Jambi (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Jambi M Dianto mengatakan 80 (delapan puluh) ton kopi asal Kabupaten Kerinci dan Jangkat Kabupaten Merangin dalam waktu dekat ini akan segera diekspor ke Belgia.
Hal ini dikatakan, M Dianto dalam sesi wawancara usai menyambut kedatangan tamu dari Belgia di VIP Room Bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi, Jumat dimana pihak Kedutaan Besar Belgia yang datang ke Provinsi Jambi adalah Mr Giullaume Gossens, didampingi oleh beberapa orang dari kementerian dan instansi terkait Pemerintah Indonesia.
Sekda juga menyatakan, di bawah tim Belgia ini ada LSM, namanya Rikolto yang selama kurang lebih tiga tahun terakhir ini telah membina petani kopi, terutama dari Kayu Aro Kabupaten Kerinci dan Jangkat Kabupaten Merangin.
Baca juga: Harga kopi anjlok, negara produsen cari solusi mengatasinya
Setelah tiga tahun mereka membina petani kopi di Kayu Aro di Kerinci yang memproduksi Kopi Arabika dan petani di Jangkat yang memproduksi kopi robusta, Alhamdulillan kualitasnya bagus dan pernah ikut perlombaan ternyata dinilai yang terbaik pada saat mengikuti event perlombaan.
Kopi asal Kerinci dan Jangkat itu akhirnya dipromosikan oleh LSM yang bekerjasama dengan Pemerintah Belgia, dan berkat kerjasama tersebut Pemerintah Belgia, didukung oleh Dinas Perkebunan, Dinas Perindag, juga dengan Bank Indonesia, akhirnya mereka datang ke Jambi.
"Nanti malam mereka akan mengekspose dan membawa pembeli langsung dari Belgia ke Provinsi Jambi dan besok mereka berada di Kabupaten Kerinci," katanya.
Baca juga: Kopi Manggarai dan Linton tarik perhatian pada Athens Coffee Festival di Yunani
Selama kunjungan nanti, tim dari Belgia akan mengunjungi tempat-tempat perkebunan kopi dan kebun kayu manis. Mereka akan membeli hasil perkebunan, dan Insyaallah khusus untuk kopi saja tahun ini mereka akan membeli dengan total lebih kurang 80 ton.
"Kalau ini nanti terus terjembatani, mudah-mudahan potensi kopi Jambi yang lebih kurang 300 ton itu, bisa nanti juga kita jual ke buyer dari Eropa dan kalau harga sudah level internasional setingkat Eropa, mudah-mudahan kesejahteraan petani kita akan meningkat," jelasnya.
Sekda mengajak pemerintah kabupaten melalui OPD terkait membina petani untuk menjaga kualitas kopi, misalnya ketika panen warna kopi harus berbuah merah, jangan nanti pada saat warnanya masih hijau atau kuning sudah dipanen karena nanti akan menyebabkan kualitasnya tidak baik, lalu dalam proses penjemurannya petani harus dibina sesuai dengan yang dibuat LSM Rikolto selama tiga tahun lalu.
"Kita pun melalui OPD terkait, terus mengajak mereka untuk berbuat yang terbaik, tidak hanya untuk mereka, tetapi juga untuk Provinsi Jambi,” kata Sekdaprov Jambi, M Dianto.
Baca juga: Gravfarm Indonesia mengekspor kopi senilai satu juta euro ke Slowakia
Pemerintah Jambi juga menyatakan bahwa tahun sebelumnya, ada pembeli dari Provinsi lain, jadi hasil kopi dari Kerinci dan Jangkat dibawa ke provinsi lain, dibawa ke Provinsi Sumatera Utara diekspor melalui Pelabuhan Belawan, dibawa melalui Sumatera Selatan mungkin diekspor dari Pelabuhan Sumatera Selatan.
"Akibatnya data ekspor Provinsi Jambi banyak berkurang padahal banyak mengeluarkan hasil-hasil perkebunan yang diekspor,"katanya.
