Makassar (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sulawesi Selatan (PHRI) Anggiat Sinaga mengatakan Sulawesi Selatan merupakan salah satu dari 10 potensi wisata halal di Indonesia.
"Dari potensi wisata halal ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan sekitar 15 - 30 persen dari sektor perhotelan dan restoran," kata Anggiat di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Dia mengatakan dengan wisata halal itu otomatis juga akan menggairahkan sektor perhotelan dan restoran untuk menghadirkan hotel syariah dan restoran yang dijamin kehalalan menunya.
Apabila itu saling mendukung satu sama lain, lanjut dia, tentu akan menguatkan sektor pariwisata di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan keindahan alam, wisata budaya, dan kulinernya.
Diakui belakangan ini terjadi penurunan tingkat okupansi hotel sekitar 15 - 20 persen. Karena itu, harus digairahkan kembali dengan mendorong kehadiran hotel syariah.
Berkaitan hal tersebut, tantangan wisata halal yang didukung regulasi itu di Sulawesi Selatan harus dihadapi bersama, baik pemerintah, pelaku industri perhotelan/restoran, dan masyarakat setempat.
Khusus tantangan disisi pelaku usaha perhotelan, masih kurang perhotelan berbasis Syariah, fasilitas ruang ibadah di hotel yang terpisah gender, kurangnya pemahaman standarisasi halal beserta hukumnya.
"Termasuk masih kurang hotel dan restoran yang bersertifikat halal, juga uniform karyawan di perhotelan yang belum menggunakan busana muslim," ujarnya.
"Dari potensi wisata halal ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan sekitar 15 - 30 persen dari sektor perhotelan dan restoran," kata Anggiat di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Dia mengatakan dengan wisata halal itu otomatis juga akan menggairahkan sektor perhotelan dan restoran untuk menghadirkan hotel syariah dan restoran yang dijamin kehalalan menunya.
Apabila itu saling mendukung satu sama lain, lanjut dia, tentu akan menguatkan sektor pariwisata di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan keindahan alam, wisata budaya, dan kulinernya.
Diakui belakangan ini terjadi penurunan tingkat okupansi hotel sekitar 15 - 20 persen. Karena itu, harus digairahkan kembali dengan mendorong kehadiran hotel syariah.
Berkaitan hal tersebut, tantangan wisata halal yang didukung regulasi itu di Sulawesi Selatan harus dihadapi bersama, baik pemerintah, pelaku industri perhotelan/restoran, dan masyarakat setempat.
Khusus tantangan disisi pelaku usaha perhotelan, masih kurang perhotelan berbasis Syariah, fasilitas ruang ibadah di hotel yang terpisah gender, kurangnya pemahaman standarisasi halal beserta hukumnya.
"Termasuk masih kurang hotel dan restoran yang bersertifikat halal, juga uniform karyawan di perhotelan yang belum menggunakan busana muslim," ujarnya.