini sudah terjadi sejak puluhan tahun terakhir," katanya.
Baca juga: Kunjungan ke Kebun Raya Cibodas sepanjang tahun capai 619.843
Ia menambahkan, tahun 2020 Disparpora Provinsi Jabar, akan memperbaiki dan menambah sejumlah fasilitas baru di tempat wisata milik pemerintah daerah tersebut dengan harapan dapat mendongkrak angka kunjungan.
"Harapan kami ini bukan hanya sekedar wacana karena kami akan membantu dengan cara sosialisasi pada pedagang terkait akan dilakukan pembenahanan dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang terbarukan," katanya.
Sementara hal yang sama dikeluhkan sebagian besar pedagang di kawasan tersebut, sejak beberapa tahun terakhir, pendapatan mereka terus menurun karena minimnya wisatawan yang datang.
Bahkan tidak sedikit pedagang dan pelaku usaha di kawasan tersebut beralih profesi atau gulung tikar.
"Mungkin sudah hampir setengahnya yang beralih profesi sebagai pedagang di pasar atau menjadi kuli di sawah," katanya.
Baca juga: Jawa Barat siapkan Gedung Sate jadi objek wisata sejarah
Sehingga mereka berharap pembangunan yang akan dilakukan pemerintah daerah atau propinsi dapat dilakukan secepatnya agar tingkat kunjungan kembali meningkat dan roda perekonomian kembali menggeliat.
"Sepanjang tahun 2019, angka kunjungan terus menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, tercatat sekitar 20 ribu pengunjung yang datang ke Jangari," kata Wakil Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Cianjur, Hendrawan, Jumat.
Sedangkan tahun sebelumnya angka kunjungan mencapai 35 ribu orang dengan pendapatan diatas Rp150 juta, namun tahun ini seiring menurunnya angka kunjungan membuat pendapatan hanya Rp100 juta dari target Dinas Pariwisata sebesar 400 juta.
Tingkat kunjungan di dominasi wisatawan lokal dan sebagian kecil dari luar kota serta turis asing dari Timur Tengah, namun sejak beberapa tahun terakhir jumlahnya terus menurun.
"Tingkat kunjungan terus mengalami penurunan karena kurangnya fasilitas penunjang untuk wisatawan, termasuk tidak ada arena baru untuk menarik minat pengunjung untuk kembali datang dan ini sudah terjadi sejak puluhan tahun terakhir," katanya.
Baca juga: Kunjungan ke Kebun Raya Cibodas sepanjang tahun capai 619.843
Ia menambahkan, tahun 2020 Disparpora Provinsi Jabar, akan memperbaiki dan menambah sejumlah fasilitas baru di tempat wisata milik pemerintah daerah tersebut dengan harapan dapat mendongkrak angka kunjungan.
"Harapan kami ini bukan hanya sekedar wacana karena kami akan membantu dengan cara sosialisasi pada pedagang terkait akan dilakukan pembenahanan dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang terbarukan," katanya.
Sementara hal yang sama dikeluhkan sebagian besar pedagang di kawasan tersebut, sejak beberapa tahun terakhir, pendapatan mereka terus menurun karena minimnya wisatawan yang datang.
Bahkan tidak sedikit pedagang dan pelaku usaha di kawasan tersebut beralih profesi atau gulung tikar.
"Mungkin sudah hampir setengahnya yang beralih profesi sebagai pedagang di pasar atau menjadi kuli di sawah," katanya.
Baca juga: Jawa Barat siapkan Gedung Sate jadi objek wisata sejarah
Sehingga mereka berharap pembangunan yang akan dilakukan pemerintah daerah atau propinsi dapat dilakukan secepatnya agar tingkat kunjungan kembali meningkat dan roda perekonomian kembali menggeliat.