Dianto menambahkan, kopi yang akan diekspor ke Belgia itu dalam bentuk "green bean", yang sebelumnya sudah dicoba hasil produksinya.
Hal ini dikatakan, M Dianto dalam sesi wawancara usai menyambut kedatangan tamu dari Belgia di VIP Room Bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi, Jumat dimana pihak Kedutaan Besar Belgia yang datang ke Provinsi Jambi adalah Mr Giullaume Gossens, didampingi oleh beberapa orang dari kementerian dan instansi terkait Pemerintah Indonesia.
Sekda juga menyatakan, di bawah tim Belgia ini ada LSM, namanya Rikolto yang selama kurang lebih tiga tahun terakhir ini telah membina petani kopi, terutama dari Kayu Aro Kabupaten Kerinci dan Jangkat Kabupaten Merangin.
Baca juga: Harga kopi anjlok, negara produsen cari solusi mengatasinya
Setelah tiga tahun mereka membina petani kopi di Kayu Aro di Kerinci yang memproduksi Kopi Arabika dan petani di Jangkat yang memproduksi kopi robusta, Alhamdulillan kualitasnya bagus dan pernah ikut perlombaan ternyata dinilai yang terbaik pada saat mengikuti event perlombaan.
Kopi asal Kerinci dan Jangkat itu akhirnya dipromosikan oleh LSM yang bekerjasama dengan Pemerintah Belgia, dan berkat kerjasama tersebut Pemerintah Belgia, didukung oleh Dinas Perkebunan, Dinas Perindag, juga dengan Bank Indonesia, akhirnya mereka datang ke Jambi.
"Nanti malam mereka akan mengekspose dan membawa pembeli langsung dari Belgia ke Provinsi Jambi dan besok mereka berada di Kabupaten Kerinci," katanya.
Baca juga: Kopi Manggarai dan Linton tarik perhatian pada Athens Coffee Festival di Yunani
Selama kunjungan nanti, tim dari Belgia akan mengunjungi tempat-tempat perkebunan kopi dan kebun kayu manis. Mereka akan membeli hasil perkebunan, dan Insyaallah khusus untuk kopi saja tahun ini mereka akan membeli dengan total lebih kurang 80 ton.
"Kalau ini nanti terus terjembatani, mudah-mudahan potensi kopi Jambi yang lebih kurang 300 ton itu, bisa nanti juga kita jual ke buyer dari Eropa dan kalau harga sudah level internasional setingkat Eropa, mudah-mudahan kesejahteraan petani kita akan meningkat," jelasnya.
Sekda mengajak pemerintah kabupaten melalui OPD terkait membina petani untuk menjaga kualitas kopi, misalnya ketika panen warna kopi harus berbuah merah, jangan nanti pada saat warnanya masih hijau atau kuning sudah dipanen karena nanti akan menyebabkan kualitasnya tidak baik, lalu dalam proses penjemurannya petani harus dibina sesuai dengan yang dibuat LSM Rikolto selama tiga tahun lalu.
"Kita pun melalui OPD terkait, terus mengajak mereka untuk berbuat yang terbaik, tidak hanya untuk mereka, tetapi juga untuk Provinsi Jambi,” kata Sekdaprov Jambi, M Dianto.
Baca juga: Gravfarm Indonesia mengekspor kopi senilai satu juta euro ke Slowakia
Pemerintah Jambi juga menyatakan bahwa tahun sebelumnya, ada pembeli dari Provinsi lain, jadi hasil kopi dari Kerinci dan Jangkat dibawa ke provinsi lain, dibawa ke Provinsi Sumatera Utara diekspor melalui Pelabuhan Belawan, dibawa melalui Sumatera Selatan mungkin diekspor dari Pelabuhan Sumatera Selatan.
"Akibatnya data ekspor Provinsi Jambi banyak berkurang padahal banyak mengeluarkan hasil-hasil perkebunan yang diekspor,"katanya.
Dianto menambahkan, kopi yang akan diekspor ke Belgia itu dalam bentuk "green bean", yang sebelumnya sudah dicoba hasil produksinya.