Makassar (ANTARA) - Benteng Rotterdam yang merupakan peninggalan bersejarah pada penjajahan Belanda di Makassar, Sulawesi Selatan, kini menjadi wisata edukatif bagi masyarakat.

"Pengujung di Benteng Rotterdam ini pada setiap akhir pekan rata-rata dia atas 500 orang bahkan bisa mencapai ribuan orang jika ada kegiatan skala besar seperti festival 'lipa sabbe' (Sarung sutera) khas Sulsel," kata salah seorang pemandu wisatawan Madjid di Benteng Rotterdam Makassar, Senin.
Baca juga: Zainal Beta, Pelopor pelukis tanah liat

Benteng Rotterdam yang kedua sisi bangunan kiri dan kanan terdapat museum peninggalan bersejarah itu, kata dia, pelataran kawasan benteng itu selalu dipenuhi dengan kelompok meeting bahasa asing, salah satunya kelompok English Meeting Pioneer yang berdiri sejak tahun 1990-an.

"Kami senang ke Benteng Rotterdam setiap akhir pekan karena bisa mendampingi anak-anak kami ikut kelompok English Meeting untuk tingkat anak-anak," kata salah seorang pengunjung lain Rahlina.

Menurut dia, Benteng Rotterdam pilihan yang paling cocok untuk wisata edukasi karena tempat ini dapat belajar bahasa asing melalui kelompok-bahasa yang memiliki mentor berpengalaman.


Selain itu, juga dapat melihat benda-benda prasejarah dan sejarah yang masih tersimpan dengan baik untuk menjadi bahan pengetahuan dan penelitian.

Sementara itu, salah seorang peserta kelompok English Meeting di Benteng Rotterdam Fadillah mengatakan, daripada menghabiskan waktu bermain dawai di rumah lebih baik mengisi akhir pekan dengan belajar bahasa asing sambil menikmati pemandangan di kawasan benteng peninggalan penjajah .

"Jadi setelah belajar, kita bisa bermain di taman di kawasan benteng dan juga menikmati aneka jajanan baik di kantin maupun dari pedagang keliling di sini," katanya. Suasana pengunjung yang merupakan pelajar peserta kursus bahasa asing,di salah satu kelompok English Meeting Pioneer di kawasan Benteng Rotterdam, Makassar, Minggu (30/09/2019). ANTARA Foto / Suriani Mappong
 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024