Beijing (ANTARA) - Film berjudul "Boundless Love" (Ai Zai Ling Wei Du) berlatar belakang Kota Palembang, Sumatera Selatan, mulai diputar secara serentak di sejumlah gedung bioskop di China pada Selasa.
"Sekitar 98 persen lokasi syuting film tersebut di Indonesia. Selain di Palembang, ada di Bandung, Jakarta, kawasan Jababeka, dan Kepulauan Seribu," kata Nova Tentunata dari Nanyang Bridge Media yang turut memproduseri film tersebut kepada Antara di Beijing, Senin (28/10) malam.
Film garapan sutradara asal China Wang Yimin tersebut menghabiskan biaya produksi di Indonesia hingga Rp4 miliar yang berasal dari China Energy, salah satu BUMN China.
Film bertema romantika remaja itu mengisahkan seorang ekspatriat asal China Chen Chang diperankan Shen Hao yang jatuh hati kepada Nova, gadis kelahiran Palembang berdarah Batak, yang diperankan Putri Ayudya.
Kisah asmara dua remaja berbeda bangsa itu diambil dari kisah nyata yang dalam film itu ada tokoh Hendra yang berasal dari Palembang dan seorang perempuan asal China pada tahun 1965.
Orang tua Nova, terutama sang ibu (Nungki Kusumastuti), tidak menyetujui anak gadisnya itu menjalin hubungan dengan Chen. Dia lebih menginginkan Nova menikah dengan Adi pria berdarah Batak yang lama tinggal di Amerika Serikat.
Namun kuatnya jalinan cinta sepasang kekasih yang terinspirasi oleh catatan harian seorang gadis Tiongkok pada 54 tahun silam itu membuat Chen dan Nova bisa hidup bersama dalam ikatan perkawinan.
"Tentu ada suka dan dukanya dalam penggarapan film ini. Bagaimana mengarahkan artis lokal yang tidak bisa berbahasa Mandarin," kata Wang, sang sutradara, menjawab pertanyaan seorang penonton, dalam pemutaran perdana di Poly Theatre Tian'anmen, Beijing, itu.
Sutradara film Boundless Love Wang Yimin (dua kanan) dan pemeran utama Shen Hao (tiga kiri) dan pendukung lainnya bertemu penggemar usai pemutaran perdana di Poly Theatre Tian'anmen, Beijing, Senin (28/10) malam. (ANTARA/M. Irfan Ilmie)
Demikian pula dengan Shen Hao yang memiliki cerita unik saat pertama berkenalan dengan Putri sebelum memulai pengambilan gambar film itu di Indonesia.
"Ada masakan rendang. Saya tanya daging apa itu. Dijawab sama dia, daging sapi," kata Shen disambut tawa ratusan penonton yang memadati gedung bioskop itu lantaran kata "sapi" dalam bahasa Mandarin sebagai umpatan.
Meskipun demikian, dia mengaku tidak butuh waktu lama untuk bisa menjiwai karakter yang dimainkannya saat menghadapi lawan mainnya, Putri Ayudya, yang dinilainya cepat beradaptasi sebagai seorang perawat yang bisa berbahasa Mandarin karena kesukaannya pada budaya China itu.
"Saya berharap setelah menyaksikan film ini, para penonton akan semakin tertarik untuk mengunjungi Indonesia, terutama Palembang, tempat film ini dibuat," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun saat memberikan sambutan pada pemutaran perdana "Boundless Love" tersebut.
Film Boundless Love yang didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif RI, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung itu akan tayang di sejumlah bioskop di Indonesia pada Februari 2020.
"Sekitar 98 persen lokasi syuting film tersebut di Indonesia. Selain di Palembang, ada di Bandung, Jakarta, kawasan Jababeka, dan Kepulauan Seribu," kata Nova Tentunata dari Nanyang Bridge Media yang turut memproduseri film tersebut kepada Antara di Beijing, Senin (28/10) malam.
Film garapan sutradara asal China Wang Yimin tersebut menghabiskan biaya produksi di Indonesia hingga Rp4 miliar yang berasal dari China Energy, salah satu BUMN China.
Film bertema romantika remaja itu mengisahkan seorang ekspatriat asal China Chen Chang diperankan Shen Hao yang jatuh hati kepada Nova, gadis kelahiran Palembang berdarah Batak, yang diperankan Putri Ayudya.
Kisah asmara dua remaja berbeda bangsa itu diambil dari kisah nyata yang dalam film itu ada tokoh Hendra yang berasal dari Palembang dan seorang perempuan asal China pada tahun 1965.
Orang tua Nova, terutama sang ibu (Nungki Kusumastuti), tidak menyetujui anak gadisnya itu menjalin hubungan dengan Chen. Dia lebih menginginkan Nova menikah dengan Adi pria berdarah Batak yang lama tinggal di Amerika Serikat.
Namun kuatnya jalinan cinta sepasang kekasih yang terinspirasi oleh catatan harian seorang gadis Tiongkok pada 54 tahun silam itu membuat Chen dan Nova bisa hidup bersama dalam ikatan perkawinan.
"Tentu ada suka dan dukanya dalam penggarapan film ini. Bagaimana mengarahkan artis lokal yang tidak bisa berbahasa Mandarin," kata Wang, sang sutradara, menjawab pertanyaan seorang penonton, dalam pemutaran perdana di Poly Theatre Tian'anmen, Beijing, itu.
Demikian pula dengan Shen Hao yang memiliki cerita unik saat pertama berkenalan dengan Putri sebelum memulai pengambilan gambar film itu di Indonesia.
"Ada masakan rendang. Saya tanya daging apa itu. Dijawab sama dia, daging sapi," kata Shen disambut tawa ratusan penonton yang memadati gedung bioskop itu lantaran kata "sapi" dalam bahasa Mandarin sebagai umpatan.
Meskipun demikian, dia mengaku tidak butuh waktu lama untuk bisa menjiwai karakter yang dimainkannya saat menghadapi lawan mainnya, Putri Ayudya, yang dinilainya cepat beradaptasi sebagai seorang perawat yang bisa berbahasa Mandarin karena kesukaannya pada budaya China itu.
"Saya berharap setelah menyaksikan film ini, para penonton akan semakin tertarik untuk mengunjungi Indonesia, terutama Palembang, tempat film ini dibuat," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun saat memberikan sambutan pada pemutaran perdana "Boundless Love" tersebut.
Film Boundless Love yang didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif RI, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung itu akan tayang di sejumlah bioskop di Indonesia pada Februari 2020.