Baghdad/Washington (ANTARA) - Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi diyakini tewas dalam serangan militer oleh militer Amerika Serikat di Suriah, kata beberapa sumber di Suriah, Irak dan Iran, pada Minggu.
Seorang pejabat AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa Baghdadi menjadi sasaran gempuran sepanjang malam. Tapi, pejabat tersebut tidak bisa mengatakan apakah operasi serangan itu berhasil.
Baghdadi diyakini terbunuh selama penyerbuan pada Minggu subuh, menurut seorang komandan faksi militan di Provinsi Idlib, Suriah barat laut.
Menurut sang komandan, penyerbuan itu melibatkan pengerahan sejumlah helikopter dan jet tempur serta diwarnai pertempuran di darat di Desa Barisha, Suriah, di dekat perbatasan Turki.
Dua sumber di kalangan pasukan keamanan Irak dan dua pejabat Iran mengatakan mereka sudah menerima kepastian dari kalangan dalam Suriah bahwa Baghdadi tewas.
"Sumber-sumber kami di kalangan dalam Suriah sudah memastikan kepada tim intelijen Irak yang ditugaskan untuk memburu Baghdadi bahwa dia beserta pengawal pribadinya sudah dibunuh di Idlib setelah tempat persembunyiannya ditemukan ketika ia sedang berusaha membawa keluarganya keluar dari Idlib menuju perbatasan Turki," kata salah satu pejabat Irak itu.
Majalah AS yang pertama kali mengeluarkan kabar itu, Newsweek, mengatakan pihaknya sudah diberi tahu oleh seorang pejabat militer AS --soal penyerbuan-- bahwa Baghdadi sudah tak bernyawa.
Pentagon (Departemen Pertahanan AS) belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi mengatakan upaya intelijen bersama Amerika Serikat telah menghasilkan "operasi sukses", yang tampaknya mengacu pada penyerbuan itu.
Lembaga pemantau perang yang berkedudukan di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan sembilan orang tewas, termasuk dua perempuan dan sedikitnya satu bocah, dalam penyerbuan yang berlangsung selama dua jam. Lembaga itu tidak tahu apakah Baghdadi termasuk di antara mereka yang terbunuh.
AS selama ini menjanjikan imbalan 25 juta dolar AS (sekitar Rp350 miliar) bagi orang-orang yang bisa menangkap Baghdadi.
Baghdadi adalah sosok yang memimpin ISIS sejak 2010, ketika kelompok itu masih menjadi cabang Al Qaida di Irak.
Presiden Amerika Serikata Donald Trump, sementara itu, bersiap-siap memberikan "pernyataan besar" di Gedung Putih.
Trump memberikan isyarat bahwa sesuatu sedang berlangsung ketika ia mencuit tanpa memberikan penjelasan, "Sesuatu yang sangat penting baru terjadi!".
Juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley mengumumkan bahwa Trump akan menyampaikan "pernyataan besar" itu pada Minggu pukul 09.00 waktu setempat (21.00 WIB).
Sumber: Reuters
Seorang pejabat AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa Baghdadi menjadi sasaran gempuran sepanjang malam. Tapi, pejabat tersebut tidak bisa mengatakan apakah operasi serangan itu berhasil.
Baghdadi diyakini terbunuh selama penyerbuan pada Minggu subuh, menurut seorang komandan faksi militan di Provinsi Idlib, Suriah barat laut.
Menurut sang komandan, penyerbuan itu melibatkan pengerahan sejumlah helikopter dan jet tempur serta diwarnai pertempuran di darat di Desa Barisha, Suriah, di dekat perbatasan Turki.
Dua sumber di kalangan pasukan keamanan Irak dan dua pejabat Iran mengatakan mereka sudah menerima kepastian dari kalangan dalam Suriah bahwa Baghdadi tewas.
"Sumber-sumber kami di kalangan dalam Suriah sudah memastikan kepada tim intelijen Irak yang ditugaskan untuk memburu Baghdadi bahwa dia beserta pengawal pribadinya sudah dibunuh di Idlib setelah tempat persembunyiannya ditemukan ketika ia sedang berusaha membawa keluarganya keluar dari Idlib menuju perbatasan Turki," kata salah satu pejabat Irak itu.
Majalah AS yang pertama kali mengeluarkan kabar itu, Newsweek, mengatakan pihaknya sudah diberi tahu oleh seorang pejabat militer AS --soal penyerbuan-- bahwa Baghdadi sudah tak bernyawa.
Pentagon (Departemen Pertahanan AS) belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi mengatakan upaya intelijen bersama Amerika Serikat telah menghasilkan "operasi sukses", yang tampaknya mengacu pada penyerbuan itu.
Lembaga pemantau perang yang berkedudukan di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan sembilan orang tewas, termasuk dua perempuan dan sedikitnya satu bocah, dalam penyerbuan yang berlangsung selama dua jam. Lembaga itu tidak tahu apakah Baghdadi termasuk di antara mereka yang terbunuh.
AS selama ini menjanjikan imbalan 25 juta dolar AS (sekitar Rp350 miliar) bagi orang-orang yang bisa menangkap Baghdadi.
Baghdadi adalah sosok yang memimpin ISIS sejak 2010, ketika kelompok itu masih menjadi cabang Al Qaida di Irak.
Presiden Amerika Serikata Donald Trump, sementara itu, bersiap-siap memberikan "pernyataan besar" di Gedung Putih.
Trump memberikan isyarat bahwa sesuatu sedang berlangsung ketika ia mencuit tanpa memberikan penjelasan, "Sesuatu yang sangat penting baru terjadi!".
Juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley mengumumkan bahwa Trump akan menyampaikan "pernyataan besar" itu pada Minggu pukul 09.00 waktu setempat (21.00 WIB).
Sumber: Reuters