Sleman (ANTARA) - Sebanyak 1.000 peserta mengikuti event sportourism Jalajah Wisata Lereng Merapi di Desa Wisata Tunggul Arum, Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
Jelajah wisata yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tersebut mengangkat tema 'Ngadem Sik", yang dimaksudkan untuk meningkatkan gairah pariwisata di Kabupaten Sleman.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun berkesempatan melepas peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari masyarakat umum, pelajar, mahasiswa serta komunitas pecinta alam baik dari dalam atau luar DIY.
Jalan kaki dimulai dari Bumi Perkemahan Lembah Merapi ditandai dengan pengibasan bendera oleh Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, pada pukul 07.00 WIB pagi, kemudian finish di tempat yang sama pada pukul 09.30 WIB.
Seluruh peserta berjalan dengan menempuh jarak kurang lebih delapan kilometer dengan durasi selama 2,5 jam.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan bahwa kegiatan yang rutin dilaksanakan Pemkab Sleman ini merupakan upaya mendekatkan pengunjung dengan berbagai pesona objek wisata Sleman.
"Lokasi yang dipilih dalam kegiatan ini merupakan lokasi yang tepat karena peserta akan disuguhi pemandangan lereng Merapi yang asri, sejuk, serta kehidupan tradisional masyarakat Jawa yang menarik bagi wisatawan," katanya.
Ia mengatakan, selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat menggugah dan menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap alam dan lingkungan.
"Kegiatan jelajah wisata ini juga tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai sarana refreshing atau menyegarkan pikiran saja, akan tetapi juga sebagai sarana berolahraga," katanya.
Menurut dia, banyak orang beranggapan bahwa berjalan kaki hanyalah aktivitas yang membakar kalori tubuh dan bisa menurunkan berat badan.
"Padahal, masih banyak manfaat lain dari berjalan kaki. Berjalan kaki 30 menit dalam sehari dapat mengurangi metabolic syndrome yaitu, salah satu penyebab tingginya risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke," kata Wabup Sleman yang juga mengantongi magister kesehatan ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih menyebutkan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk mempromosikan Desa Wisata Desa Wisata Tunggul Arum, Bumi Perkemahan Lembah Merapi dan lereng Merapi sebelah selatan. Sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut dan dapat meningkatkan perekonomian warganya.
"Lebih jauh lagi diharapkan kegiatan inidapat meningkatkan kesadaran, kepedulian dan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan alam sekitar," katanya.
Pada kegiatan ini peserta berjalan menempuh rute dengan melewati sebanyak lima pos. Sebelum sampai ke pos 1 di lapangan Merti Bumi, peserta diajak menyusuri napak tilas Kapten Haryadi. Pos 2 berada di pertigaan Ngepal, lalu pos 3 berada di Tegong Tunggulawas. Pos 4 di Jembatan Bambu dan terakhir pos 5 di Bungker lalu finish.
Di setiap pos peserta jelajah wisata ini diwajibkan meminta cap atau stempel kepada panitia. Selain itu peserta juga diimbau untuk menjaga kebersihan dari berbagai sampah sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian alam.
Peserta Jelajah Wisata 2019 saat menyusuri kawasan lereng Merapi (Foto Dok Humas Sleman)
Jelajah wisata yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tersebut mengangkat tema 'Ngadem Sik", yang dimaksudkan untuk meningkatkan gairah pariwisata di Kabupaten Sleman.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun berkesempatan melepas peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari masyarakat umum, pelajar, mahasiswa serta komunitas pecinta alam baik dari dalam atau luar DIY.
Jalan kaki dimulai dari Bumi Perkemahan Lembah Merapi ditandai dengan pengibasan bendera oleh Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, pada pukul 07.00 WIB pagi, kemudian finish di tempat yang sama pada pukul 09.30 WIB.
Seluruh peserta berjalan dengan menempuh jarak kurang lebih delapan kilometer dengan durasi selama 2,5 jam.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan bahwa kegiatan yang rutin dilaksanakan Pemkab Sleman ini merupakan upaya mendekatkan pengunjung dengan berbagai pesona objek wisata Sleman.
"Lokasi yang dipilih dalam kegiatan ini merupakan lokasi yang tepat karena peserta akan disuguhi pemandangan lereng Merapi yang asri, sejuk, serta kehidupan tradisional masyarakat Jawa yang menarik bagi wisatawan," katanya.
Ia mengatakan, selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat menggugah dan menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap alam dan lingkungan.
"Kegiatan jelajah wisata ini juga tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai sarana refreshing atau menyegarkan pikiran saja, akan tetapi juga sebagai sarana berolahraga," katanya.
Menurut dia, banyak orang beranggapan bahwa berjalan kaki hanyalah aktivitas yang membakar kalori tubuh dan bisa menurunkan berat badan.
"Padahal, masih banyak manfaat lain dari berjalan kaki. Berjalan kaki 30 menit dalam sehari dapat mengurangi metabolic syndrome yaitu, salah satu penyebab tingginya risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke," kata Wabup Sleman yang juga mengantongi magister kesehatan ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih menyebutkan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk mempromosikan Desa Wisata Desa Wisata Tunggul Arum, Bumi Perkemahan Lembah Merapi dan lereng Merapi sebelah selatan. Sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut dan dapat meningkatkan perekonomian warganya.
"Lebih jauh lagi diharapkan kegiatan inidapat meningkatkan kesadaran, kepedulian dan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan alam sekitar," katanya.
Pada kegiatan ini peserta berjalan menempuh rute dengan melewati sebanyak lima pos. Sebelum sampai ke pos 1 di lapangan Merti Bumi, peserta diajak menyusuri napak tilas Kapten Haryadi. Pos 2 berada di pertigaan Ngepal, lalu pos 3 berada di Tegong Tunggulawas. Pos 4 di Jembatan Bambu dan terakhir pos 5 di Bungker lalu finish.
Di setiap pos peserta jelajah wisata ini diwajibkan meminta cap atau stempel kepada panitia. Selain itu peserta juga diimbau untuk menjaga kebersihan dari berbagai sampah sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian alam.